Hasan Al-Bashri

Dari Wikikutip bahasa Indonesia, koleksi kutipan bebas.

Hasan Al-Bashri adalah ulama dan cendekiawan muslim yang hidup pada masa awal Kekhalifahan Umayyah.

Tentang dunia[sunting]

  • “Waspadalah terhadap dunia ini. Ia seperti ular, lembut sentuhannya tapi mematikan bisanya. Berpalinglah dari pesonanya, sedikit terpesona, Anda akan terjerat olehnya. Bukankah Anda lihat kefanaannya dan tahu benar bahwa Anda akan dipisahkan darinya? Tabahlah dalam menghadapi kekerasannya, maka akan lapanglah jalan Anda. Kian ia memesonamu, kian waspadalah Anda. Karena manusia di dunia ini, begitu terpesona dan sujud kepadanya, serta-merta dunia akan menghempaskannya. Ingat, waspadalah terhadap dunia ini, pesonanya pendusta dan disitulah Anda terancam bahaya yang berupa kesenangan semu, bencana mendadak, duka-cita atau nasib malang. Pesona kehidupan ini tidak berdampak bagi yang bijak, tapi berbahaya bagi yang senang; karena itu waspadalah terhadap bencana dan yakinlah akan nasib akhirnya."
  • “Dunia ini adalah seorang perempuan janda tua yang telah bungkuk.”

Tentang rasa takut[sunting]

  • “Orang yang beriman berduka-cita pagi-pagi dan berduka-cita di waktu sore. Karena dia hidup diantara dua ketakutan. Takut mengenang dosa yang telah lampau, apakah gerangan balasan yang akan ditimpakan Tuhan. Dan takut memikirkan ajal yang masih tinggal dan bahaya yang sedang mengancam.”

Tentang tafakkur[sunting]

  • “Tafakkur membawa kita kepada kebaikan dan berusaha mengerjakannya. Menyesal atas perbuatan jahat, membawa kepada meninggalkannya. Barang yang fana’ walaupun bagaimana banyaknya, tidaklah dapat menyamai barang yang baqa’, walaupun sedikit. Awasilah dirimu dari negeri yang cepat datang dan cepat pergi ini, dan penuh dengan tipuan.”

Tentang keinsyafan[sunting]

Tentang duka cita[sunting]

Tentang kebaikan dan keburukan[sunting]

  • "Jika anda jumpai orang-orang itu berada dalam kebaikan maka bersainglah bersama mereka dalam kebaikan. Akan tetapi jika banyak orang berebut dalam hal yang mengantarkan kepada kebinasaan, biarkan mereka dengan pilihannya jangan ikut-ikutan"
    • Disebutkan dalam: Munandar, Aris (April 2020) Nasihat Ulama Penggugah Jiwa. Sleman: Maktabah Hasyim. Hlm. 51.
    • Dikutip dari Hilyatul Auliya Bab 2 Nomor 157.

Tentang hari kiamat[sunting]

  • "Ingatlah, orang yang paling menyesal pada hari kiamat adalah seorang yang Allah berikan kepadanya harta yang berlimpah namun dia pelit dengan hartanya sehingga dia tidak melaksanakan kewajiban Allah terkait harta. Setelah meninggal dunia harta tersebut diwarisi oleh orang yang melakukan ketaatan dengan harta tersebut. Akhirnya pada hari kiamat dia melihat harta yang merupakan hasil jerih payahnya ada di timbangan amal orang lain."
    • Disebutkan dalam: Munandar, Aris (April 2020) Nasihat Ulama Penggugah Jiwa. Sleman: Maktabah Hasyim. Hlm. 61.
    • Dikutip dari Min Akhbar Salaf halaman 107 terbitan Maktabah ar-Rusyd.

Tentang hati[sunting]

  • "Hati itu kadang mati kadang hidup normal. Jika hati sedang mati paksa badan untuk tetap melaksanakan hal-hal yang wajib. Jika hati sedang dalam kondisi hidup normal didik badan untuk melakukan hal-hal yang hukumnya dianjurkan"

Pranala luar[sunting]

Wikipedia memiliki artikel ensiklopedia mengenai:
Tokoh
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Commons
Commons
Wikimedia Commons memiliki media terkait mengenai: