Lompat ke isi

Gundala (film)

Dari Wikikutip bahasa Indonesia, koleksi kutipan bebas.
Wikipedia memiliki artikel ensiklopedia mengenai:

Gundala adalah sebuah film pahlawan super neo-noir Indonesia tahun 2019. Film ini adalah produksi bersama Screenplay Films, Legacy Pictures, Ideosource Entertainment, dengan pemilik hak cipta Gundala yaitu Bumilangit Studios. Karakter utamanya sendiri diperankan oleh Abimana Aryasatya. Film ini akan menjadi awal dari Jagat Sinema Bumilangit (JSB).

Disutradarai dan ditulis oleh Joko Anwar. Berdasarkan pada cerita karakter pahlawan super Indonesia tahun 1969 Gundala yang dibuat oleh Harya Suraminata.
  • Jangan pernah campur urusan orang lain kalau enggak mau hidup lo sulit.

Ayah Sancaka

[sunting | sunting sumber]
  • Karena kalau kita diam saja melihat ketidakadilan di hadapan kita, itu tandanya kita bukan manusia lagi.

Ghani Zulham / Ghazul

[sunting | sunting sumber]
  • Musuh utama manusia adalah kebenaran yang disembunyikan.
  • Di masa tenang saja museum sepi seperti kuburan, apalagi di masa seperti ini (khaos), padahal sejarah lebih jujur dibanding isi buku-buku.
  • Saya ‘kan rakyat. Masa' saya tidak boleh masuk ke dalam gedung wakil rakyat.
  • Mulut juga bisa menyelamatkan keluargamu.
  • Kamu tahu kenapa aku tidak takut mati? Karena aku tidak tahu ada apa setelah mati. Mungkin jiwa kita tetap hidup. Aku mau pastikan jiwanya hidup terus dalam penyesalan.
  • Rakyat harus tetap bodoh, kalau kalian mau dunia aman.
  • Apa yang berbahaya adalah simbol harapan. Harapan bagi rakyat adalah candu, dan candu itu bahaya.

Pak Agung

[sunting | sunting sumber]
  • Buat apa hidup kalau hanya mementingkan diri sendiri tanpa peduli terhadap keadilan?
  • Sesuatu yang tidak bertahan lama dan abadi itu adalah perdamaian.

Sancaka kecil

[sunting | sunting sumber]
  • Gua enggak ganggu lo, jangan ganggu gua.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]