Gadis Arivia
Tampilan
Wikipedia memiliki artikel ensiklopedia mengenai:
Dr. Gadis Arivia adalah seorang aktivis gerakan perempuan, Doktor filsafat Universitas Indonesia, dan pendiri Yayasan Jurnal Perempuan.
- "Perempuan sepanjang masa harus selalu memerangi berbagai ketololan hasil budaya patriarki, hingga saat ini. Bila dulu perjuangan perempuan diawali dengan mengangkat bedil, kini dengan menggunakan informasi. Bagaimana pun, era informasi akan sangat menguntungkan perempuan dimana komunikasi dan jaringan adalah dua permainan yang sangat dikuasai perempuan."
- "Kita berhadapan dengan sosok Inul, perempuan marjinal yang tidak mempunyai kekuatan bahasa universal, oleh sebab itu tidak masuk dalam urutan simbolik yang telah ditetapkan laki-laki untuk mengukuhkan dunia patriarki. Bahasa Inul menjadi bahasa ’yang lain’, yang ’perlu dikoreksi’ para tokoh publik agar ia mematuhi konstruksi sosial laki-laki yang telah berjalan berabad-abad dan tidak pernah ditentang."
- "Saya lebih setuju pengaturan, bukan undang-undang. Jadi, pengaturannya adalah bahwa pornografi merupakan bacaan khusus untuk orang dewasa dan dijual di tempat khusus orang dewasa dan mereka yang mempunyai industri di bidang ini dikenakan pajak yang sebesar-besarnya sehingga hasil pajak bisa dipakai untuk pendidikan dan kesehatan yang lebih berguna bagi masyarakat. Nah, saya lebih cenderung untuk mengatur industri ini daripada justru mengorbankan perempuan yang tidak tahu apa-apa. Bagaimana, dong, perempuan Wamena, perempuan Bali, perempuan di Jawa yang pakai kemben misalnya? Apakah mereka harus bayar Rp 200 juta karena itu?"
- "Harus ditolak seluruhnya dan dibiarkan pengaturan yang ketat untuk mereka yang bergerak dalam industri ini. Itu yang perlu. Misalnya, tabloid-tabloid yang dianggap porno itu yang harus ditertibkan dan harus dikenakan sanksi hukum karena menjual di depan umum. Tetapi, bukan perempuan yang memakai pakaian seksi yang dikenakan ganjaran hukum. Atau juga novel dan hasil karya seni lain yang dipasung. Tapi, justru industri yang memuat pornografi yang harus diatur."
- "Pengaturan seks dan ketubuhan perempuan diatur oleh laki-laki, termasuk bagian tubuh mana yang boleh dilihat, ditonjolkan, dan sebagainya. Bisa jadi rancangan undang-undang ini juga memperlihatkan kekuasaan dominasi kelompok yang berlandaskan budaya patriarki. Budaya patriarki menyuburkan feodalisme dan mematikan kritisisme."
Tokoh |
---|
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z |