Notasi
Tampilan
Notasi adalah novel karya Morra Quatro yang diterbitkan oleh Penerbit Gagas Media. Terbit pertama kali pada 2013.
Sinopsis
[sunting | sunting sumber]Perjalanan cinta Nalia dan Nino yang merupakan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) dari fakultas berbeda yang saling berseteru dan bersaing pada Reformasi Mei 1998. Perseteruan BEM antarfakultas membuat mereka menjadi dekat tepatnya saat diadakan event karya tulis. Hal ini dikarenakan terjadi peristiwa yang sangat mencekam yaitu penembakan mahasiswa yang mengharuskan antar BEM saling bersatu. Nino dan teman-temannya melakukan aksi namun Nino tidak pernah kembali. Nino sering mengirimkan kabar kepada Nalia melalui surat dan meninggalkan janji. Suatu saat aku akan kembali.
Narator
[sunting | sunting sumber]- Sejak pertama kali ditemukan oleh Guglielmo Macaroni pada abad kesembilan belas, benda abstrak ini telah menyelamatkan banyak orang. (hal. 85)
- Indonesia telah merdeka selama separuh abad kala itu, tetapi alokasi pembelanjaan tidak pernah benar-benar memberi prioritas pada pendidikan. (hal. 92)
- Ada kebencian-kebencian orang-orang yang selama puluhan tahun kekuasaan Orde Baru yang telah terakumulasi, yang terpendam karena ketakutan mereka terhadap pemerintah. Kini semuanya tumpah ruah. (hal. 166)
Nino
[sunting | sunting sumber]- [kepada Nalia] Aku janji ... suatu hari nanti, kamu benar-benar akan tiba di Puncak Merapi. (hal. 175)
- [kepada Nalia] Aku juga berjanji akan kutemukan bagaimana caranya untuk kembali. Suatu saat aku pasti kembali. Jaga dirimu, Nalia. (hal. 243).
- Pada akhirnya, siapa pun akan disibukkan oleh permasalahan mereka sendiri. Jadi tak mengapa bila aku memilih apa yang kuizinkan untuk membuatku sibuk. (hal. 93)
Nalia
[sunting | sunting sumber]- [kepada Nino] Kalau semua ini sudah berakhir. Apanya yang berakhir? Event ini, ataukah yang ia maksud adalah permusuhan antarfakultas ini? (hal. 117)
- [kepada Faris] Namun, aku tak yakin kau benar-benar akan mengerti. Karena aku bahkan tak yakin apakah aku mampu memahami diriku sendiri saat ini. (hal. 161)
- [kepada Nino] Janji itu lagi, janji itu lagi. Aku benci mengenang bahwa kami masih memiliki agenda yang tertunda-tunda, yang bahkan aku tak tahu apakah akan terlaksana. (hal. 176)
- [kepada Veronika] Dan aku tidak merasa memiliki kewajiban apapun untuk menuruti apa-apa yang kamu suka dan kamu tidak suka. (hal. 181)
- [kepada Veronika] Maaf kalau aku hadir setelah kamu ada di sana. Kalau kamu memang jatuh cinta pada Nino sejak lama, kenapa tidak kamu kejar dia? (hal. 182)
Faris
[sunting | sunting sumber]- [kepada Nalia] Kamu bisa ceritakan segala hal padaku, Nalia. I will listen, Honey, you know I will. (hal. 192)
- [kepada Nalia] Sesuatu yang tak memerlukan amplifikasi fakta. Titik-titik kebenaran yang mungkin lupa kamu highlight . Sesuatu yang seharusnya kamu ceritakan padaku. (hal. 159)
Veronika
[sunting | sunting sumber]- [kepada Nalia] Keadaannya tidak sesederhana itu yang kamu bayangkan, Nalia. (hal. 183)
- [kepada Nalia] Kamu juga enggak pernah tahu kenapa Nino selalu menghindari kamera, kan. Kamu enggak tahu apa-apa. (hal. 183)