Edensor

Dari Wikikutip bahasa Indonesia, koleksi kutipan bebas.

Edensor (film) adalah film yang dibuat berdasarkan novel tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang dirilis pada tahun 24 Desember 2013.

Disutradarai oleh Benni Setiawan.  Distributor Mizan Production dan Falcon Pictures.

Ikal[sunting]

  • Masih benderang ingatanku, bahwa paras kuku manisnya laksana batu merah delima terindah di antara tumpukan harta karun Raja Brana yang tak ternilai harganya.
  • aku perlahan tapi pasti bermetamorfosis menjadi penganut fanatik ekonomi klasik, ajaran Adam Smith.
  • [kepada Arai] kita harus kerja keras, kita di sini harus belajar untuk mencapai ilmu tertinggi!

Arai[sunting]

  • [kepada Ikal] Kita ke sini itu tuk kejar mimpi, kau harusnya berpikir tuk jadi yang terbaik.

Ayah Ikal[sunting]

  • [kepada Ikal remaja] Dengan minum arak, kau bisa mabuk, kalau sudah mabuk, kau bisa berzina, dan juga bisa membunuh.


Dialog[sunting]

Ikal: [Kepada dirinya sendiri] Kenangan ku akan Aling tak pernah padam. Masih benderang ingatanku, bahwa paras kuku manisnya laksana batu merah delima terindah di antara tumpukan harta karun Raja Brana yang tak ternilai harganya.
Ikal: [Kepada dirinya sendiri] Kampus Sorbonne, sekarang di depan mataku, sepotong mimpiku akan ku masuki.
Ikal: [Kepada dirinya sendiri] Euforia belajar melanda aku dan arai di Sorbonne, menimbuni diri kami dengan buku-buku referensi, kami berkejaran, berjuang menggapai mimpi.
Ikal: [Kepada dirinya sendiri] Hidup di Paris tidak mudah dan murah, beasiswa kami hanya cukup untuk hidup sehari-hari. Kami bekerja sambilan apa saja. Seperti tupai yang selalu tergesa mengumpulkan biji-biji pinang, tak perduli harus lintang pukang mencocokan jadwal kuliah dan kerja sambilan.
Ikal: [Kepada dirinya sendiri] Uang yang tak seberapa itu pun kami kirim ke Belitung, uang pensiun buruh timah seperti ayah tak sampai seratus ribu sebulan, itu pun sudah bertahun-tahun tak naik.
Ikal: [Kepada dirinya sendiri] Aling cinta pertamaku yang tak terlupakan. Tapi kini entah di mana dan Katya hanya berjarak sehasta di depanku. Auranya melumpuhkan, tatapannya mencengkeram. Benar kata arai, seperti kolak pisang jelang buka puasa.
Ikal: [Kepada dirinya sendiri] Malam itu tak lepas aku dekap sarung yang ayah berikan ketika aku berangkat merantau. Sarung itu menghembuskan aroma kasih sayang yang melimpah ruah, menyesak di rongga dadaku. Rasa bersalahku sedikit berkurang, mengobati kerinduan ku pada ayah dan uma.

Ikal: Kenape kau ajak aku ke sini, hah?
Arai: kau fikir hanya pasangan yang jatuh cinta yang punya tempat di sini, persahabatan juga punya tempat di sini. dan semoga dengan ini persahabatan kita abadi.

Ikal: Aku senang dengan semangat mu, dunia kau dunia kau, duniaku duniaku.
Arai: Aku tahu kau tidak tertarik, karena kau belum berevolusi dari kera menjadi manusia.
Ikal: Dan kau belum berevolusi, masih tetap punya penyakit gila nomor 10!

Adam Smith: Hey you, peasant? Who were you? Where do you come from?
Ikal: I'm from Belitung, Mr. Smith.
Adam Smith: Where is that?
Ikal: Indonesia
Adam Smith: Where is that?
Rhoma Irama: Heheh terlalu!
Ikal: Kak Rhoma?
Adam Smith: Now, tell me about your country. Are there any smart people in there?
Ikal: Yes, sure, a lot Mr. Smith. There are many smart people still in our country.
Adam Smith: Just like theory that I said before, the influence of money is like whistling devil.
Rhoma Irama: Setuju! di dunia sekarang uang berkuasa.
Adam Smith: This is because of the clan monetary. They conspired to your country is in debt and finally up to sprout.
Ikal: So, how do we avoid that? Please give me advice Mr. Smith.
Adam Smith: Find out your self, this can help your people become smart.
Ikal: Kak Rhoma, bagaimana pendapat Kak Rhoma?
Rhoma Irama: Oke bagi yang muda yang bergaya, rambateratahayo, rambateratahayo, singsingkan lah lengan baju kalau kita mau maju.

Ayah Ikal: Ada seorang pemuda soleh, diancam dibunuh, kalau die tidak bisa memilih satu dari tige hal yang harus dilakukan. Pilihan pertame minum arak. Kedua berzina. Ketige membunuh. Nah, menurut kau, hal ape yang nak dipilih oleh pemuda itu?
Ikal: Yang pastinya arak lah yah, soalnya arak yang dosanya paling ringan.
Ayah Ikal: Kau salah besar nak. Dengan minum arak, kau bisa mabuk, kalau sudah mabuk, kau bisa berzina, dan juga bisa membunuh. Jadi pemuda itu tidak memilih ketigenya. Ia lebih memilih mati atas hal yang diyakininya.


Pemeran[sunting]


Pranala luar[sunting]

Wikipedia memiliki artikel ensiklopedia mengenai: