Sokrates

Dari Wikikutip bahasa Indonesia, koleksi kutipan bebas.
Patung wajah Sokrates

Sokrates adalah filsuf Yunani pada abad ke-5 SM.

Tentang pengetahuan[sunting]

Tentang kebahagiaan[sunting]

  • "Kenikmatan, kemewahan––hal-hal ini kau sebut kebahagiaan, tapi kurasa tidak mengharapkan apa pun adalah kebahagiaan Tuhan, dan saat kau berharap hanya punya hal kecil, kau membuat dirimu dekat dengan keilahian dan kebahagiaan tingkat tinggi ini."

Tentang nilai moral[sunting]

  • "Sarana paling sederhana, cepat, dan pasti supaya dikenal sebagai orang bernilai moral tinggi adalah mengupayakan sendiri supaya kau bisa benar-benar memiliki nilai moral tinggi. Periksa setiap nilai moral tinggi maka kau akan melihat bahwa semuanya bisa dicapai dengan ikhtiar dan latihan."

Tentang orang jahat[sunting]

Komentar tentang dirinya[sunting]

  • "Saat Sokrates ditanyai dari mana asalnya, ia berkata ia adalah warga negara dunia. Ia menilai dirinya sebagai warga negara semesta."
  • "Sokrates tidak punya kelemahan yang dimiliki oleh banyak cendekiawan: hasrat untuk mengetahui segala sesuatu yang mungkin, mempelajari awal mula dan penjelasan akan segala sesuatu––apa yang Sophist sebut "sifat segala sesuatu"––dan menguak awal mula raga surgawi. Sokrates berkata, "Benarkah orang begitu peduli dengan hal-hal duniawi ini? Orang salah berpikir bahwa mereka harus mengetahui segala sesuatu. Mereka mengira bisa meremehkan bidang pengetahuan yang paling penting dan perlu dilakukan, serta memasuki misteri yang bukan merupakan milik kita."
  • "Sokrates mengira kebodohan tak bisa selaras dengan kebijaksanaan, tapi ia tak pernah berkata bahwa ketidaktahuan adalah kebodohan."
  • "Sokrates berkata kepada murid-muridnya bahwa dalam sistem pendidikan yang bagus, ada batasan tertentu yang tidak bisa dilanggar. Di geometri, katanya, cukuplah mengetahu cara mengukur tanah saat kau ingin menjual atau membelinya, atau cara membagi warisan, atau membagi pekerjaan di antara pekerja. Ia tidak suka terlalu banyak pengetahuan canggih, walaupun ia mengetahui semuanya. Menurutnya, pengetahuan canggih membutuhkan upaya ekstra yang merenggut waktu murid dari tujuan manusia yang paling dasar serta penting: kesempurnaan moral."
  • "Pada inti setiap agama terletak kebenaran sederhana yang menyatukan. Walaupun orang Persia mengenakan tavoid, orang Yahudi mengenakan topi, orang Kristen membuat tanda salib, Muslim mempunyai lambang bulan sabit, kita harus ingat bahwa semua itu hanyalah pelambang luar. Inti umum dari semua agama adalah kasih terhadap sesama, dan inilah yang diminta oleh Manuf, Zoroaster, Buddha, Soktrates, Yesus, Santo Paulus, serta Muhammad."

Tentang makan[sunting]

  • "Kita hidup bukan untuk makan, kita makan untuk hidup."
    • Dikutip dari: Yudowidoko, Didik Wahadi. (2004)  Primakata Mutiara Cerdik Cendikia. Disunting oleh Din Muhyidin. Jakarta: Penerbit Abdi Pertiwi. Halaman 131.

Pranala luar[sunting]

Wikipedia memiliki artikel ensiklopedia mengenai:
Tokoh
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Commons
Commons
Wikimedia Commons memiliki media terkait mengenai: