Immanuel Kant

Dari Wikikutip bahasa Indonesia, koleksi kutipan bebas.
Immanuel Kant.

Immanuel Kant adalah seorang filsuf Jerman. Karya Kant yang terpenting adalah Kritik der Reinen Vernunft, 1781. Dalam bukunya ini ia "membatasi pengetahuan manusia". Atau dengan kata lain "apa yang bisa diketahui manusia."

Tentang gagasan[sunting]

  • "Gagasan dapat memimpin akal untuk suatu tujuan tertentu."
    • Dikutip dari: Yudowidoko, Didik Wahadi. (2004)  Primakata Mutiara Cerdik Cendikia. DIsunting oleh Din Muhyidin. Jakarta: Penerbit Abdi Pertiwi. Halaman 161.

Tentang Tuhan[sunting]

  • "Ada dua cara untuk memahami Tuhan: secara intelektual atau spiiritual, berdasarkan iman dan moralitas. Pemahaman intelektual akan Tuhan tidak cukup kokoh dan bisa menjadi kesalahan berbahaya; pemahaman spiritual akan Tuhan membutuhkan tindakan moral. Keyakinan ini bersifat natural dan supranatural."
  • "Orang hanya bisa menyenangkan Tuhan dengan tindakan yang sesuai dengan keinginan Tuhan dalam kehidupannya. Kalau orang yang di permukaan terlihat setia tapi ternyata tidak baik, jelas, serta rendah hati dalam kehidupannya, ia menunjukkan dusta besar, ia melayani Tuhan secara palsu."
  • "Tak seorang pun bisa berkata bahwa ia tahu apa yang terjadi setelah kehidupan. Keyakinan kita bukan didasarkan pada bukti logis, melainkan bukti moral, dan karenanya aku tidak bisa berkata Tuhan ada dan aku abadi, tapi aku bisa berkata bahwa Tuhan ada dan bahwa diriku tak abadi. Ini berarti imanku akan Tuhan begitu terkait erat dengan sifat alamiku bahwa keyakinan ini tidak bisa dipisahkan dariku."
  • "Kerajaan Tuhan di dunia adalah tujuan final dan hasrat umat manusia."

Tentang doa[sunting]

  • "Doa dipahami sebagai layanan agama formal, layanan yang meminta pencapaian sejumlah belas kasih bagi diri sendiri dari kekuatan yang lebih tinggi; ini adalah pendapat yang keliru. Di lain pihak, hasrat hati kita untuk menyenangkan Tuhan dengan semua tindakan kita–inilah roh doa sejati yang harus selalu ada dalam diri kita."

Tentang agama[sunting]

  • "Perbedaan antaragama–sungguh suatu ungkapan yang aneh. Tentu saja iman berbeda itu mungkin, dan menurut peristiwa sejarah, iman bisa diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya untuk memperkuat agama; dengan cara yang sama, ada berbagai buku agama berbeda–Sutra, Veda, Alquran, dsb. Namun, hanya mungkin ada satu agama, dan hal itu nyata untuk sepanjang masa."
  • "Hanya ada agama sejati, walaupun ada banyak keyakinan berbeda."
  • "Era milik kita adalah era kritik. Agama dan hukum berusaha lari dari kritik, agama dengan mengatakan bahwa dirinya Ilahi dan hukum dengan menunjukkan bahwa dirinya berkuasa. Namun, sejumlah kecurigaan muncul dari usaha melarikan diri ini, karena kita hanya bisa menghormati hal-hal yang berdiri menghadapi ujian publik dan bebas."

Tentang kewajiban[sunting]

  • "Pemenuhan kewajiban kita dan rasa puas akan kesenangan pribadi kita adalah dua hal berbeda. Kewajiban punya aturan sendiri, dan bahkan kalau kita berusaha mencampurkan kewajiban dengan kesenangan, keduanya akan memisahkan diri."

Tentang perilaku[sunting]

  • "Berperilakulah berdasarkan norma yang umum."
    • Dikutip dari: Wibowo, Wahyu (2016) Penulisan Buku Ajar Perguruan Tinggi: Hakikat, Formulasi dan Problem Etisnya. Jakarta: Rajawali Pers. Hlm. 145. ISBN 978-979-769-908-6
  • "Kau harus berperilaku dengan cara yang memungkinkanmu berkata kepada semua orang, "berperilakulah seperti aku."

Tentang pendidikan[sunting]

  • "Saat membesarkan anak kita, kita harus ingat bahwa kita adalah penjaga masa depan. Dengan meninggikan pendidikan mereka, kita meninggikan masa depan umat manusia, masa depan dunia ini.."

Tentang kesenangan[sunting]

Tentang tanah[sunting]

Tentang kecerdasan[sunting]

Tentang hiburan[sunting]

  • "Kalau seni ang indah tidak mengungkapkan gagasan moral, gagasan yang menyatukan orang, itu bukanlah seni, hanya hiburan. Orang perlu dihibur untuk menjauhkan mereka dari kekecewaan dalam kehidupan."

Tentang kebiasaan[sunting]

  • "Kebiasaan tak pernah bagus, bahkan kebiasaan melakukan perbuatan baik. Perbuatan baik, setelah menjadi kebiasaan, tak lagi menjadi tindakan bernilai moral tinggi. Kebaikan sejati hanya dicapai lewat usaha."

Tentang pengetahuan[sunting]

  • "Sejumlah besar pengetahuan saat ini sedang diakumulasikan. Segera saja kemampuan kita akan menjadi terlalu lemah, dan kehidupan kita terlalu singkat, untuk mempelajari pengetahuan ini. Kita memiliki harta karun pengetahuan yang luas dan tersedia kapan pun kita membutuhkannya, tapi setelah mempelajarinya, kita kerap tidak menggunakannya sama sekali. Lebih baik tidak memikul beban ini, pengetahuan yang tidak penting ini, yang tidak benar-benar kita perlukan."
  • "Kita tidak bisa membayangkan rentang ketidaktahuan kita, seperti halnya orang buta tidak bisa membayangkan kegelapan sampai ia bisa melihat."

Tentang nilai moral[sunting]

Tentang moral[sunting]

  • "Kita hidup dalam era kedisiplinan, budaya, dan peradaban, tapi bukan dalam era moralitas. Pada keadaan sekarang, kita bisa bilang bahwa kebahagiaan orang tumbuh, tapi ketidakbahagiaan juga meningkat. Bagaimana kita bisa membuat orang bahagia saat mereka tidak terdidik untuk memiliki moral tinggi? Mereka tidak menjadi bijak."
  • "Di jiwa kita ada sesuatu yang, kalau kita melihatnya sebagai apa adanya dan memberinya perhatian yang layak, akan selalu memberi kita kesenangan besar; hal ini adalah disposisi moral atau kualitas yang diberikan kepada kita saat penciptaan."

Tentang orang lain[sunting]

Tentang kebaikan[sunting]

Tentang anak[sunting]

Tanpa sumber kutipan[sunting]

  • Kebahagiaan bukan cita-cita akal tetapi imajinasi.
  • Kematian dogma adalah kelahiran moralitas.
  • Pencerahan adalah seseorang yang meninggalkan ketidakdewasaan yang ia sebabkan sendiri. Ketidakdewasaan adalah ketidakmampuan menggunakan akal budi tanpa bimbingan orang lain.
  • Melalui kemalasan dan sifat penakut, sebagian besar manusia, bahkan setelah dibebaskan dari bimbingan asing oleh alam, dengan senang hati tetap tidak dewasa.
  • Tak seorangpun bisa menahan kemarahan tertentu ketika seseorang melihat tindakan manusia di panggung dunia yang besar dan menemukan bahwa, selain kebijaksanaan yang muncul di sini dan sana di antara orang-orang, semua yang besar merupakan tenunan dari kebodohan, kesombongan yang kekanak-kanakan, dan bahkan dari kedengkian dan kedestruktifan yang kekanak-kanakan.
    • Dari Idea for a Universal History from a Cosmopolitan Point of View (1784)
  • Sang pemilik pun juga seekor binatang, yang perlu seorang pemilik.

Pranala luar[sunting]

Tokoh
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Wikipedia memiliki artikel ensiklopedia mengenai:
Commons
Commons
Wikimedia Commons memiliki media terkait mengenai: