Hasan Al-Bashri
Tampilan
Hasan Al-Bashri adalah ulama dan cendekiawan muslim yang hidup pada masa awal Kekhalifahan Umayyah.
Tentang dunia
[sunting | sunting sumber]- “Waspadalah terhadap dunia ini. Ia seperti ular, lembut sentuhannya tapi mematikan bisanya. Berpalinglah dari pesonanya, sedikit terpesona, Anda akan terjerat olehnya. Bukankah Anda lihat kefanaannya dan tahu benar bahwa Anda akan dipisahkan darinya? Tabahlah dalam menghadapi kekerasannya, maka akan lapanglah jalan Anda. Kian ia memesonamu, kian waspadalah Anda. Karena manusia di dunia ini, begitu terpesona dan sujud kepadanya, serta-merta dunia akan menghempaskannya. Ingat, waspadalah terhadap dunia ini, pesonanya pendusta dan disitulah Anda terancam bahaya yang berupa kesenangan semu, bencana mendadak, duka-cita atau nasib malang. Pesona kehidupan ini tidak berdampak bagi yang bijak, tapi berbahaya bagi yang senang; karena itu waspadalah terhadap bencana dan yakinlah akan nasib akhirnya."
- Sumber kutipan: Muzakkir (2018) Tasawuf: Pemikiran, Ajaran dan Relevansinya dalam Kehidupan. Medan: Perdana Publishing. Hlm. 24
- “Dunia ini adalah seorang perempuan janda tua yang telah bungkuk.”
- Sumber kutipan: Muzakkir (2018) Tasawuf: Pemikiran, Ajaran dan Relevansinya dalam Kehidupan. Medan: Perdana Publishing. Hlm. 25
- "Dunia ini sebaik-baik tempat bagi orang mukmin. Karena mereka sedikit mengambil bekal dari kesenangan dunia untuk menuju surga. Sementara dunia ini tempat yang terburuk bagi orang-orang kafir dan munafik. Karena mereka bersenang-senang dan mengambil bekal dari dunia ini menuju neraka."
- Dikutip dari Nouraahaliza (2012) Seri Menemukan Makna: Kehidupan. Makassar: Penerbit Shofia. Hlm. 30.
Tentang rasa takut
[sunting | sunting sumber]- “Perasaan takutmu sehingga bertemu dengan hati tenteram, lebih baik daripada perasaan tenterammu yang kemudian menimbulkan rasa takut.”
- Sumber kutipan: Muzakkir (2018) Tasawuf: Pemikiran, Ajaran dan Relevansinya dalam Kehidupan. Medan: Perdana Publishing. Hlm. 25
- “Orang yang beriman berduka-cita pagi-pagi dan berduka-cita di waktu sore. Karena dia hidup diantara dua ketakutan. Takut mengenang dosa yang telah lampau, apakah gerangan balasan yang akan ditimpakan Tuhan. Dan takut memikirkan ajal yang masih tinggal dan bahaya yang sedang mengancam.”
- Sumber kutipan: Muzakkir (2018) Tasawuf: Pemikiran, Ajaran dan Relevansinya dalam Kehidupan. Medan: Perdana Publishing. Hlm. 25
Tentang tafakkur
[sunting | sunting sumber]- “Tafakkur membawa kita kepada kebaikan dan berusaha mengerjakannya. Menyesal atas perbuatan jahat, membawa kepada meninggalkannya. Barang yang fana’ walaupun bagaimana banyaknya, tidaklah dapat menyamai barang yang baqa’, walaupun sedikit. Awasilah dirimu dari negeri yang cepat datang dan cepat pergi ini, dan penuh dengan tipuan.”
- Sumber kutipan: Muzakkir (2018) Tasawuf: Pemikiran, Ajaran dan Relevansinya dalam Kehidupan. Medan: Perdana Publishing. Hlm. 2
Tentang keinsyafan
[sunting | sunting sumber]- “Patutlah orang insyaf bahwa mati sedang mengancamnya dan kiamat menagih janjinya.”
- Sumber kutipan: Muzakkir (2018) Tasawuf: Pemikiran, Ajaran dan Relevansinya dalam Kehidupan. Medan: Perdana Publishing. Hlm. 25
Tentang duka cita
[sunting | sunting sumber]- “Banyak berduka-cita di dunia memperteguh semangat beramal saleh.”
- Sumber kutipan: Muzakkir (2018) Tasawuf: Pemikiran, Ajaran dan Relevansinya dalam Kehidupan. Medan: Perdana Publishing. Hlm. 25
Tentang kebaikan dan keburukan
[sunting | sunting sumber]- "Jika anda jumpai orang-orang itu berada dalam kebaikan maka bersainglah bersama mereka dalam kebaikan. Akan tetapi jika banyak orang berebut dalam hal yang mengantarkan kepada kebinasaan, biarkan mereka dengan pilihannya jangan ikut-ikutan"
- Disebutkan dalam: Munandar, Aris (April 2020) Nasihat Ulama Penggugah Jiwa. Sleman: Maktabah Hasyim. Hlm. 51.
- Dikutip dari Hilyatul Auliya Bab 2 Nomor 157.
Tentang hari kiamat
[sunting | sunting sumber]- "Ingatlah, orang yang paling menyesal pada hari kiamat adalah seorang yang Allah berikan kepadanya harta yang berlimpah namun dia pelit dengan hartanya sehingga dia tidak melaksanakan kewajiban Allah terkait harta. Setelah meninggal dunia harta tersebut diwarisi oleh orang yang melakukan ketaatan dengan harta tersebut. Akhirnya pada hari kiamat dia melihat harta yang merupakan hasil jerih payahnya ada di timbangan amal orang lain."
- Disebutkan dalam: Munandar, Aris (April 2020) Nasihat Ulama Penggugah Jiwa. Sleman: Maktabah Hasyim. Hlm. 61.
- Dikutip dari Min Akhbar Salaf halaman 107 terbitan Maktabah ar-Rusyd.
Tentang hati
[sunting | sunting sumber]- "Hati itu kadang mati kadang hidup normal. Jika hati sedang mati paksa badan untuk tetap melaksanakan hal-hal yang wajib. Jika hati sedang dalam kondisi hidup normal didik badan untuk melakukan hal-hal yang hukumnya dianjurkan"
- Disebutkan dalam: Munandar, Aris (April 2020) Nasihat Ulama Penggugah Jiwa. Sleman: Maktabah Hasyim. Hlm. 74.
- Dikutip dari Az-Zuhd karya Imam Ahmad halaman 216.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]Wikipedia memiliki artikel ensiklopedia mengenai:
Tokoh |
---|
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z |