Henri-Frédéric Amiel

Dari Wikikutip bahasa Indonesia, koleksi kutipan bebas.
Henri-Frédéric Amiel pada tahun 1852.

Henri-Frédéric Amiel (27 September 1821 – 11 Mei 1881) adalah seorang filsuf, penyair dan kritikus dari Swiss pada abad ke-19 Masehi.

Tentang takdir[sunting]

  • "Kita hanya perlu melakukan satu hal: menyerahkan diri kita ke dalam tangan Tuhan, apa pun takdir paripurna kita. Biarkan terjadi apa yang semestinya terjadi. Apa yang akan terjadi pastilah baik."

Tentang kepribadian[sunting]

Tentang harapan[sunting]

  • "Jangan berharap terlalu banyak, ataupun berpikir bahwa apa yang kau inginkan merupakan satu-satunya hal yang perlu dan penting. Kau hanya harus mengharapkan hal-hal yang diharapkan Tuhan untukmu."

Tentang roh[sunting]

Tentang kebenaran[sunting]

Tentang kesadaran agama[sunting]

  • "Memasang telinga di ruangan besar yang penuh dengan orang yang sedang menari saja sudah sulit. Sekarang bayangkan kau ada dalam pengasingan. Bagi seseorang yang menghancurkan kesadaran agama dalam dirinya, semua kegiatan religius orang lain akan menciptakan kesan serupa. Namun, berpikir bahwa kau lebih cerdas daripada kebanyakan manusia beragama adalah berbahaya."

Tentang jiwa[sunting]

Tentang kematian[sunting]

  • "Perilaku terhadap kematian seseorang tidak bisa sejalan dengan perilaku terhadap kehidupan seseorang, dan karenanya menjadi tindakan moral. Hewan hanya mati, tapi manusia harus mengembalikan jiwanya kepada penciptanya."

Tentang seni[sunting]

  • "Seni punya dampak tertentu pada manusia sehingga banyak hal aneh bisa terjadi dalam jiwa mereka. Misteri menjadi semakin jelas, hal samar menjadi terlihat jelas, hal rumit menjadi lebih sederhana, apa yang tadinya mungkin menjadi kebutuhan. Seniman sejati selalu menyederhanakan."

Tentang kebaikan[sunting]

Tentang cinta[sunting]

Tentang pikiran[sunting]

  • "Hasil materi adalah perwujudan tenaga tak terlihat. Selongsong peluru yang mengenai kita ditembakkan oleh meriam tak terlihat pada waktu yang tidak diketahui. Dengan cara sama, semua kejadian penting bermula dari pikiran."

Tentang kejahatan[sunting]

Tentang masa kecil[sunting]

  • "Masa kecil diberkati oleh surga karena membawa potongan surga ke dalam kekejaman kehidupan. Ribuan kelahiran setiap hari ini adalah tambahan segar kepolosan dan kemurnian, yang bertarung melawan akhir umat manusia, melawan sifat alami kita yang tersia-sia, dan melawan penyerahan kita sepenuhnya pada dosa."

Tentang kesendirian[sunting]

  • "Dalam pertanyaan penting kehidupan, kita selalu sendirian. Pemikiran batin terdalam kita tidak bisa dipahami oleh orang lain. Bagian terbaik dari drama yang masuk ke jiwa batin kita adalah monolog atau, dalam istilah yang lebih baik, percakapan yang sangat tulus antara Tuhan, nurani, dan diri kita sendiri."

Tentang permulaan[sunting]

Tentang Tuhan[sunting]

  • "Orang yang menjadi dekat dengan Tuhan memahami bahwa Tuhan tinggal di dalamnya. Angelus, penyair mistikus dari abad ke-17, berkata, "Aku melihat Tuhan dengan mata yang sama dengan yang digunakan-Nya untuk melihatku."

Tentang Perjanjian Baru[sunting]

  • "Kita harus memisahkan agama yang diajarkan oleh Yesus dari agama yang subjeknya adalah Yesus. Baru setelah itulah kita akan memahami makna sesungguhnya Perjanjian Baru serta mengikutinya."

Tentang peradaban[sunting]

  • "Peradaban adalah hal pertama dari segala sesuatu tentang moral. Tanpa kebenaran, rasa hormat terhadap kewajiban, cinta pada sesama, nilai moral tinggi, segala sesuatu hancur. Moralitas masyarakat itu sendiri adalah fondasi peradaban.

Tentang waktu[sunting]

Tentang pekerjaan[sunting]

  • "Mengerjakan dengan mudah hal-hal yang bagi orang sulit, artinya berbakat. Mengerjakan yang tidak mungkin bagi orang berbakat, artinya genius."
    • Dikutip dari: Yudowidoko, Didik Wahadi. (2004)  Primakata Mutiara Cerdik Cendikia. DIsunting oleh Din Muhyidin. Jakarta: Penerbit Abdi Pertiwi. Halaman 94.