Lompat ke isi

Peribahasa Sunda

Dari Wikikutip bahasa Indonesia, koleksi kutipan bebas.
(Dialihkan dari Adat kakurung ku iga)

Daftar ini merupakan daftar peribahasa dalam bahasa Sunda.“Hérang caina beunang….”

  • Adam hilap tapel.
    • Terjemahan: Cita-cita yang membuat lupa ali-ali.
    • Makna: Lupa kepada sanak saudara dan kampung halaman.
  • Adat kakurung ku iga.
    • Terjemahan: Perilaku terkurung oleh tulang rusuk.
    • Makna: Kebiasaan buruk yang sulit dihilangkan.
  • Adean ku kuda beureum.
    • Terjemahan: Hebat karena kuda merah.
    • Makna: Merasa bangga dengan memakai barang milik orang lain.
  • Adigung adiguna.
    • Terjemahan: Angkuh pamer.
    • Makna: Sombong dengan merasa tidak terkalahkan.
  • Agul ku payung butut.
    • Terjemahan: Membanggakan payung jelek.
    • Makna: Sombong padahal sebetulnya hidup serba kekurangan, biasanya ditujukan kepada orang Sunda keturunan bangsawan/ménak yang sudah hilang kekayaannya namun masih merasa lebih tinggi dari yang lain.
  • Aki-aki tujuh mulud.
    • Terjemahan: Kakek-kakek tujuh Maulid.
    • Makna: Lelaki yang sudah sangat tua, khususnya yang berusia sekitar 70 tahun menurut penanggalan Hijriah. Perhitungannya adalah Nabi Muhammad wafat pada usia 63 tahun, sedangkan orang yang usianya 7 kali bulan Maulud dihitung 7 tahun Hijriah setelah Nabi Muhammad wafat sehingga usianya mencapai 70 tahun.
  • Alak-alak cumampaka.
    • Terjemahan: Hanya mengandalkan bentuk.
    • Makna:
  1. Suka dan ingin dipuji karena merasa unggul.
  2. Meniru atau ingin menyamai orang yang lebih terpandang, kaya, atau berpendidikan.
  • Ambek nyedek tanaga midek.
    • Terjemahan: Marah meluap tenaga mati.
    • Makna: Keadaan sangat emosi namun tidak bisa berbuat apa-apa.
  • Anak merak kukuncungan.
    • Terjemahan: Anak merak berjambul.
    • Makna: Keturunan orang yang baik perilakunya biasanya baik pula perilakunya.
  • Asa karagaragan bentang ti langit.
    • Terjemahan: Bagai kejatuhan bintang dari langit.
    • Makna: Senang karena mendapat nikmat yang sangat besar.
  • Awi sadapuran tara lempeng kabéh.
    • Terjemahan: Bambu-bambu serumpun tidaklah lurus semua.
    • Makna: Setiap anggota keluarga tidak memiliki harta & rezeki yang sama.
  • Aya jurig numpak kuda.
    • Terjemahan: Ada hantu menunggangi kuda.
    • Makna: Ada rezeki yang datang secara tidak terduga.
  • Balung kulit kotok meuting.
    • Terjemahan: Gelambir kulit ayam yang dibiarkan (memburuk).
    • Makna: Rasa sakit hati yang terus ada dari dahulu sampai sekarang.
  • Bentik curuk balas nunjuk.
    • Terjemahan: Lentik telunjuk balas menunjuk.
    • Makna: Orang yang biasanya memerintah, tetapi tidak bisa mengerjakan sendiri.
  • Beureum di biwir.
    • Terjemahan: Merah di bibir.
    • Makna: Hanya mengatakan hal-hal yang manis saja.
  • Buruk-buruk papan jati.
    • Terjemahan: Meski buruk tetap papan jati.
    • Makna: Saudara yang memiliki kekurangan/kesalahan tetaplah saudara.
  • Cikaracak ninggang batu laun laun jadi legok.
  1. Usaha yang dilakukan secara terus menerus, lama-kelamaan pasti akan membuahkan hasil.
  2. Halangan apa pun bisa diatasi dengan ketekunan dan kesabaran.
  • Cul dogdog tinggal igel.
    • Terjemahan: Mengabaikan genderang, hanya melakukan tarian.
    • Makna: Meninggalkan suatu pekerjaan untuk pekerjaan lain yang tidak ada hasilnya.
  • Darma wawayangan baé.
    • Terjemahan: Hanya berperan sebagai wayang.
    • Makna: Sekadar menjalani hidup sebab semuanya sudah ada Tuhan yang mengatur.
  • Dibéré sabuku ménta sajeungkal, dibéré sajeungkal ménta sadeupa.
    • Terjemahan: Diberi seruas minta sejengkal, diberi sejengkal minta satu depa.
    • Makna: Orang yang tidak tahu diri, mengharapkan sesuatu yang lebih dari apa yang telah diberikan.
  • Dihin pinasti anyar pinanggih.
    • Terjemahan: Dahulu ditentukan, (sekarang) baru terjadi.
    • Makna: Setiap peristiwa yang terjadi sudah ditentukan oleh Tuhan.
  • Élmu ajug
    • Terjemahan: Ilmu pelita (lampu minyak).
    • Makna: Bisa memberi nasihat pada orang lain, tetapi diri sendiri tidak dapat menjalankannya.
  • Élmu tumbila
    • Terjemahan: Ilmu kutu busuk/kepinding.
    • Makna: Kelakuan parasit, menumpang pada seseorang sambil merugikannya.
  • Gedé bobot pangayonna.
    • Terjemahan: Besar porsi perhatiannya.
    • Makna: Orang yang adil dan mudah memaafkan.
  • Geus aya kekembanganna.
    • Terjemahan: Sudah ada bunga-bunganya.
    • Makna: Pertanda baik bahwa sesuatu yang diharapkan akan tercapai.
  • Gunung teu beunang dilebur, sagara teu beunang diruksak, buyut teu beunang dirempak.
    • Terjemahan: gunung tidak boleh dihancurkan, laut tidak boleh dirusak, (peninggalan) leluhur tidak boleh dilanggar.
    • Makna: Manusia harus menjaga kelestarian alam dan budaya.
  • Gusti Allah tara nanggeuy di bongkokna.
    • Terjemahan: Gusti Allah tidak akan menating bungkuknya.
    • Makna: Allah tidak akan melindungi orang yang mempunyai dosa terhadap sesamanya.
  • Hérang caina beunang laukna.
    • Terjemahan: Jernih airnya dapat ikannya.
    • Makna: Keberhasilan yang diraih tidak menimbulkan dampak buruk bagi orang lain atau tidak menimbulkan konflik.
  • Jongjon bontos.
    • Terjemahan: Tidak terganggu hantaman.
    • Makna: Tekun bekerja dan tidak pernah tergoda.
  • Ka cai jadi saleuwi, ka darat jadi salebak.
    • Terjemahan: Ke air menjadi selubuk, ke darat menjadi sekampung.
    • Makna: Hidup bersama tanpa perbedaan.
  • Ka hareup ngala sajeujeuh, ka tukang ngala salengkah.
    • Terjemahan: Ke depan mengambil sepanjang tapak kaki, ke belakang mengambil selangkah.
    • Makna: Orang yang memiliki sikap hati-hati dalam menjalani kehidupan untuk menghindari masalah yang tidak diinginkan.
  • Ka luhur sieun ku gugur, ka handap sieun ku cacing.
    • Terjemahan: Ke atas takut guruh, ke bawah takut cacing.
    • Makna: Ilustrasi untuk orang yang mengalami rasa takut berlebihan terhadap objek atau situasi tertentu, sehingga akan sulit berkembang karena selalu dihantui perasaan was-was.
  • Ka luhur teu sirungan, ka handap teu akaran.
    • Terjemahan: Ke atas tak bertunas, ke bawah tak berakar.
    • Makna: Orang yang tidak jujur dalam hidupnya, setiap perkataan atau perbuatannya semata-mata hanya untuk menipu.
  • Kudu seubeuh memeh dahar, kudu nepi memeh indit.
    • Terjemahan: Harus kenyang sebelum makan, harus sampai sebelum pergi.
    • Makna: Setiap tindakan yang akan dilakukan harus dipikir-pikir matang terlebih dahulu.
  • Kumeok memeh dipacok.
    • Terjemahan: Takluk sebelum dipatuk.
    • Makna: Menyerah sebelum mencoba. Tidak berani mengambil risiko.
  • Kurung batokeun.
    • Terjemahan: Kepala tersangkar.
    • Makna: Orang tertutup, tidak pernah bergaul dengan orang lain.
  • Lamun henteu ngakal moal ngakeul.
    • Terjemahan: Jika tidak berpikir tidak akan menanak nasi.
    • Makna: Jika tidak mau berusaha maka tidak akan makan, manusia harus bekerja agar bisa hidup.
  • Landung kandungan laér aisan.
    • Terjemahan: Tempat kandungan banyak digendong.
    • Makna: Orang yang bijak memiliki banyak pertimbangan atau perhitungan dalam menyelesaikan persoalan. Tidak gegabah.
  • Manggih luang tina burang.
    • Terjemahan: Menemukan pengalaman dari suatu kejadian.
    • Makna: Ada hikmah dalam setiap peristiwa yang terjadi.
  • Mapatahan ngojay ka meri.
    • Terjemahan: Mengajari itik berenang.
    • Makna: Sindiran untuk orang yang melakukan pekerjaan atau memberi petunjuk yang sia-sia, karena yang diberi petunjuk lebih mahir melakukannya.
  • Mihapekeun beuteung.
    • Terjemahan: Menitipkan perut.
    • Makna: Orang yang memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadi.
  • Mun kiruh ti girang komo ka hilirna.
    • Terjemahan: Jika sudah keruh sejak di hulu, di hilir akan lebih keruh lagi.
    • Makna: Perumpamaan untuk suatu perbuatan yang jika dari atasnya (pemimpin) melakukan hal yang tidak baik atau tidak benar pasti orang yang dipimpinnya (rakyat) akan berbuat jauh lebih tidak baik lagi.
  • Nete semplek nincak semplak.
    • Terjemahan: Meniti retak menginjak pecah.
    • Makna: Segala sesuatu yang dilakukannya selalu dianggap salah.
  • Neukteuk curuk dina pingping.
    • Terjemahan: Memotong jari di atas paha.
    • Makna: Menceritakan kejelekan atau kesalahan keluarga sendiri kepada orang lain, sehingga orang yang bersangkutan akan memperoleh penilaian buruk.
  • Ngadu-ngadu rajawisuna.
    • Terjemahan: Saling mengadu nafsu amarah.
    • Makna: Menghasut kesana kemari sampai menimbulkan konflik atau keributan yang besar.
  • Ngarawu ku siku.
    • Terjemahan: Merengkuh dengan siku tangan.
    • Makna:
  1. Perilaku tamak atau serakah.
  2. Menginginkan sesuatu yang di luar kemampuannya.
  • Nyiar batuk pibaraheun.
    • Terjemahan: Mencari batuk untuk yang kedua kali.
    • Makna: Melakukan kegiatan/sesuatu yang berpotensi mengundang bahaya/celaka.
  • Nyieuhkeun hayam, ngawur kasintu.
    • Terjemahan: Mendandani ayam, membiarkan ayam hutan.
    • Makna: Mengistimewakan orang lain, menelantarkan keluarga atau saudara sendiri.
  • Nyolok panon buncelik.
    • Terjemahan: Menusuk mata yang melotot.
    • Makna: Melakukan sesuatu yang negatif di depan seseorang dengan maksud untuk memanas-manasinya, tindakan provokasi.
  • Panon duiteun.
    • Terjemahan: Mata duitan.
    • Makna: Orang yang hanya memikirkan harta.
  • Pipilih nyiar nu leuwih, kocéplak meunang nu pécak.
    • Terjemahan: Memilih mencari yang lebih, nahas dapat yang buta sebelah.
    • Makna: Memilih-milih dalam mencari yang terbaik, namun malah mendapat yang lebih jelek dari yang pernah ditolak.
  • Sato busana daging, jalma busana élmu.
    • Terjemahan: Hewan pakaiannya daging, manusia pakaiannya ilmu.
    • Makna: Nilai hewan dihargai berdasarkan dagingnya, sedangkan manusia dinilai berdasarkan ilmu yang dimilikinya.
  • Selenting bawaning angin, kolépat bawaning kilat.
    • Terjemahan: Terdengar singkat karena angin, terlihat sebentar karena kilat.
    • Makna: Informasi atau kabar berita yang tidak bisa dipercaya kebenarannya karena tidak ada buktinya.
  • Sireum ogé ditincak-tincak teuing mah tangtu ngégél.
    • Terjemahan: Semut juga terlalu diinjak-injak pasti menggigit.
    • Makna: Orang miskin, orang kecil atau cacat sekali pun, kalau terus-terusan dianiaya atau dihina akhirnya akan melawan.
  • Suku dijieun hulu, hulu dijieun suku.
    • Terjemahan: Kaki dibuat kepala, kepala dibuat kaki.
    • Makna: Orang yang bekerja keras untuk mencari nafkah sampai tidak mengenal waktu dan lelah.
  • Taya banda kinasihan.
    • Terjemahan: Tiada harta (untuk yang) dikasihi.
    • Makna: Tidak memiliki sisa pendapatan untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang disayangi.
  • Tina peurih jadi peurah.
    • Terjemahan: Dari pedih menjadi mampu.
    • Makna: Hasil terbaik didapat dari adanya kerja keras.
  • Teu unggut kalinduan, teu gedag kaanginan.
    • Terjemahan: Tidak bergetar oleh gempa, tidak berkibar oleh angin.
    • Makna: Teguh pendirian dalam mencapai suatu tujuan.
  • Uyah mah tara tees ka luhur.
    • Terjemahan: Garam tidak akan meleleh ke atas.
    • Makna: Sifat baik maupun jelek orang tua akan menurun kepada anaknya.