Lompat ke isi

Napoleon Bonaparte

Dari Wikikutip bahasa Indonesia, koleksi kutipan bebas.
The true character of man ever displays itself in great events.

Napoléon Bonaparte (15 Agustus 17695 Mei 1821) adalah pemimpin militer Perancis yang berperan penting dalam Revolusi Perancis, kemudian menjadi pemimpin Perancis sebagai Konsul Pertama Republik perancis (11 November 1799 - 18 Mei 1804), kemudian Kaisar Perancis dan Raja Italia dengan nama Napoleon I (18 Mei 1804 - 6 April 1814, dan kemudian tanggal 20 Maret - 22 Juni 1815).

Everything tells me I shall succeed.
My waking thoughts are all of thee...
The barbarous custom of having men beaten who are suspected of having important secrets to reveal must be abolished.
From the sublime to the ridiculous is but a step.
What is a throne? — a bit of wood gilded and covered in velvet. I am the state...
France is invaded; I am leaving to take command of my troops, and, with God's help and their valor, I hope soon to drive the enemy beyond the frontier.
I generally had to give in.
I never was truly my own master but was always ruled by circumstances.
Ordinary men died, men of iron were taken prisoner: I only brought back with me men of bronze.
  • Semua kejadian besar terjadi dengan selisih setipis rambut. Orang yang memiliki kemampuan mengambil semua kesempatan dan tidak mengabaikan apa pun yang dapat memberinya kesempatan untuk berhasil; sementara orang yang tidak begitu memiliki kemampuan terkadang kehilangan semuanya karena mengabaikan salah satu kesempatan tersebut.
    • Letter to Minister of Foreign Affairs, Passariano (26 September 1797), as quoted in Napoleon as a General (1902) by Maximilian Yorck von Wartenburg, hal. 269
  • Dari puncak-puncak piramida ini, empat puluh abad memandang kepada kita.
    • Speech to his troops in Egypt (21 July 1798) Variant translation: "Soldiers, from the summit of yonder pyramids forty centuries look down upon you...". Published in the autobiography of French general Eugène de Beauharnais.
  • Apa yang telah kulakukan hingga saat ini masih belum apa-apa. Aku baru memulai langkah yang harus aku tempuh.
    • As quoted in Memoirs of Count Miot de Melito (1788 - 1815) as translated by Frances Cashel Hoey and John Lillie (1881), Vol. II, hal. 94
  • Bentuk pemerintahan yang bukan berasal dari runtutan pengalaman, usaha, dan jerih lelah tidak akan pernah dapat berakar.
    • Statement (1803) as quoted in The Mind of Napoleon (1955) by J. Christopher Herold
  • Le mot impossible n'est pas français.
    • Kata impossible (tidak mungkin) bukanlah bahasa Perancis.
    • Letter to General Jean Le Marois (9 July 1813), quoted in Famous Sayings and their Authors (1906) by Edward Latham, hal. 138
    • The letter says: "C'est ne pas possible", m'ecrivez-vous: cela n'est pas français.Original Source
  • Jika seni berperang hanyalah seni untuk menghindari risiko, kejayaan hanya akan menjadi buruan orang-orang medioker.... Saya telah membuat perhitungan; nasib yang akan menentukan sisanya.
    • Statement at the beginning of the 1813 campaign, as quoted in The Mind of Napoleon (1955) by J. Christopher Herold, hal. 45
  • Apalah sebuah takhta itu? — sedikit kayu yang dilamir. Saya adalah negara — Saya sendirilah wakil dari rakyat. Meskipun saya berbuat salah, kalian tidak seharusnya menegur saya di depan publik—orang mencuci pakaian kotornya di rumah. Perancis lebih membutuhkan saya daripada saya membutuhkan Perancis.
    • Statement to the Senate (1814)Templat:Fix cite He echoes here the remark attributed to Louis XIV L'état c'est moi ( "The State is I" or more commonly: "I am the State.")
  • Perancis telah diinvasi; Saya pergi untuk memimpin pasukanku, dan dengan bantuan Tuhan dan keberanian mereka, saya berharap semoga dapat lekas menghalau musuh dari perbatasan.
  • Peluru yang akan membunuhku belum dibuat.
  • Di mana pun kayu dapat berenang, di sana saya yakin dapat menemukan bendera Inggris ini
  • Apa yang harus kita lakukan di tempat terpencil itu? Well, kita akan menulis memoir kita. Kerja adalah parang dari waktu.
  • Saya biasanya harus mengalah.
    • Statement on his relations with the Empress Josephine (19 May 1816), quoted in The Story of Civilization (1935) by Will Durant and Ariel Durant, hal. 234
  • Apa sebenarnya kebenaran dari sejarah itu? [Tidak lebih dari] Fabel yang disetujui bersama.
  • Wanita tidak lebih dari mesin untuk memproduksi anak.
    • The St. Helena Journal of General Baron Gourgaud (9 January 1817); as quoted in The St. Helena Journal of General Baron Gourgaud, 1815-1818 : Being a Diary written at St. Helena during a part of Napoleon's Captivity (1932) as translated by Norman Edwards, a translation of Journal de Sainte-Hélène 1815-1818 by General Gaspard Gourgaud
  • Maksim saya adalah, la carrière est ouverte aux talents, tanpa perbedaan kelahiran atau keberuntungan.
  • Dengan menjadikan saya Katolik, saya membawa kedamaian di Brittany dan Vendée. Dengan menjadikan saya orang Italia, saya memenangkan orang-orang Italia. Dengan menjadikan saya Muslim, saya mengukuhkan kehadiran saya di Mesir. Jika saya memerintah bangsa Yahudi, saya akan mendirikan Bait Salomo.
  • Semua agama didasarkan atas keajaiban — pada hal-hal yang tidak dapat kita mengerti, seperti Trinitas. Yesus menyebut dirinya Anak Allah, tetapi ia adalah keturunan Daud. Saya lebih memilih agama Muhammad — agama itu lebih tidak menggelikan daripada agama kita.
    • Letter from St. Helena (28 August 1817); as quoted in The St. Helena Journal of General Baron Gourgaud, 1815-1818 : Being a Diary written at St. Helena during a part of Napoleon's Captivity (1932) as translated by Norman Edwards, a translation of Journal de Sainte-Hélène 1815-1818 by General Gaspard Gourgaud, t.2, hal. 226
  • Muhammad adalah orang besar, prajurit yang tanpa takut; dengan beberapa orang saja ia menang dalam Pertempuran Badar, kapten yang hebat, pandai berbicara, negarawan yang hebat, menghidupkan kembali negaranya, dan menciptakan bangsa dan kekuatan baru di tengah-tengah padang gurun Arab
    • Statement of 1817 quoted in Précis des guerres de César, écrit à Sainte-Hélène sous la dictée de l'empereur (1836) edited by Comte Marchand, hal. 237
  • Waktu kita telah ditentukan, dan tidak ada yang dapat meminta sedikit pun waktu lebih dari yang telah ditentukan oleh takdir.
  • Orang biasa telah mati, orang besi telah dipenjara: saya hanya membawa pulang orang perunggu.
    • Statement of 1812, quoted in Napoleon's Cavalry and its Leaders (1978) by David Johnson
  • Depuis le premier jour jusqu'au dernier, il est le même, toujours le même, majestueux et simple , infiniment sévère et infiniment doux ; dans un commerce de vie pour ainsi dire public, Jésus ne donne jamais de prise à la moindre critique; sa conduite si prudente ravit l'admiration par un mélange de force et de douceur.
    • Dari sejak pertama hingga akhirnya, ia selalu sama, mulia dan sederhana, sangat keras dan sangat lembut dalam hal kehidupan publik, bisa dibilang Yesus tidak pernah menghiraukan kritik apa pun, perilakunya selalu mengundang kekaguman antara kekuatan dan kelembutan.
    • Sentiment de Napoléon sur la divinité de Jésus-Christ (1841), hal. 59.
  • Saya adalah raja atas semua ciptaan Allah, dan kalian reptil-reptil dunia ini tidak berani melawanku. Saya tidak berhutang atas pemerintahanku kepada siapa pun juga, kecuali pada Allah dan Yesus Kristus.
    • Addressing members of the Catholic clergy assembled during 'Bonaparte's Conference with the Catholic and Protestant clergy at Breda,' May 1, 1810 (originally reported in the Gazette of Dorpt), as quoted in The life of Napoleon Bonaparte, emperor of the French: with a preliminary view of the French revolution, Sir Walter Scott, Philadelphia: Leary & Getz, 1857, hal. 91
      • As quoted in The Christian Observer, Volume 10, 1861, hal. 261
  • Tindakan pengecut! Apa peduliku? Anda boleh yakin bahwa saya tidak akan pernah takut untuk melakukan hal itu jika itu menguntungkan saya.

Napoleon : In His Own Words (1916)

[sunting | sunting sumber]

Templat:Sect-stub

Diatributkan

[sunting | sunting sumber]
Morality has nothing to do with such a man as I am.
A good sketch is better than a long speech. (A picture is worth a thousand words.)
  • Engkau tidak perlu takut kematian; lawanlah ia, dan engkau akan mengusirnya ke barisan musuh.
    • As quoted in Dictionary of Quotations from Ancient and Modern English and Foreign Sources (1899) by Rev. James Wood, hal. 567
  • Moralitas tidak ada hubungannya dengan seorang seperti diriku.
    • As quoted in The Story of World Progress (1922) by Willis Mason West, hal. 433
  • Waterloo akan menghapus kenangan terhadap empat puluh kemenanganku; tetapi apa yang tidak bisa dihapuskan adalah Kode Sipilku. Itu akan tetap selamanya.
    • As quoted in The Story of World Progress (1922) by Willis Mason West, hal. 437
  • Un bon croquis vaut mieux qu'un long discours.
    • Sketsa yang bagus jauh lebih baik daripada pidato yang panjang.
      • Quoted in L'Arche de Noé (1968) by Marie-Madeleine Fourcade, hal. 48;
  • Kemampuan bukanlah apa-apa tanpa kesempatan.
    • As quoted in Have You Ever Noticed? : The Wit and Irony of Every Day Life (1985) by Joe Moore
  • La main qui donne est au-dessus de celle qui reçoit.
    • Tangan yang memberi lebih baik daripada tangan yang mengambil.
    • according to Lucian S. Regenbogen, Napoléon a dit : aphorismes, citations et opinions, hal. 82.
  • Uang tidak memiliki tanah air; petugas keuangan tidak memiliki patriotisme dan tanpa malu; tujuan satu-satunya mereka adalah keuntungan.
    • Attributed in Monarchy or Money Power (1933), by R. McNair Wilson. No primary source for this is known.
  • Jangan pernah menyela musuhmu ketika ia sedang melakukan kesalahan.
    • As quoted in The Military Quotation Book (2002) by James Charlton, hal. 93
  • Saya adalah instrumen providensia; ia akan menggunakan saya sejauh yang ia suka untuk melakukan rencananya, kemudian ia akan memecahkan saya seperti gelas.
    • As quoted in The Linguist and the Emperor : Napoleon and Champollion's Quest to Decipher the Rosetta Stone (2004) by Daniel Meyerson
  • Kalau saja saya berhasil, saya akan menjadi orang terbesar dalam sejarah.
    • As quoted in The Tyrants : 2500 Years of Absolute Power and Corruption (2006) by Clive Foss ISBN 1905204965

Tentang Yesus

[sunting | sunting sumber]

Ditulis ketika ia dalam pembuangan di St. Helena. (Catatan: Napoleon bukanlah orang Kristen, menurut perkataannya sendiri, ia adalah seorang "deis dengan hormat dan kecintaan yang terpaksa terhadap Katolisisme"[1])

"Penakluk yang mengagumkan!--penakluk yang menguasai kemanusiaan menurut kehendaknya, dan tidak hanya memenangkan baginya sebuah bangsa, melainkan seluruh ras manusia. Betapa ajaib! Seluruh jiwa manusia ditaruhnya pada dirinya sendiri. Bagaimana mungkin? Dengan sebuah mukjizat yang jauh melampaui semuanya. Ia mengklaim kasih manusia—hal yang paling sulit diperoleh di dunia ini; yang tidak dapat diminta secara paksa oleh orang paling bijak kepada teman terbaiknya sekalipun, yang tidak dapat diperoleh secara paksa oleh seorang ayah dari anaknya sekalipun, maupun oleh seorang istri dari suaminya, seorang manusia dari saudaranya—hati manusia. Ia mengklaimnya; ia memintanya secara absolut dan tanpa terbagi, dan ia mendapatkannya saat itu juga.

Alexander, Caesar, Hannibal, Louis XIV berjuang mati-matian tanpa hasil untuk mendapatkannya. Mereka menaklukkan dunia, tetapi mereka tidak memiliki seorang sahabat pun. Namun begitu Kristus mulai berkata-kata, sejak saat itu semua generasi menjadi miliknya; dan mereka bergabung dengannya lebih dekat daripada semua hubungan darah dan lebih intim, suci, dan penuh kuasa. Ia menyalakan api cinta yang membuat cinta seseorang terhadap diri sendiri memudar, dan mengalahkan segala jenis cinta yang lain. Mengapa kita tidak mengakui keajaiban kasih ini sebagai Firman yang menciptakan dunia? Pendiri agama yang lain tidak memiliki konsep terkecil dari kasih mistis yang menjadi inti dari kekristenan ini.

Saya telah mengisi banyak orang dengan devosi yang berapi-api sehingga mereka rela mati untuk saya. Tetapi entusiasme prajurit saya berbeda dengan kasih seorang Kristen. Dalam kasus saya, kehadiran saya selalu adalah penting, efek dari pandangan mata saya, suara saya, kata-kata saya, untuk menyalakan api di dalam hati mereka. Dan saya tentu saja memiliki rahasia kuasa magis yang dapat menarik sentimen orang lain; tetapi saya tidak dapat menjelaskan kuasa itu kepada siapa pun. Tidak ada jenderal saya yang pernah belajar hal itu dari saya atau menemukannya. Lebih dari itu, saya tidak memiliki rahasia untuk terus menyebarkan nama saya dan cinta kepada saya di dalam hati mereka selama-lamanya, dan melakukan mukjizat di dalam mereka tanpa cara-cara material.

Sekarang ketika saya merana di sini, di St. Helena, dirantai di atas bukit karang ini, siapa yang berperang, siapa yang mengalahkan kerajaan-kerajaan untuk saya? Siapa yang masih memikirkan tentang saya? Siapa yang menyibukkan diri mereka untuk saya di Eropa? Siapa yang tetap setia kepada saya? Itulah takdir semua orang besar. Itulah takdir Aleksander dan Caesar, dan itulah takdir saya. Kami dilupakan, dan nama-nama para penakluk agung dan kaisar-kaisar paling terkenal sesaat saja sudah menjadi bagian dari tugas anak-anak sekolahan. Keberhasilan-keberhasilan kami berada di bawah kuasa guru-guru sekolahan, yang memuji maupun mengutuk kita semau mereka.

Betapa dalamnya jurang di antara kesengsaraan saya dengan pemerintahan abadi Kristus, yang diwartakan, dicintai, dan disembah, dan hidup selama-lamanya di seluruh penjuru dunia. Inikah rasanya mati? Bukannya hidup selamanya? Oh, kematian Kristus! Itulah kematian seorang Allah.

  • Dikutip dalam Hilarin Felder, Christ and the Critics, vol. 2, h. 216-17
  • Juga dikutip dalam Ravi Zacharias, Jesus Among Other Gods, yang mengutip dari Henry Parry Liddon, Liddon's Bampton Lectures 1866 (London: Rivingtons, 1869), 148. [1][2]


[Setelah argumen panjang tentang paganisme dan sistem Lycurgus dan Konfusius, sang Kaisar mengatakan:]

"Tidak demikian halnya dengan Kristus. Semua tentangnya membuat saya tertegun: semangatnya jauh lebih tinggi di atas saya, dan kemauannya membingungkan saya. Di antara dia dan semua manusia yang lain tidak ada perbandingan yang dapat dilakukan. Ia adalah sosok yang jauh berbeda dari semua orang yang lain. Pikiran-pikiran dan sentimennya, kebenaran yang dikatakannya, caranya meyakinkan orang lain, tidak dapat dijelaskan baik oleh organisasi yang dibuat oleh manusia maupun oleh natur dunia ini. Kelahiran dan sejarah kehidupannya, kejeniusan dogmanya, yang menyentuh semua permasalahan yang paling tinggi, namun memberikan solusi yang paling terpuji, Injilnya, singularitas sosok yang misterius ini, penampakannya, kerajaannya, gerakannya yang muncul di sepanjang abad dan tempat—semuanya bagi saya adalah sebuah tanda ajaib, misteri yang tak terselami yang menenggelamkan saya dalam lamunan yang tidak dapat saya hapuskan, misteri di bawah mata saya yang tidak dapat saya sangkal maupun saya jelaskan. Saya tidak melihat hal yang manusiawi dalam hal ini. ... Bangsa-bangsa musnah, takhta-takhta kerajaan jatuh, namun hanya Gereja yang bertahan ...

Saya telah mengisi banyak orang dengan devosi yang berapi-api sehingga mereka rela mati untuk saya. Tentu saja saya memiliki rahasia kuasa magis yang dapat menaikkan semangat orang lain; tetapi saya tidak dapat menjelaskannya kepada siapa pun; tidak ada seorang pun jenderal saya yang telah menerima atau memperoleh hal itu dari saya; saya juga tidak memiliki rahasia untuk mengekalkan nama saya dan cinta kepada saya di dalam hati orang lain, dan melakukan mukjizat tanpa cara-cara material.

Sekarang saya dipaku di batu ini ini, siapa yang berperang dan mengalahkan kerajaan-kerajaan untuk saya? ... Di mana teman-teman saya? Ya, ada dua atau tiga dari kalian yang setia; kalian menghibur saya dalam pembuangan saya ... Itulah takdir semua orang besar. Dibunuh oleh oligarki Inggris, saya mati sebelum waktu saya tiba, dan mayatku akan dikembalikan ke tanah untuk menjadi makanan cacing. Betapa dalamnya jurang di antara kesengsaraan saya dengan pemerintahan abadi Kristus, yang diwartakan, disembah, dicintai, dipuji, hidup di seluruh penjuru dunia. Inikah rasanya mati? Bukannya hidup selamanya? Oh, kematian Kristus! Itulah kematian seorang Allah.

  • Dikutip dalam J. Holland Rose, Napoleonic Studies h.103-104, dari Chevalier de Beauterne, "Sentiment de Napoléon sur le Christianisme"


  • Je connais les hommes, et je vous dis que Jesus Christ n'est pas homme
    • Saya tahu manusia, dan saya beritahu Anda bahwa Yesus Kristus bukan manusia.
      • Dikutip dalam J. Holland Rose, Napoleonic Studies h.110, dari Chevalier de Beauterne, "Sentiment de Napoléon sur le Christianisme"

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Wikipedia memiliki artikel ensiklopedia mengenai:
Commons
Commons
Wikimedia Commons memiliki media terkait mengenai:


  1. Galat skrip: tidak ada modul tersebut "citation/CS1".