Ridwan Kamil

Dari Wikikutip bahasa Indonesia, koleksi kutipan bebas.


Visi IKN dan Transformasi Jakarta[sunting]

Pembanguna IKN masih menjadi perbincangan di Masyarakat, di mana tidak semua orang paham bahwa pembangunan IKN itu sangat penting dan sudah masuk rencana dari zaman Colonial. Media Center Indonesia Maju mengadakan diskusi "Strategi Keberlanjutan: Visi IKN dan Transformasi Jakarta, dengan menghadirkan Narasumber Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat 2018-2023

Pemirsa yang sedang menyimak
Saya baru pulang dari IKN
progresnya sesuai on track

Saya akan mulai dulu dari yang sering pertanyaan wara-wiri di media sosial, ya
karena kan, mohon maaf, suka dijadikan bahan perdebatan
yang kadang-kadang dasarnya tidak valid
hanya dasar suka-tidak suka
gitu itu enggak ilmiah

Pertama begini, IKN itu sangat penting, ya
itu harga diri sebuah bangsa
Masa ada bangsa tidak punya ibu kota negara kan?
pasti punya
Problemnya adalah ada ibu kota negara yang tidak disengaja
oleh peristiwa sejarah
ada ibu kota negara yang disengaja, didesain dari nol
kira-kira gitu
Nah, sampai hari ini, kita ini masuk golongan
negara yang punya ibukotanya tidak disengaja
karena peristiwa sejarah, itu
Makanya karena tidak disengaja
tidak didesain,
[tidak] disiapkan [secara] proper
untuk menjadi sebuah ibu kota dengan segala instrumennya, ya
itulah Jakarta kita hari ini

Kalau kita lihat sejarah Jakarta
(dulu namanya tuh Sunda Kelapa, ya)
bagian dari Sunda Empire dulu, ya, Kerajaan Pajajaran, ya
(ini saya belajar sejarah dulu)
Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Pakuan itu ibukotanya di Bogor
pelabuhannya di Sunda Kelapa, oke
banyak pohon kelapanya
Jadi, Sudirman-Thamrin yang menjulang-menjulang ya dulunya kebun
kira-kira gitu
Jadi kalau dibilang, 'Oh, [ibu kota Indonesia di]pindah ke hutan'
Ya, semua [ibukota] peradaban juga dulunya hutan
dulunya kebun, dulunya belantara
enggak ada yang langsung menjulang-julangnya

Nah, setelah Sunda Kelapa
kemudian itu direbut oleh Demak menjadi Jayakarta
Nah, perebutan Sunda Kelapa
yang dulu kongsian Kerajaan Sunda dan Portugis itu direbut oleh Demak Cirebon jadilah Jayakarta
itulah jadi hari lahir Kota Jakarta, oke

Kemudian datang lagi Belanda me[ng]ubah lagi
[Ses]udah namanya Sunda Kelapa, Jayakarta
[sekarang] jadi Batavia
kemudian Batavia jadi Betawi, kan
Nah, Batavia ini sebenarnya suku Eropa, ya
di Belanda
jadi Batavia itu, Betawi itu, sebenarnya ujungnya nama di sana
Kemudian akhirnya menjadi Jakarta, oke

Nah, waktu pemerintahan kolonial Belanda itu sudah memutuskan
pemerintah kolonial Belanda pun butuh IKN, oke
Maka tahun [19]20-an disiapkan rencana IKN
jadi IKN itu udah dari zaman kolonialnya juga
Di mana? Di Bandung
jadi Bandung itu IKN
tapi kan takdir sejarahnya, Alhamdulillah, tidak, ya
karena kita merdeka
[Bandung itu dulu akan dijadikan] IKN

Jadi kalau tidak ada perubahan dulu IKN-nya Hindia Timur ini adalah kota Bandung
keburu dipindahin militer[nya] ke Bandung Cimahi, gitu kan
(saya ngedongeng dulu lah, ya, biar paham
bahwa dulu ada IKN, poin saya gitu)
dipindahin Kementerian Perhubungan
makanya kantor KAI pusatnya di Bandung
dipindahin SDM makanya ada gedung geologi, Museum Geologi, gitu kan
[Maka] dideklarasikanlah Bandung IKN tahun [19]42
eh, keburu Jepang datang
bubarlah rencana IKN, gitu ya

Nah, singkat cerita karena Jepang datang
kita Proklamasi 17 Agustus, kan gitu ya
Jakarta menjadi pusat, enggak sengaja
karena proklamasinya di Jakarta
tahun 50-an Undang-Undang DKI ibukota lahir
meminta ke Jawa Barat
(karena dulu Jakarta itu bagian dari Jawa Barat, maaf ya)
diminta sebuah kotanya namanya Jakarta untuk jadi daerah khusus ibu kota
kita orang Jawa Barat kan orangnya baik-baik kayak saya
jadi merelakan salah satu kotanya menjadi DKI
jadilah DKI yang kita kenal hari ini, gitu

Nah, IKN versi Indonesia bukan oleh Pak Jokowi
dari awal sudah oleh Bung Karno, betul?
IKN-nya Bung Karno adalah di Palangkaraya
Jadi kalau ada yang bilang ini mengkelir[u]kan di netizen ya
'Oh, ini keinginan Pak Jokowi,' enggak
IKN itu dari zaman Bung Karno sudah dikaji
pilihannya Palangka Raya, kan
karena situasi belum memungkinkan, [maka] enggak jadi

Zaman Pak Harto diubah lagi
(IKN-nya ada zaman Pak Harto, jangan lupa loh)
IKN-nya di Jonggol, ya
ramailah calo-calo tanah, ramai di Jonggol
eh, enggak jadi
Wah, sekarang jadi rugi besar
paham ya

Ini menjawab 'IKN Ini keinginan Pak Jokowi', bukan
IKN ini keinginan bangsa-negara [Indonesia]
dari zaman Soekarno
dari zaman Soeharto
Nah, kebetulan di zaman Pak Jokowilah momentumnya ada
kira-kira begitu ya
dipilihlah yang di tengah-tengah [Indonesia]
yang namanya [Kabupaten] Penajam Pasir Utara [PPU]
Kenapa enggak di Palangka Raya?
Palangka Raya itu di tengah [Kalimantan]
ini butuh agak ke laut dikit, ya
(di tengah [Indonesia] tapi ada lautnya)
makanya dipilihnya PPU itu yang dekat Balikpapan, ya

Jadi ini menjawab bahwa IKN ini sudah ada dari dulu
dari zaman kolonial
dari zaman Orde Lama
dari zaman Orde Baru
hanya tereksekusi di zaman Pak Jokowi
itu [poin nomor] satu

Berikutnya
Nah, kalau IKN ini pindah sebenarnya membantu Jakarta
apa problem Jakarta hari ini?
kemacetan, polusi, betul? ketimpangan, dan lain sebagainya
poinnya, bukan kita meninggalkan masalah, dengan katanya
'Pindah ke IKN sama dengan meninggal[kan]..., apa, ...
masalah kok ditinggal, bukan diselesaikan?', gitu kan

Apa pun yang mengurangi beban Jakarta, itu [adalah sebuah] solusi
dengan pindah ke IKN memang tidak menyelesaikan 100%
tapi sudah ..., ibarat ya,
kalau kita nahan beban nih pakai tas ransel, gitu kan
ini kilogram berat beban kita sudah berkurang, dengan konsep IKN
walaupun beban beratnya masih ada
Apa solusinya supaya tidak polusi, tidak macet?
kalau saya, ya, ngusulin work from home itu dipermanenkan
untuk industri-industri tertentu
jangan pas COVID kita bisa work from anywhere, [work] from home
paska-COVID balik lagi, ya, 9 to 5 di corporate
menurut saya enggak begitu

Mohon maaf, ya
waktu saya gubernur [Jawa Barat]
provinsi yang pertama membolehkan work from anywhere ke PNS
secara resmi, legal, itu Jawa Barat
konsepnya 4-1, empat [hari] kerja [di kantor], satu [hari kerja] di anywhere
3-2, tiga [hari] kerja [di kantor], dua [hari kerja] di anywhere, gitu ya, dan seterusnya
jadi kita ini harus berubah

Nah, jadi beban Jakarta akan berkurang, ya
bayangkan kalau [ibu kota] sudah pindah
itu gedung-gedung kementerian [akan] [di]apa[kan]?
jadi sebuah gagasan besar, Jakartanya
bisa aja dibongkar, dijadiin RTH
Wah, RTH termahal, tuh
bisa
karena ada 163 triliun aset pemerintah pusat di Jakarta
yang bisa dimanfaatkan secara teknis 300 triliunan, mayoritas di Monas
bayangkan di Monas tiba-tiba jadi pedestrianisasi, gitu ya
gedung-gedung Kementerian tiba-tiba ada yang jadi RTH
jadi museum, ada [yang] jadi ...
itu, ngurangin beban banyak sekali

Nah, jadi,
Jakarta, poin saya, akan mendapat banyak benefit
dengan pengurangan beban pindahnya IKN
dan juga paska-aset-aset itu nanti dikonversi jadi kemaslahatan

Berikutnya
IKN ini pusat pemerintahan atau kota?
kalau pusat pemerintahan itu cuma kumpulan kantor-kantor pemerintah, oke
itu namanya Putrajaya di Malaysia, gitu
IKN ini harus jadi kota
pusat pemerintahannya ada, orang-orang non-PNS-nya mendominasi
itu namanya Washington DC,
the best capital in the world yang didesain dari nol adalah Washington DC
sisanya rata-rata gagal
kegedean, kekurangan orang
di Australia itu Canberra, orangnya dikit
pada magrib udah agak sepi, gitu
saya bilang gak boleh kita IKN kayak begitu
IKN kita harus tetap ramai, ya

Oleh karena itu IKN didesain menjadi kota
syarat menjadi kota [adalah] fungsinya campuran
bukan kumpulan kantor
[melainkan] kumpulan segala rupa, ya
sebenarnya kota kan [kumpulan] segala rupa
Stadion nanti ada
mall-nya apalagi
kesehatan, pendidikan
Lalu, saya kemarin ngusulin [ada] kayak [Taman Impian] Jaya Ancolnya
[ada] kayak Universal Studio
pokoknya hiburan
apa punlah ya

Nah, berikutnya
IKN harus ada batas yang memadai, ya
saya bilang jangan kegedean
maka IKN itu segede Kota Bandung lahannya
sebelumnya ngapain gede-gedean, cukup ya
didesain untuk mungkin 2 sampai 3 juta penduduk saja, ya

Nah, 'Pak, tapi kan IKN-nya menghabiskan hutan Kalimantan'
ini pertanyaan internasional, kan?
saya juga dulu begitu nyangkanya
ternyata tidak
itu hutan, hutan kebun
karena yang ditanam hanya eukaliptus
yang tiap 6-7 tahun ditebang seluruh kawasannya
kemudian kayunya diambil, dijadiin kertas,
dijadiin tisu, dijadiin produk-produk kertas, kan
[lalu] tanam lagi dari nol, tumbuh lagi tiap 6 tahun, panen lagi
Jadi, itu bukan hutan lindung
bukan hutan yang keragaman
itu monokultur
monokultur tuh cuman satu jenis, gitu ya

Nah, oleh Pak Jokowi dan tim, [IKN] akan dihutankan dalam arti sebenarnya
yaitu tanamannya tidak satu [jenis]
eukaliptusnya boleh, tapi kan pohon trembesi [ada]
pohon yang bikin burung datang [ada]
bikin monyet datang itu lagi ditumbuh-tumbuhkan, ya
Nah, jadi komitmen menghutankan kembali
hutan komersial, hutan kebun produksi ini, itu serius, ya
15 juta pohon aneh-aneh, [pohon] tropis, akan ditanam di IKN
Jadi bayangkan kalau itu berhasil
5-10 tahun lagi itu wajah hutannya itu enggak homogen lagi
udah kayak hutan tropis, ya
segala [jenis pohon] ada
dan kita harapkan kalau ke sana
kalau [sekarang] ke sana enggak ada faunanya
karena dia kebun, monokultur
Suatu hari [nanti] saya ingin lihat ada macam-macam [hewan]

Jadi itu menjawab pertanyaan 'hutan apa yang dibabat?'
enggak juga, itu dulunya memang perkebunan eukaliptus
pohon untuk bikin tisu itu, ya
Nah, itu dulu, ya
menjawab isu masalah ini

Nah, kemudian, berikutnya
IKN ini harus kelas dunia
Ciri kelas dunia artinya harus terbaik dalam semua hal
Kita bagi tiga: [green, smart, livable]
[pertama,] terbaik sebagai Green City, ya
definisi Green itu bukan hanya pohonnya banyak, ya
Green itu juga dalam sistem teknologinya
Jadi selain kawasannya hijau
lingkungan RT/RW-nya hijau
si bangunannya juga hijau
kaca-kacanya ada balkon buat nanam tanaman
atapnya rooftop ada kebun, kan, gitu ya
digital
dan kendaraannya wajib kendaraan listrik
kurang Green apa coba?
Jadi Anda-Anda tahun depan kalau mau ke IKN
kalau masih pakai mobil bensin nanti diberhentikan di pintu tol
Anda harus geser antara naik taksi listrik atau naik bis listrik
atau memang Anda dari awal sudah pakai mobil listrik
sehingga zero emission diharapkan terjadi di sana, ya

Jadi yang pertama itu Green, ya
Green dalam artian terlihat hijau dan juga as a system
kan sudah kelas dunia, kalau begitu
di mana di dunia yang kecuali di Tiongkok ya
[Di] Tiongkok itu ada satu kotanya yang mobil listriknya itu populasinya 80%
Jadi kalau di kotanya tuh enggak kedengaran [suara mobil]
eh, ternyata mobil banyak, tapi enggak ada suara, karena mobil listrik
itu satu
[Nomor] satu [adalah] Green

Kedua yang kita jaga adalah Smart digitalnya, oke
maka di sana, ya, kantor-kantor itu nanti layoutnya enggak kayak kantor-kantor
lebih kayak google-googlean
bisa flexible space, gitu ya
jadi anak-anak PNS-nya, orang swastanya juga begitu
wi-fi, kerja
karena kita berubah, kan, kelas dunia, ya

Nah yang ketiganya setelah green [city], smart [city], ya
tentunya yang kita cari juga adalah faktor dari sisi inovasi arsitekturnya
jadi arsitektur di sana harus yang terbaik, terkeren
enggak boleh kalah sama Dubai
enggak boleh kalah dengan, apa, negara-negara yang sekarang rata-rata di Timur Tengah
Jadi bahasanya itu, ya
Europe is the past
America is the present
Asia is the future
itu mantranya, gitu Mbak
Jadi kalau mau wisata masa lalu, kan, kita ke Eropa, betul?
ke Venesia, ke Paris, gitu
masa lalu
kalau masa kini Amerika, lah,
[ke] New York, atau apa [gitu]
masa depan, tuh, ya, Dubai yang segala rupa

Nah, tapi semua yang saya sebutkan itu tidak memiliki tiga hal
Nah, IKN itu pingin tiga hal
kita sebut Dubai, ya
Dubai kan keren-keren, tapi kan enggak hijau, betul?
Nah, jadi inovatif [city]...
Nah, semua itu dalam bungkus namanya livable
jadi saya bilang ke Pak Jokowi
'Pak kita harus memastikan kota ini livable'
'Apa cirinya, Pak Ridwan?'
cirinya [ada banyak] orang jalan kaki
kalau ada kota kita desain dari nol tidak ada [orang banyak] jalan kaki, kita gagal
kenapa?
[karena] ciri kota yang baik orangnya jalan kaki
naik mobil, naik sepeda, naik motor, naik bus itu kalau sudah tidak bisa jalan kaki
selama masih bisa jalan kaki itu kota terbaik dari sisi kemanusiaan
jadi nanti ngukurnya gitu aja

Kalau nanti kamu 10 tahun 15 tahun 20 tahun lagi
kamu yang Gen-Z, kamu ya, Sultan [Rivandi], ya, ke IKN
Oh, hijau, benar kata Pak Ridwan
keren, gitu kan
Oh, canggih, pesan-pesan apa-apa
Oh, ternyata orang banyak jalan kaki
jangan sebaliknya
udah enggak Hijau
udah enggak smart, gitu ya
udah enggak walkable
bangunannya B aja
harga diri kita enggak ada

Nah, itulah janji IKN kepada bangsa ini
menjadikan IKN sebagai kota terbaik [di] dunia, ya
menyelesaikan janji sejarah
yang dulu dijanjikan oleh Bung Karno
dijanjikan oleh Pak Harto
tidak selesai
dituntaskan di zaman Pak Jokowi
dan jangan berharap IKN beres dalam 5 tahun
Washington DC itu butuh 50 sampai 100 tahun untuk ...
to become the real city, ya
jadi jangan ..., hidup jangan berharap instan, itu poin saya

tapi tahun depan bulan Agustus saat proklamasi kemerdekaan dirayakan di 2024
itu kantor pemerintahannya sudah semua [pindah]
polisi udah pindah
TNI udah pindah
kementerian udah pindah
semua udah pindah, ya
Makanya sekarang ngebut apartemen-apartemen
agar PNS sebagai rombongan pertama bisa tinggal dengan nyaman

Terakhir dari saya tentang investasi
'Mana, kok enggak ada progresnya IKN?'
Hei, 40 triliun sudah berproses jadi barang [per] hari ini, ya
oleh hampir puluhan ground breaking
Rumah sakit aja yang lagi dibangun empat, coba, ya
hotel bintang 5 sudah
hotel bintang 4 sudah
superblock sudah, ya
sekolah [sudah], JIS, di sana jadi NIS, ya
Nusantara International School, misalkan, sedang berproses
semua sedang berproses, ya
Jadi dalam hitungan setahun ke depan
sudah banyak sekali, sudah bisa layak ditinggali, gitu

Nah, gelombang duanya barulah investor asing memulai ground breakingnya
karena orang asing sederhana, ya
lokal dulu buktikan, kira-kira gitu ya
jadi memang sudah ada investor-investor asing
tapi belum memulai ground breakingnya
Maka urutannya adalah, [pertama] ground breaking si 40-an proyek lokal
dan saya senang melihatnya kemarin
kebanyakan kan memang dari Jakarta, ya
tapi dari developer Balikpapan juga ada
ada dua proyek kemarin ground breaking pengusaha lokal
artinya semua dapat benefit

'Enggak memberi manfaat ekonomi'
Kata siapa?
Pertumbuhan ekonomi PDRB Kalimantan Timur naik tiga kali lipat, oke
Coba kalau tidak di Kalimantan, enggak mungkin Kaltim PDRB-nya naik tiga kali lipat, kan
[Setelah] disuntikan IKN, menggeliat semua
Silakan datang ke Balikpapan
wah, semua ramai segala rupa
Itu yang dimaksud pemerataan tuh itu

Jadi poinnya juga
IKN kita bangun, kota-kota existing juga kita tingkatkan
jadi jangan A atau B, ya
dalam memperbaiki pemerataan
dua-duanya sama-sama penting
IKN penting, meningkatkan kapasitas kota yang existing juga penting
saya kira itu

Jadi siapa pun nanti presidennya, menurut saya, ya
harus paham sejarah ini, ya
Jangan semua dibalik-kanankan atas nama politik
Bangsa ini harus belajar menghormati pencapaian pemimpin sebelumnya
Jangan ...
Saya sebagai gubernur Jawa Barat, ya
selalu [me]muji-muji gubernur sebelumnya
karena itu haknya
Ada pencapaian dia dalam penghargaan
saya yang nerima penghargaan di panggung
saya juga enggak nyaman
karena saya enggak kerja-kerja 100%
ini 90%-nya gubernur lama
saya puji gubernur lamanya

Nah, kita harus belajar seperti itu, ya
bahwa bangsa ini harus melakukan keberlanjutan
Saya kira itu.


Moderator:
Tadi Kang Emil kan spill, kira-kira
[IKN] jangan terlalu besar, jangan terlalu kecil, kurang lebih 2-3 juta penduduk, livable
nah, Kang, boleh gak dielaborasi lebih banyak, kira-kira nih,
Tadi kan Kang Emil juga bicara soal ada mobil listrik gitu
Nah, transportasi publiknya apa aja sih kang, yang di sana
terus kira-kira bentuk bangunannya yang dikatakan hijau tuh seperti apa sih Kang, kira-kira
seperti apa sih kang, kurang lebih, silakan

Ridwan Kamil:
Terima kasih
tadi kan saya sudah statement, ya
bangsa ini berjanji ke dunia ingin bikin kota kelas dunia
Menurut saya momentumnya tuh sekarang
Kapan laginya tuh nggak bisa
hanya sekarang, ya
ini keputusan bersejarah, ya
Kenapa?
Karena seluruh energi negara itu difokuskan ke satu titik tadi namanya IKN, ya
Kalau kita pakai hukum pasar
(misalkan BSD
misalkan kita bikin, apa, kota sebelah BSD itu ...)
itu butuh puluhan tahun, ya
untuk sampai ke level segitu, kira-kira
Nah, IKN ini akseleratif
karena negaranya hadir bersama swasta
kalau kota-kota yang baru itu kan 100% swasta
Nah, jadi itu perbedaan dari sisi akselerasi

Saya, kawan-kawan, ya
diangkat jadi kurator bulan lalu [November 2023]
Apa tugas kurator pembangunan IKN?
Tugasnya memastikan antara cita-cita dengan praktek di lapangan tuh nyambung, paham ya
jadi saya itu dibayar untuk komen, gitu
kemiringan, ini kurang hijau, ini kurang keren, ini ..., gitu kan
Jadi itu tugas kurator
Jadi semua bangunan di IKN harus [di]approve oleh saya atas nama presiden
Jadi presiden sekarang rada tenang, gitu ibaratnya
Ada saya yang memastikan cita-cita itu ...
karena kalau sudah turun ..., maaf ya
cita-cita Green, tadi
cita-cita Smart, livable
turun ke gorong-gorongnya
[turun] ke finishing bangunannya dengan ribuan bangunan, itu kan susah, gitu

Nah, itu saya klarifikasi dulu terkait [pertanyaan]
'Apa sih? Kenapa Pak Ridwan sering ke IKN?', nah, gitu
karena [saya] diberi kewenangan itu, ya
Jadi itu situ instrumen
Karena dulu saya sebelum jadi Walikota Bandung pun saya penasehat Gubernur Jakarta, nih
(saya buka rahasia)
tiap hari Kamis saya ke Jakarta
di zaman Pak Sutiyoso
di zaman Pak Fauzi Bowo
tugasnya meriksain semua bangunan yang mau dapat IMB di Jakarta
udah sesuai aturan belum
udah keren belum
jadi tugas itu pernah saya lalui, ya

Nah, tadi menjawab itu
untuk memastikan apa itu definisi green
definisi green itu sederhana, ya
kawasannya itu [yang] banyak, secara visual, adalah hijaunya
di balik hijau itu ada manusia sedang berkegiatan, itu
Makanya saya bilang arsitekturnya kalau bisa "menghilang", itu
kalau enggak bisa ”menghilang“, arsitekturnya “mengalah”
(beda level ya)
yang sedang kita hindari adalah arsitekturnya “berteriak”, woh
Maaf ya,
Yah kayak kota-kota yang sekarang kan beton-kaca beton-kaca
itu definisinya “berteriak”
Kalau "mengalah" itu setengahnya itu terkover oleh tumbuh-tumbuhan
tapi manusia berkegiatan kayak gini, ya
cuman luarnya itu kok kayak kebun, kayak apa gitu, ya, bangunannya
kira-kira begitu
atau "menghilang"
Kalau "menghilang" tuh, ya kayak bukit
eh, ternyata ada markas Avenger, kira-kira gitulah ya
Oh, hutan
di balik hutan ternyata ada kantor polisi, nah kira-kira gitu

Nah, jadi itu yang saya jaga, ya
konsep hijaunya
Nah, per hari ini tugas saya berat
karena mayoritas enggak ikutan itu
makanya saya datang, saya koreksi, sudah
Ini jam 1 siang saya rapat lagi mengkoreksi proposal-proposal
karena waktu orang [arsitektur] datang, tuh
visinya tuh masih visi kota hari ini, bukan kota masa depan
jadi keren-kerenan bentuk, gitu kan
Kalau saya bilang, ini forest city
forestnya dulu, baru city, kira-kira gitu

Kemudian dengan [datangnya] era digital,
wahai para Gen-Z se-Indonesia Raya,
kamu tuh bisa work from anywhere
lupakan kota-kota besar itu
Kamu bisa tinggal di desa asal ngerti how to make money dari digital
kuncinya kan akses, digital aja
apalagi kalau kotanya keren gitu jadi
Makanya si IKN ini akan punya banyak peluang kerja untuk Gen-Z
kamu-kamu yang umur 20-an [akan] banyak sekali tinggal di sana
dengan kualitas kelas dunia
koneksinya pasti kelas dunia
terus kamu [bisa] ngapain aja

Sekarang di Bali contohnya, digital nomad
Saya punya teman nih, digital marketer, Mbak, di sana
dia karyawannya 40
tadinya di Jakarta, gara-gara COVID pindah ke Bali
dia bisa ngendaliin proyeknya
clientnya di Jakarta, dianya di Bali
karyawannya 40
tiap sore dia motoran, ke pantai di Canggu
enak banget, duitnya banyak
saya bilang, dia lebih banyak dari making money di Jakarta
tapi lifestyle-nya luar biasa

Nah, bayangkan IKN seperti itu
Kamu tinggal di sana, di forest city
making money sama kayak Jakarta
tapi hidupnya lebih sehat
Kenapa?
5 minute city konsepnya
ke mana-mana jaraknya 5 menit, oke
dari rumah ke mall, ibaratnya buat belanja
terus ada bis listrik
(kalau enggak punya kendaraan sendiri)
kalau bisa jalan kaki
antarbangunan ada jembatan kayak di Hong Kong, kebayang ya
kamu bayangin kamu dari Grand Indonesia mau ke Plaza Semanggi, ibaratnya
enggak perlu ketemu trotoar
Kenapa?
karena antargedungnya ada jembatan
itu di Hongkong
kalau mau window shopping di level aspal
kalau mau produktif nabrak-nabrak bangunan yang didesain
sehingga bisa jalan kaki
Bayangkan kalau, apa, IKN itu mimpinya kayak Hongkong
dari sisi, apa, konektivitas yang produktif
Makanya berbanggalah karena semua yang keren-keren di dunia ini
dikumpulin di sebuah kota baru yang namanya IKN

Kalau masih ada yang memperdebatkan
... kan sudah jadi undang-undang? betul?
Tadi dibilang ada yang setuju, ada yang enggak
Coba sebutkan di republik ini ada enggak yang setuju 100%?
Enggak ada
Semua yang namanya oposisi, mau bagus mau enggak
pasti bilang "tidak"
Itu rumusnya; demokrasi, ya
tapi kalau sudah mayoritas "Oke"
diketok palu ...
'Pak, saya kan enggak nyoblos Pak Jokowi.
Dia bukan presiden saya,' misalnya suka ada gitu, ya
Ya, enggak bisa
Walaupun Anda enggak nyoblos Pak Jokowi
yang jadi presiden namanya Pak Jokowi
Ya, hormati aja segala keputusannya, kan begitu

Nah, kita tuh anak-anak muda harus berpikir gitu, ya
kita dikasih demokrasi untuk memutuskan sesuatu
enggak mungkin semuanya serba setuju 100%
tapi kalau mayoritas, kan (demokrasi itu mayoritas), ya
mayoritas menyatakan A, yang enggak suka A ya terpaksalah hormati keputusan A
Jadi, mohon politisi, ya, yang [ngomong] dimedsos apa [itu]
enggak usah balik kanan lagi ngomongin "setuju"-"enggak setuju"
sudah diketok palu menjadi sejarah bangsa ini melalui undang-undang
jadi siapa pun presidennya, [harus] melanjutkan
tidak boleh memberhentikan
tidak boleh membalik-kanankan

Saya kira ini harapan saya, ya
supaya bangsa ini belajar selalu move on, gitu
memperbaiki
karena setiap pemimpin pasti punya kebaikan-kebaikan yang perlu dilanjutkan
terima kasih

Moderator:
Terima kasih Kang
jadi semakin pengin pindah ke IKN

jadi teman-teman semuanya kita tidak terasa sudah 45 menit
jadi memang mungkin kita sudah bisa mulai masuk sesi tanya jawab
saya persilakan kepada teman-teman sekalian rekan-rekan sekalian
jika ada pertanyaan saya persilakan
silakan Mbak
disebutkan dari nama dan dari mana, media mana
Terima kasih

Penanya 1:
Selamat siang kang Emil
Saya Alma dari detik.com

Mau tanya terkait gedung-gedung yang di Jakarta
Nanti kan bakal ditinggal, kalau pusat pemerintahnya pindah ke IKN
Nah, nanti tuh, tadi bapak bilang bisa dijadikan RTH
Apakah gedung-gedung perkantoran yang ditinggalkan ini juga bisa dijadikan hunian untuk misalkan masyarakat berpenghasilan rendah
atau bisa diubah [di]jadikan hunian vertikal?
Kalau misalkan bisa apa saja tantangannya?

Lalu untuk desain The Pakubuwono Nusantara yang kemarin
kan Pak Jokowi sempat bilang bapak ngasih nilai 9
Itu memang desainnya kayak apa sih, Pak?
Apakah ada unsur-unsur lokalnya? A3tau seperti apa Pak?
Makasih

Ridwan Kamil:
Kamu kemain ke sana enggak?
enggak? dengar aja?
Iya

Jadi yang pertama begini
Sampai hari ini, ya
nanti aset-aset yang ditinggalkan itu kan 1.600 triliun menurut kementerian keuangan, ya
dan 300 triliun yang siap dikonversi secepatnya
itu tuh masih berbentuk tata uang
jadi masih matematika aja
belum tata ruang
jadi, jangan gini ...
oh, ini jadi apa, jadi apa
enggak bisa
harus oleh Gubernur Jakarta dulu
visinya apa?
klaster Monas ...
jadi jangan diketeng-keteng, maaf ya, istilah saya, ya
diketeng-keteng ini jadi ..., ya
Ini visinya apa dulu?
apa jadi CBD baru kayak Sudirman?
Ya udah, berarti full kantor-kantor swasta lagi, kan
Gen-Z-Gen-Z itu yang digital-digital mungkin [bisa] ngambil kantor bekas menteri Kominfo, mungkin gitu ya
ngantornya di bekas menteri ..., Kementerian BUMN
kalau visi tata ruang Jakartanya menyatakan itu CBD

atau visi tata ruangnya itu menjadi pariwisata
kemarin saya bilang sama Pak Jokowi ini
Istana Merdeka, kan
nanti jadi apa? kan gitu ya
kalau dia jadi ..., visi Jakartanya jadi pariwisata
Istana Merdeka bisa jadi museum, kan?
kan ada ribuan itu, ribuan lukisan warisan Bung Karno sekarang di gudang, ya
saking banyaknya
kan bisa jadi museum aja
semua dibalikin lagi
kita tiap weekend main ke Istana Merdeka tapi sebagai pengunjung museum

Jadi poinnya adalah semua itu memungkinkan
mau jadi hunian menengah bawah
atau RTH-nya dipotong-potong
atau apa
kita menunggu dulu visi DKJ-nya
Daerah Khusus Jakarta, betul
ini joke saya, ya
cuman satu kelompok yang dirugikan, apa, DKI-nya, ibukotanya itu pindah ke Kalimantan
yaitu artis-artis
dulu kan artis ibukota kan ratingnya mahal
kalau dia di Jakarta sekarang jadi artis daerah
kecuali dia pindah ke IKN baru ratingnya naik
jadi kembali artis ibu kota

Nah, jadi yang pertama itu, ya
Jadi segala itu memungkinkan, Mbak
asal ada visi tata ruang dulu yang hari ini belum ada, ya
mungkin itu nanti gubernur barulah
Siapa yang [akan] memvisikan itu, baru nyambung

Nah, yang kedua, Pakubuwono Nusantara saya kasih angka 9
itu angka tertinggi
Kenapa?
semua yang saya omongin ada di gambarnya
satu: lingkungannya sudah kayak hutan, oke
kedua: bangunannya itu setengahnya “menghilang”
karena tiap balkon ada taman kecil unitnya
di atasnya ada kebun
jadi atapnya itu enggak atap ... Maaf ya, kayak Sudirman Thamrin yang menjulang-menjulang
kita lihat hutan kecil di atas bangunannya, gitu
kemudian si lantai dasarnya ngangkang
sehingga angin mengalir, kan
kalau bisa kan, lantai dasar kan, kita podium ya
Nah, kalau itu tuh ngangkang tinggi
jadi orang bisa nongkrong
ada angin lewat, apa dan sebagainya
sehingga secara keseluruhan
visi kota hijaunya dapat,
visi smartnya pasti [dapat] kan, dengan teknologi, dengan segala rupa
kemudian visi walkablenya juga bagus
karena di bawahnya ada kafe-kafe
sehingga trotoarnya pasti hidup
kota yang baik pada Magrib masih ramai
kalau pada Magrib sudah sepi
artinya kotanya tidak livable
itu ada di contoh ...,
itu makanya saya akan ambil proyek ini
untuk saya tunjukkan kepada calon investor yang sekarang ngantri itu
ini tolong diikuti
kalau ini dikalikan ribuan dalam waktu 10 tahun
menurut saya
(saya sebagai arsitek ya, ini profesional ya)
punya kebanggaan ada kota yang betul-betul luar biasa

Moderator:
terima kasih
saya persilakan kembali teman-teman media lainnya
silakan

Penanya 2:
Halo selamat pagi
aku Ayu dari background aku arsitektur
dan juga aku Gen-Z
jujur aku mau tanya nih, Pak
tadi kan ada penggabungan dari beberapa bangunan yang disambungkan dengan jembatan
tapi juga disinggung soal green architecturenya juga
nah itu gimana sih penggabungan dua hal yang sebenarnya cukup berbeda gitu ya Pak
karena menggabungkan dengan jembatan antar gedung gitu itu kan sebenarnya lumayan futuristik gitu
itu aja pertanyaannya
dan mungkin bisa dijabarkan dalam bentuk [persentase] kali ya
seberapa greennya dan seberapa bangunan-bangunan yang akan dibangun kayak gitu aja sih Pak
terima kasih

Ridwan Kamil:
iya jadi saya bikin filosofi ya kemarin
dalam pembangunan itu greennya itu tiga
Green kawasannya
Berarti si IKN itu harus hijau dominasinya, ya
persentasenya mungkin lebih dari 80%lah, ya
Ada Green lingkungannya itu berarti RT/RW-nyalah, ya
zona pemerintahan, zona CBD itu harus Green juga
dan Green bangunannya itu

Nah, yang kemarin saya temukan
sudah green kawasannya
green lingkungannya
belum green bangunannya
Nah, green bangunan itu tadi yang saya ilustrasikan secara kata-kata ya
karena arsitektur kan harus ada visual sebenarnya
itu yang Pakubuwono Nusantara kira-kira begitu

Jadi itu dulu komponennya
dan nanti setiap bangunan harus tersertifikat yang ..., apa
kalau di kita green ship, kalau tidak salah, ya
jadi memastikan energinya, daur ulang airnya, sumber listriknya
itu dimayoritaskan juga punya sistem yang green tadi
pemilihan material, construction methodology, gitu kan
kalau bisa lokal semua
karena kalau terlalu jauh-jauh kan ada carbon footprint, kan
ngangkut dari mana gitu, kan
boros bensin, ini lagi, ini lagi
Jadi kita membuat definisi green itu bukan visualnya saja, ya
bukan 'Oh, saya mau bikin green building. Ya udah beli cat hijau aja'
tapi dari konstruksinya, sumber materialnya, sistem energinya, sampai ke visualnya memenuhi syarat sebagai green architecture
itu yang saya jaga

Saya bilang ke Pak Jokowi
'Saya kewalahan, Pak, kalau sendirian'
'Saya akan bikin tim', ya
Tim yang akan memastikan semua proposal masuk itu lolos, itu
kalau lolos berarti kita tenang
Nah, ini sedang akan di-SK-kan oleh ..., di-Keppres-kan oleh Pak Jokowi
"Tim Penasihat Pembangunan IKN”
versi hari ini hanya Ridwan Kamil sendirian
...[kuratornya]
dan saya itu dulu diminta jadi kurator tuh dari zaman Gubernur Jabar
cuman saya menolak karena tugas saya di Jawa Barat belum selesai
nah, sekarang kan saya sudah beres
Ya udah, berarti saya bisa meluangkan waktu

Nah, yang berikutnya kota ini kan harus produktif
sehari bisa 5 meeting
coba cek ke orang Jakarta, sehari berapa meeting
maksimal tiga, misalkan ya
untuk produktif hidupnya, sehari 5 meeting, 7 meeting
mobilitas itu menjadi penting
maka 5 minute city itulah yang akan menjamin Anda hidup produktif

Saya punya teman, Mbak
kerjanya lawyer di GKBI, tahu kan
di, apa, Semanggi
dia cuman mau nge-gym, zaman dulu, ya
ke mana? ke Plaza Semanggi, mau nge-gym
dia [harus] mutar dulu kan, naik mobil macet-macetan
muter di bundaran HI, kan
hanya untuk keluar dari jembatan, cus, gitu ibaratnya, kan
kan 3 menit dari GKB, ibaratnya, gitulah
Nah, kekeliruan kota yang mobilitasnya tidak didesain dengan produktif
sedang kita desain di sana
Nah, the best example in the world adalah Hong Kong
Interbuildingnya punya jembatan di level lantai atasnya
bukan di dasar, ya
sehingga saya kan pernah tinggal di Hongkong
makanya saya valid ngomongnya
saya bisa nembus 15 bangunan tanpa ke trotoar
karena antarbangunan sepanjang Sudirman Thamrin ada jembatannya di lantai duanya
cus cus cus cus cus cus
balik lagi ketinggalan dompet masih gampang
Makanya orang Hongkong jarang ingkar janji
Enggak ada alasan, 'Oh, macet', enggak bisa

Nah, the best example dari seluruh dunia ini, mbak
sedang divisikan ada semuanya di IKN
tinggal ..., (ini orang Indonesia, ya,
antara narasi dengan aksi kadang-kadang suka enggak nyambung, kadang-kadang)
itu tugas saya memastikan narasi dan aksi di lapangan sesuai
saya bilang ke Jokowi
'Pak, kita reuni lagi 2045, ya'
Bapak usia 84 Ridwan Kamil 74, kan
kita datang lagi, apakah IKN yang kita visikan berhasil atau malah gagal, kan?
Nah itu, dari awal makanya kita pastikan ada sistem

Moderator:
Baik, terima kasih
saya persilakan kembali jika masih ada pertanyaan
Silakan

Penanya 3:
terima kasih
Perkenalkan nama saya Vian
Saya dari zando agency

pertanyaan saya tadi kan
kita kan udah ngomongin tentang lingkungan nih
tentang forest, semuanya
pertanyaan saya itu:
apa dampak yang diantisipasi dalam perubahan pembangunan ini
silakan Kang Emil

Ridwan Kamil:
saya sudah mengingatkan dua hal
pada saat hadir peradaban baru
peradaban lamanya itu harus lestari
harus ikut maju

Saya ketemu sama Bupati, ya, Bupati Penajam Pasir Utara
'Pak, jangan sampai loh Pak IKN-nya mentereng
keluar IKN warga bapak masih MCK-nya, buang hajat, outdoor gitu kan
pasarnya jelek
jangan
nanti sila kelimanya enggak hadir'
Nah, jadi akhirnya dibahas kemarin
Bagaimana IKN sebagai peradaban baru
membuat peradaban lamanya ikut naik kelas
jangan jadi jomplang kan
Begitu

jadi itu dampak yang kedua
urusan hayatinya, kan
kalau dulu misalkan di sebuah negara, ya
biasa jalur migrasi gajah tiba-tiba ada jalan tol
gajahnya bingung, kan
ketabrak-ketabrak
dibikinlah jembatan fauna
Nah, hal-hal begitu juga sudah diingatkan
bagaimana pada saat kita bikin jalur manusia, tuh
si jalur-jalur faunanya itu harus bagian dari planningnya, ya, kira-kira begitu

Nah, itu juga selalu diingatkan
makanya WWF ikutan, kalau enggak salah, ya, tolong dicek, ya
silakan semua berpartisipasi gitu
jangan hanya nunjuk-nunjuk
komen-komen tanpa ...
makanya acara saya pagi ini adalah mengklarifikasi tadi, ya
saya baca, kan, di komen-komen netizen tuh
'Oh, macam-macam'
saya jawab semuanya
dari sejarahnya
dari konsepnya
cara merawatnya
komitmennya, dan lain sebagainya

Jadi itu, mas, ya
Jadi peradaban lama harus ikut maju
peradaban alaminya harus lestari, berdampingan, harmonis, sustainable
dengan si peradaban barunya
Kalau itu ada, itulah contoh yang baik dari visi kita
Saya kira itu

Moderator:
Terima kasih
saya persilakan kembali
silakan

Penanya 4:
izin Kang
saya Edo dari iNews

Kang ini kan lagi panas-panasnya tahun politik ya
kira-kira menurut Kang Emil ini berpengaruh enggak sama minat investor ke IKN gitu
artinya saat ini kan kita belum pasti berapa investor asing yang kemudian menaruh
minat gitu ke pembangunan IKN
nah terus lagi
Bulan kemarin kan saya pernah liputan langsung di IKN
itu di beberapa lokasi debunya kuat banget
Udah gitu pas hujan banj..., ee becek
jadi menyisakan, apa namanya, Lumpur
dan itu di di jalur warga
di Jalur masyarakat
nah Kang Emil melihat ini seperti apa
artinya untuk mengatasi ...
satu sisi adanya pembangunan IKN
tapi di sisi lain menyisakan debu dan, apa namanya, becek di sekitar warga, begitu Kang Emil
Nah, kira-kira untuk mengatasi hal itu seperti apa
Terima kasih

Ridwan Kamil:
Ya gini, yang pertama
kalau saya investor, saya pasti wait and see, oke
benar enggak nih..., yakin enggak ..., gitu kan
maka yang minat asing itu memang sudah banyak
udah ada LOI, istilahnya letter of intent
suratnya itu sudah ada
tapi [untuk] memulai ground breaking mereka masih nunggu
makanya kebijakan kemarin untuk membuktikan kepada investor asing yang sudah bikin surat-surat perjanjian mau itu
didahulukanlah yang lokal-lokal, kan
yang komunikasinya lebih cepat, lebih murah

maka tadi saya sampaikan, Mas
per hari ini sudah 41 triliun lebih, ya
uang dibelanjakan oleh investor nasional
dan sudah diground breakingkan, kira-kira gitu ya
Nah, sehingga kemungkinan di 2024
ground breaking investor asinglah
mungkin sudah mulai terlihat, apa, kegiatan-kegiatannya
Jadi kalau ada yang nanya 'Mana investor asing?'
memang sudah ada, cuman belum ground breaking
kalau yang fisik ground breaking 41 triliun
itu dilakukan oleh pengusaha nasional dan lokal

Kedua, itu juga selalu saya ingatkan
namanya metodologi yang rapih, bersih dalam berkonstruksi
bahwa ada debu, ada lumpur, enggak mungkin enggak ada, ya
namanya juga membangun, kan
Tapi jangan sampai, poin saya,
debu dan lumpur itu mengganggu hajat hidup, ya
ekonomi existing yang ada
contoh ya, misalkan di Kota Baru Parahiangan, nih
tempat daerah saya, lah ya
itu tiap pagi, Mas, tukang sapu-sapu proyek
itu selalu ngebersihin, apa, tumpahan pasir atau tumpahan tanah, ya
yang dibawa mobil-mobil proyek, kira-kira begitu
terus sebelum masuk proyek atau sebelum masuk proyek
itu si truknya direndam dulu di kolam
supaya si bannya itu dicuci dulu
Nah, hal-hal begitu saya juga kemarin ngingetin ke tim PUPR, ya
karena mayoritas proyeknya kan PUPR
Jadi, kalau ada berita [seperti] itu tolong kabari lagi
pasti ada hal yang mungkin kelewat
sehingga harusnya konstruksinya rapi, bersih, gitu ya
tidak ada komplain dari masyarakat

Kemarin kita ada ground breaking Universitas, Universitas Gunadarma
Saya senang banget
Kenapa?
itu 100% yang jadi mahasiswanya adalah warga situ
yang puluhan tahun enggak punya universitas, ya
dan ada begitu kan
saya sudah kebayang dia lulus kan kerja di IKN semua mayoritas[nya]
kita kan kekurangan orang di sana, untuk segala rupa
maka lagi dikebut, sekolah juga

Tapi poinnya
semua yang terbaik termasuk proses konstruksi harus kita hadirkan
Makasih

Moderator:
baik, terima kasih
saya persilakan kembali
Jika masih ada pertanyaan atau kita rasa cukup

...

saya persilakan mungkin dari Mas Sultan dan juga Kang Emil
terakhir untuk memberikan closing statementnya terkait IKN hari ini
silakan mas Sultan

Sultan Rivai:
Iya terima kasih Mas Dana
tentu tadi apa yang disampaikan Kang Emil
saya sangat setuju bahwa tidak ada kebijakan yang sempurna dan
memastikan semuanya setuju
dan tentu dalam koridor kebijakan publik pun
tantangannya adalah memastikan semua perencanaan dan visi-visi tersebut sesuai dengan apa yang ada di lapangan
maka ruang dialog seperti itulah yang kemudian harus kita isi dengan kegiatan-kegiatan intelektual, kegiatan konstruktif
justru tidak kemudian kembali ke belakang dan justru memundurkan peradaban yang sedang kita majukan
intinya adalah bahwa, sederhana[nya] apa yang kemudian kita cita-citakan di masa depan bahwa kita memiliki ibukota yang memang memanusiakan manusia
yang kemudian terjangkau dan ramah oleh siapa pun
sehingga memang dunia bukan hanya melihat kemegahan-kemegahan semata
tetapi dunia memang melihat bahwa Indonesia bukan hanya secara fisiknya maju tapi pikirannya juga ikut transformasi, pendidikannya juga ikut transformasi
pendidikannya dan serta pembangunan-pembangunannya itu bisa merata di seluruh penjuru Indonesia
dengan simbol ibu kota yang sangat amat luar biasa
yang memanusiakan manusia
Terima kasih Kang Emil
wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Moderator:
Tepuk tangan untuk Mas Sultan atas harapannya
pesan terakhir Kang

Ridwan Kamil:
Ya, IKN adalah keputusan sejarah
keputusan kolektif bangsa ini
tugas kita sekarang bukan lagi balik kanan, ke belakang
mempertanyakan lahirnya kenapa
tugas kita adalah membersamai
tugas kita adalah mengawal, memastikan
semua cita-cita, semua hal-hal terbaik itu
seperti yang dijanjikan itu hadir
karena harga diri bangsa kita
akan ada pada saat IKN ini sukses

Kita akan naik kelas menjadi sebuah bangsa ...
sampai hari ini kan, misalkan
presiden tinggal di istana bikinan penjajah, betul?
itu kalau dizoom keriwil-keriwilnya itu
itu artinya filosofi Barat semua itu
bukan, bukan keluhuran budaya Timur kita
Nah, momennya ya sekarang
kita bisa, kita mampu, kita punya kekayaan luar biasa
maka IKN itu nanti jadi etalase keberagaman kebudayaan Indonesia
dalam bentuk kota yang selama ini tidak pernah ada, ya

Nah, oleh karena itu IKN membuka diri terhadap perdebatan
terhadap masukan, kritikan
selama kritikan itu adalah membersamai, menyempurnakan, ya
bukan debat kusir, kembali lagi ke urusan 'Kenapa bayi ini lahir', gitu ya
udah lahir bayinya, tinggal kita rawat, kita bajuin, kita kasih gizi
supaya jadi anak sehat, anak berg..., ibaratnya gitulah ya
Nah, jadi si IKN-nya sudah lahir jangan mempermasalahkan lagi
masukin lagi atau kenapa lahir
Saya kira itu
sehingga dalam perjalanannya karena ini milik semua
silakan kritisi
silakan kasih masukan, ya
dengan konteks membersamai tadi, saya kira itu
Terima kasih