Dewi Lestari
Dewi Lestari Simangunsong yang akrab dipanggil Dee (lahir di Bandung, Jawa Barat, 20 Januari 1976; umur 34 tahun) adalah seorang penulis dan penyanyi asal Indonesia.
Kutipan[sunting]
- "Jika religi dimaknai sebagai sesuatu yang hidup, empiris, otentik, dan bukan sebaris huruf di KTP, then writing IS (one of) my religion(s)."
- Momentum tidak dapat dikejar. Momentum hadir. Begitu ia lewat ia tidak lagi sebuah momentum. Ia menjadi kenangan. Dan kenangan tidak akan membawa Anda kemana-mana. Kenangan adalah batu-batu di antara aliran sungai. Anda seharusnya menjadi arus bukan batu."
- "Kalau lawan bicaramu mendengar dengan sepenuh hati, beban pikiranmu menjadi ringan. Kalau kamu tambah ruwet, meski yang mendengarkanmu tadi seolah serius mendengar, berarti dia tidak benar-benar hadir untukmu." ― Dee, Supernova: Partikel
- "Rasakan semua, demikian pinta sang hati. Amarah atau asmara, kasih atau pedih, segalanya indah jika memang tepat pada waktunya. Dan inilah hatiku, pada dini hari yang hening. Bening. Apa adanya."
- "Aku memandangimu tanpa perlu menatap. Aku mendengarmu tanpa perlu alat. Aku menemuimu tanpa perlu hadir. Aku mencintaimu tanpa perlu apa-apa, karena kini kumiliki segalanya." ― Dee, Rectoverso
- "Menjadi kuat bukan berarti kamu tahu segalanya. Bukan berarti kamu tidak bisa hancur. Kekuatanmu ada pada kemampuanmu bangkit lagi ketika berkali-kali jatuh. Jangan pikirkan kamu akan sampai dimana dan kapan. Tidak ada yang tahu. Your strength is simply your will to go on"
- "Cintanya adalah paket air mata, keringat, dan dedikasi untuk merangkai jutaan hal kecil agar dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang." ― Dee, Rectoverso
- "Rasa hangat ketika kedua tubuh bertemu, rasa lengkap ketika dua jiwa mendekat, rasa rindu yang tuntas ketika kedua pasang mata menatap."
- “Semua perjalanan hidup adalah sinema. Bahkan lebih mengerikan. Darah adalah darah, dan tangis adalah tangis. Tak ada pemeran pengganti yang akan menanggung sakitmu.”
- “Kau hadir dalam ketiadaan, sederhana dalam ketidak mengertian. Gerakmu tiada pasti, namun aku selalu disini, menantimu.."
- “Kamu benar, Puteri. Perasaan itu sudah mengkristal. Dan akan kusimpan. Selamanya.”
- “Hampir semua orang melacurkan waktu, jati diri, pikiran, bahkan jiwanya. Bagaimana kalau ternyata itulah pelacuran yg paling hina?”
- “karena sesungguhnya justru dalam ketidakpastiaan manusia dapat berjaya, menggunakan potensinya untuk berkreasi”
- “manusia terlahir ke dunia dibungkus rasa percaya. Tak ada yang lebih tahu kita ketimbang plasenta. Tak ada rumah yang lebih aman daripada rahim ibu. Namun, di detik pertama kita meluncur ke luar, perjudian hidup dimulai. Taruhanmu adalah rasa percaya yang kau lego satu per satu demi sesuatu bernama cinta”
- “Berhenti memilah antara apa yang diinginkan dan tidak, lalu stagnasi hanya karena anda berkeras atas sesuatu yang sebenarnya harus berubah. Berhenti juga menilai baik buruk dari apapun. Bahkan untuk itu anda hidup. Anda adalah pengamat dan penikmat. Bukan Hakim”
- “perasaan ini, cukup besar untukku kuat berjalan sendirian tanpa harus kamu ada”
- “Saya percaya setiap manusia dapat mewujudkan surga, neraka, berlaku seperti malaikat, dan menjadi iblis itu sendiri.”
- “Segalanya terjadi tak terduga-duga. Hanya ada satu yang pasti dalam hidup, yaitu ketidakpastian. Hanya ada satu yang patut Anda harapkan datang, yaitu yang tidak diharapkan.”
- “Mungkin dengan beneran mati saya akan menemukan makna hidup.”
- “Telepati itu bualan, umpatnya, makanya Alexander Graham Bell ditakdirkan jadi penemu telepon.”
- “Sekejap bersamamu menjadi tujuan peraduanku, sekali mengenalimu menjadi tujuan hidupku"
- “Menertawakan hidup. Tak ada lagi momen yang lebih menyenangkan. Salah satu kapabilitas agung milik manusia dari Sang Penciptanya yang Maha Humoris.”
- “Itulah koevolusi. Kemampuan makhluk hidup untuk mengubah konteks. Yang semula menjadi musuh akhirnya menjadi teman, dan perubahan itu menciptakan kehidupan baru. Percayalah, ini nggak hanya terjadi di level fisik, tapi juga mental. Ketika bakteri primitif saja mampu mengubah konteks, tidakkan kamu heran dengan manusia-manusia yang menyerah begitu saja dengan keadaan? Padahal kemampuan itu nyata-nyata diberikan di setiap level kehidupan, dari mulai makhluk bersel tunggal sampai makhluk terkompleks yang ada: kita.”
- “Apa yang anda butuhkan semuanya sudah tersedia.”
- “Ketika kita balikan cara pandang kita, kenyataan pun berubah. Ternyata, pelacuran terjadi di mana-mana. Hampir semua orang melacurkan waktu, jati diri, pikiran bahkan jiwanya. Dan bagaimana kalau ternyata itulah pelacuran yang paling hina?”
- “Well, semua peristiwa hanyalah semata-mata peristiwa, tapi cara kita menyikapinyalah yang memberi label, kan? Entah itu diberi judul tragedi atau keberuntungan.”
- “Jakarta. Aku setuju. Kota ini biangnya dualisme. Antara ingin Timur dan berlagak Timur, sembari terdesak habis oleh Barat sekaligus paling keras mengutuk-ngutuk.”
- “Reuben, kalau kemerdekaan yang kamu maksud sejenis keinginan anak kecil yang ingin memberontak kepada ibunya untuk bisa makan es krim waktu sakit flu, itu memang omong kosong. Aku rasa, Tuhan atau kekuatan agung apapun itu, nggak akan memberi hadiah yang dangkal begitu. Menurutku, free will adalah kebebasan manusia untuk mengubah perspektif. Kamu jatuh miskin besok, apakah itu bencana atau berkat yang tersembunyi? Semuanya ada di tanganmu. Free will adalah kemampuan manusia mengubah konteks.”
Pranala luar[sunting]

Wikipedia memiliki artikel ensiklopedia mengenai: