Tere Liye

Dari Wikikutip bahasa Indonesia, koleksi kutipan bebas.

Tere Liye merupakan penulis Indonesia yang sudah menerbitkan beberapa novel seperti Tentang Kamu, Rindu, Negeri di Ujung Tanduk, Negeri Para Bedebah, Hujan, Matahari, Bumi, Bulan, Bintang, dan lain-lain.

Kutipan[sunting]

  • Daun yang jatuh tak pernak membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya. (dalam buku Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin)
  • Hanya orang-orang dengan hati damailah yang boleh menerima kejadian buruk dengan lega. (dalam buku Rembulan Tenggelam Di Wajahmu)
  • Sungguh tidak ada mawar yang tumbuh di tegarnya karang. (dalam buku Sunset Bersama Rosie)
  • Bagaimanapun keadaan kita, mau sedih, bahagia, waktu tidak pernah berhenti menunggu. Waktu tetap berjalan. (dalam buku Rindu)
  • Aku harus segera menyibukkan diri. Membunuh dengan tega setiap kali kerinduan itu muncul. Berat sekali melakukannya, karena itu berarti aku harus menikam hatiku setiap detik. ( dalam buku Sunset Bersama Rosie)
  • Cinta adalah perbuatan. Kata-kata dan tulisan indah adalah omong kosong. (dalam buku Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah)
  • Cinta selalu saja misterius. Jangan diburu-buru, atau kau akan merusak jalan ceritanya sendiri. (dalam buku Sepucuk Angpau Merah)
  • Begitulah kehidupan, Ada yang kita tahu, ada pula yang tidak kita tahu. Yakinlah, dengan ketidaktahuan itu bukan berarti Tuhan berbuat jahat kepada kita. Mungkin saja Tuhan sengaja melindungi kita dari tahu itu sendiri. (dalam buku Rembulan Tenggelam di Wajahmu)
  • Masa lalu selamanya tidak akan pernah menang karena ia selalu ada di belakang. (dalam buku Kisah Sang Penandai)
  • Jika kita memilih tidak peduli, lebih sibuk dengan urusan masing-masing, nasib negeri ini persis seperti sekeranjang telur di ujung tanduk, hanya soal waktu akan pecah berantakan. (dalam buku Negeri di Ujung Tanduk)
  • Pecinta sejati tidak akan pernah menyerah sebelum kematian itu sendiri datang menjemput dirinya.(dalam buku Kisah Sang Penandai)
  • Hati manusia persis seperti lautan, penuh misteri. Kita tidak pernah tahu kejadian menyakitkan apa yang telah dilewati seseorang.(dalam buku Tentang Kamu)
  • Hidup ini adalah petualangan. semua orang memiliki petualangannya masing-masing, maka jadilah seorang petualang yang melakukan hal terbaik.(dalam buku Matahari)
  • Sepanjang kita mau melihatnya, maka kita selalu bisa menyaksikan masih ada hal indah di hari paling buruk sekalipun.(dalam buku Pulang)
  • Berhenti lari dari kenyataan hidupmu. Berhenti cemas atas penilaian orang lain, dan mulailah berbuat baik sebanyak mungkin.(dalam buku Rindu)
  • Kau tahu, Nak, sepotong intan terbaik dihasilkan dari dua hal, yaitu, suhu dan tekanan yang tinggi di perut bumi. Semakin tinggi suhu yang diterimanya, semakin tinggi tekanan yang diperolehnya, maka jika dia bisa bertahan, tidak hancur, dia justru berubah menjadi intan yang berkilau tiada tara. Keras. Kokoh. Mahal harganya.(dalam buku Negeri di Ujung Tanduk)
  • Akan selalu ada hari-hari menyakitkan dan kita tidak tahu kapan hari itu menghantam kita. Tapi akan selalu ada hari-hari berikutnya, memulai bab yang baru bersama matahari terbit.(dalam buku Pulang)

Pranala luar[sunting]

Wikipedia memiliki artikel ensiklopedia mengenai:

Artikel ini merupakan tulisan rintisan. Anda dapat turut serta mengembangkannya menjadi artikel yang utuh.