Lompat ke isi

Peribahasa Banjar

Dari Wikikutip bahasa Indonesia, koleksi kutipan bebas.
(Dialihkan dari Wadai Dua Kali Sakit)

Peribahasa Banjar dibagi menjadi 2 klasifikasi, yaitu peribahasa Banjar berbentuk puisi dan peribahasa Banjar berbentuk kalimat. Peribahasa Banjar berbentuk puisi terdiri atas 6 genre/jenis, yakni: gurindam, kiasan, mamang papadah, pameo huhulutan, saluka, dan tamsil. Peribahasa Banjar berbentuk kalimat terdiri atas 5 genre/jenis, yakni: ibarat, papadah, papatah-patitih, paribasa, dan paumpamaan.

Perbedaan bentuk fisik antara peribahasa Banjar yang berbentuk puisi dengan peribahasa Banjar yang berbentuk kalimat terletak pada jenis gaya bahasa yang dipergunakannya. Peribahasa berbentuk puisi mempergunakan gaya bahasa perulangan, sementara peribahasa berbentuk kalimat mempergunakan gaya bahasa perbandingan, pertautan, dan pertentangan.

Semua ragam/jenis peribahasa Banjar berbentuk puisi, setidak-tidaknya memiliki salah satu dari 3 ciri karakteristik bentuk, yakni :

  1. adanya pengulangan atas kosa-kata yang sama
  2. adanya kosa-kata yang hampir sama secara morfologis
  3. adanya kosa-kata yang saling bersajak a/a/a/a, a/b/a/b, dan a/b/b/a baik secara vertikal maupun secara horisontal di awal, di tengah, atau di akhir baris/larisk.

Ciri-ciri karakteristik bentuk yang demikian itu identik dengan gaya bahasa perulangan (repetisi).

  • Ada kada malabihi, kada ada kada mangurangi.
    • Maksud: Seseorang yang keberadaannya tidak mempunyai arti apa-apa.
  • Adat urang main, ada kalah ada manang.
    • Maksud: Kalah dan menang dalam suatu permainan adalah biasa.
  • Allahu wahdah; Inya mambari kada bawadah, Inya maambil kada bapadah.
    • Maksud: Allah memberi tanpa batas dan Dia mengambil kembali tanpa harus bicara.
  • Apik-apik kalu tabarusuk.
    • Terjemahan: Betul-betul, kalau [tidak, nanti] terperosok
    • Maksud: Melakukan segala sesuatu harus teliti supaya tidak merugikan diri sendiri.
  • Apik-apik hundang tahi di kepala
    • Maksud: Hendaknya seorang perempuan tidak hanya memperhatikan tampilan luarnya saja, tetapi juga isinya atau memperhatikan akhlaknya.
  • Asa dihiris lawan sambilu.
    • Terjemahan: Seperti diiris dengan sembilu.
    • Maksud: Perasaan sedih yang amat dalam.
  • Asa dikarukut bidawang 40 ikung.
    • Terjemahan: Seperti digigit kepiting 40 ekor.
    • Maksud: Sangat menyakitkan.
  • Awak randah, sangkutan tinggi.
    • Terjemahan: Badan pendek, gantungan baju tinggi.
    • Maksud: Melakukan sesuatu harus mengukur kemampuan diri sendiri.
  • Badiri tahantuk, baduduk tahantak.
    • Terjemahan: Berdiri tersandung, duduk terhempas
    • Maksud: Serba salah. Semuanya ada risikonya.
  • Babuang-buang hintalu sabuku.
    • Terjemahan: Membuang telur sebiji
    • Maksud: Untuk melakukan suatu perubahan diperlukan suatu pengorbanan (materi ataupun tenaga).
  • Baguna tahi larut.
    • Terjemahan: Berguna tahi yang larut
    • Maksud: Sindiran kepada seseorang yang kaya tetapi tidak membawa manfaat bagi masyarakat.
  • Bagung jadi raja.
    • Terjemahan: Bagong menjadi raja.
    • Maksud: Seseorang yang mendapat kesempatan memiliki jabatan dan wewenang, lantas melakukan segala sesuatu sekehandak hati.
  • Baluluas lubang burit.
    • Maksud: Seseorang yang rajin salat, tetapi juga suka bergunjing dan berghibah.
  • Basuluh mancari lampu.
    • Maksud: Seseorang yang masih saja menanyakan segala sesuatu yang sudah diketahuinya.
  • Burung datang buah libas.
    • Terjemahan: Burung tiba, buah busuk.
    • Maksud: Seseorang yang mengalami kerugian karena ulahnya sendiri.
  • Dapur kada bakukus.
  • Gawi Sabarataan.
  • Gawi Sabumi.
  • Gawi Manuntung.
  • Halus-halus iwak, ganal-ganal biawak.
    • Terjemahan: Kecil-kecil ikan, besar-besar biawak
    • Maksud: Hendaknya melihat apapun yang diperoleh dari segi manfaatnya terlebih dahulu, bukan dari seberapa besar atau seberapa banyak sesuatu hal tersebut.

Irung irung

[sunting]
  • Kabanyakan guring awak kurus karing.
    • Terjemahan: Banyak tidur badan kurus kering.
    • Maksud: Peringatan ini agar jangan banyak tidur jika tidak bisa miskin. Ungkapan ini ditujukan kepada seseorang yang suka bermalas-malas, tidak produktif atau tidak mendatangkan manfaat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
  • Kabanyakan rangka, habis kada sahama-hama.
    • Maksud: Nasihat agar jangan bersifat tamak, karena sifat tersebut dibenci oleh semua orang. Akibatnya, orang tamak akan tersisih dari pergaulan di masyarakat.
  • Kacil mulik sasak di lawang.
    • Maksud: Kalimat dalam ungkapan ini memiliki pengertian berbalik yang berarti suatu sindiran. Badan seseorang yang kecil pasti dengan mudah memasuki pintu, tetapi di sini digambarkan agak sukar memasuki pintu. Ungkapan ini ditujukan untuk memberi pujian kepada orang yang memiliki badan tubuh yang montok dan indah. Apabila di dalam suatu pertemuan terdapat orang yang seperti ini dan namanya dipanggil sebagai tanda hadir, maka dia akan tersipu-sipu jika ada yang usil manyebutkan kacil mulik sasak di lawang.
  • Kada ada buriniknya.
    • Terjemahan: Tidak ada gelembung udaranya.
    • Maksud: Tidak ada kabar beritanya. Jika sesuatu benda berat yang dilemparkan ke sungai yang dangkal akan timbul gelembung udara kecil (bahasa Banjar: burinik) yang menandakan benda tersebut sampai ke dasar sungai. Sebaliknya jika benda tersebut dilempar ke sungai yang dalam maka biasanya tidak akan ada gelembung-gelembung udara kecil yang timbul di permukaan air. Seperti orang yang pergi merantau dan tiada kabar beritanya, tidak dapat diketahui apakah dia masih hidup atau telah meninggal dunia.
  • Kada ada kukus amun kada ada api.
    • Maksud: Tidak mungkin terjadi sesuatu kalau tidak ada sebab musababnya.
  • Kada ada nang dikutil-kutil.
    • Maksud: Tidak ada yang dapat dimakan, karena kehabisan persediaan makanan.
  • Kada ada urang nang bajual di pasar.
    • Maksud: Sesuatu barang yang sangat istimewa. Suatu sindiran terhadap seseorang yang memakai pakaian yang lain daripada yang lain atau berbeda dengan kebiasaan yang lazim dipakai orang.
  • Kada ada urat tulangnya.
    • Maksud: Tidak punya daya atau kekuatan.
  • Kada bahabu dapur.
    • Maksud: Seseorang yang mengalami kekurangan persediaan makanan, karena itu tidak ada makanan yang dapat dimasak.
  • Kada balampu.
    • Maksud: Seseorang yang berperilaku tidak mempertimbangkan baik buruknya, karena dia memang tidak berpengetahuan.
  • Kada baliur.
    • Maksud: Tidak ada minat untuk sesuatu yang ditawarkan kepadanya atau tidak ada keberanian untuk melawan atau bertarung (tidak punya nyali).
  • Kada batanah kada babanyu.
    • Terjemahan: Tidak memiliki tanah dan air.
    • Maksud: Seseorang yang miskin.
  • Kada batanah sajari-jari.
    • Maksud: Sangat miskin.
  • Kada batanam nyiur.
    • Maksud: Tidak memerlukan waktu yang lama. Peribahasa ini dikiaskan pada seseorang yang tidak akan tinggal lama pada suatu daerah, sehingga kepadanya tidak dapat diharapkan mengerjakan sesuatu pekerjaan yang besar. Peribahasa ini juga dipakai sebagai pernyataan keberanian berkelahi oleh seseorang yang siap untuk mati, karena tidak ada sesuatu yang berarti baginya di tempat itu.
  • Kada ingat burit kapala.
    • Maksud: Suatu sindiran terhadap seseorang yang bertindak melampaui batas karena tidak sadar atau terlalu asyik.
  • Kada jadi baras.
    • Maksud: Ungkapan untuk menolak suatu pekerjaan yang tidak mendatangkan hasil, ditujukan kepada orang-orang yang melaksanakan pekerjaan yang sia-sia, membuang-buang waktu, tenaga, dan pikiran sedangkan hasilnya tidak ada, seperti sehari penuh bermain domino atau mengobrol tak tentu arah.
  • Kada karing gigi.
    • Maksud: Suatu keadaan yang penuh keriangan ketika mendengar atau menyaksikan sesuatu yang lucu, misalnya pertunjukan lawak yang selalu mengundang tawa.
  • Kada kauluran.
    • Maksud: Sesuatu pernyataan yang berkesan menjengkelkan dari pihak yang memberi karena terus menerus dimintai sesuatu.
  • Kada kaya paku lantak di papan.
    • Maksud: Sesuatu pembicaraan yang mengambang atau masih bisa diubah, tidak merupakan harga mati, misalnya dalam hal jual beli atau perjanjian yang keputusannya belum final.
  • Kada kawa dikulai.
    • Maksud: Seseorang yang tidak bisa dijadikan keluarga atau sahabat karena berperangai buruk.
  • Kada kulih kiwa kanan.
    • Maksud: Seseorang yang terlalu asyik dengan pekerjaannya dan tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya, merupakan sindiran terhadap seseorang yang lebih mementingkan dirinya sendiri.
  • Kada mamak dijarang.
    • Maksud: Seseorang yang sulit diatur karena wataknya sudah demikian jelek, tidak bisa menerima saran dan nasihat dari orang lain.
  • Kada mambadai lawan kaluung.
    • Maksud: Seseorang yang tidak memiliki kemampuan tampil sebagai pemimpin. Maksudnya, seseorang yang menginginkan sesuatu dalam jangkauan yang lebih tinggi dari kadar dirinya sendiri.
  • Kada mambuang taruh.
    • Maksud: Sesuatu pengorbanan yang tidak sia-sia, misalnya sebagai pujian bagi atlet atau tokoh yang berprestasi. Sebagai pesan atau harapan kepada pemain yang akan bertanding, dikatakan jangan mambuang taruh.
  • Kada mau balabih urat tulang.
    • Maksud: Seseorang yang tidak suka membantu oarang lain yang memerlukan bantuannya.
  • Kada mayu parutnya.
    • Maksud: Orang yang sudah kekenyangan.
  • Kada mayu tangannya.
    • Maksud: Seseorang yang tidak mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan. Juga bisa berarti seseorang yang merangkap berbagai jabatan tetapi tidak cukup tenaga untuk mengelola seluruh jabatan yang dirangkapnya tersebut.
  • Kada kaya mamamah lumbuk balalu padas.
    • Maksud: Dalam menjalankan suatu usaha, tidak serta merta memperoleh keuntungan, melainkan memerlukan wakyu (proses) yang ditempuh dengan kesungguhan dan kesabaran.
  • Kada paparakan hujung kukunya.
    • Maksud: Keadaan seseorang yang jika dibandingkan dengan keaadaan orang lain masih lebih baik. Perbandingan yang berbeda jauh ini juga ditujukan kepada hasil kerja yang satu dengan yang lain.
  • Kada purun tikus, matan purun banar.
    • Maksud: Seseorang yang bertindak tega terhadap orang lain, sehingga merugikan orang tersebut baik fisik maupun mental.
  • Kada tacampur minyak lawan banyu.
    • Maksud: Seseorang yang kuat imannya, tak akan terpengaruh oleh godaan orang yang fasik untuk melakukan perbuatan maksiat. Peribahasa ini menegaskan bahwa tidak sama antara orang yang baik dengan orang yang jahat, sekalipun terkumpul dalam satu tempat atau lingkungan.
  • Kada tadangar garacak piring.
    • Maksud: Tidak ada tanda-tanda akan disuguhi makanan (seperti yang diharapkan).
  • Kada takulih mintuha lalu.
    • Maksud: Seseorang terlalu asyik dengan pekerjaannya.
  • Kada titik banyu diganggam.
    • Maksud: Sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Ditujukan kepada orang yang sangat kikir.
  • Kada wayah dipawayah.
    • Maksud: Sesuatu yang tidak diketahui sebab musababnya atau tidak direncanakan sebelumnya, tetapi kemudian terjadi sesuatu yang mengejutkan. Sering dipergunakan dalam cerita wayang Banjar.
  • Kajam pada Japang.
    • Terjemahan: Lebih kejam daripada Jepang.
    • Maksud: Seseorang yang bertindak melampaui batas terhadap orang lain.
  • Kalawasan mahadang, imbah Ahad, Ahad pulang.
    • Maksud: Perasaan seseorang yang menunggu sesuatu yang diharapkan tetapi yang ditunggu tak kunjung tiba, misalnya suatu perjanjian yang waktunya selalu diulur-ulur oleh satu pihak atau bisa juga keluhan seorang gadis atau jejaka yang telah lama menunggu datangnya jodoh.
  • Kalimbuai pusing kiwa.
    • Terjemahan: (Rumah) keong berputar ke kiri.
    • Maksud: Seseorang yang memiliki perilaku yang aneh atau sesuatu yang istimewa. Bentuk rumah keong berbentuk putaran ke arah kanan, jika ada rumah keong berbentuk putaran ke arah kiri, maka hal tersebut merupakan sesuatu yang aneh.
  • Kalibatan tali gasing.
    • Maksud: Seseorang yang terbawa-bawa dalam sesuatu masalah yang dia sendiri sebenarnya tidak turut serta (terlibat) dalam masalah tersebut.
  • Kaminting pidakan.
    • Maksud: Seseorang pria yang memiliki keberanian dan kekuatan, sehingga dia tidak gentar menghadapi musuh atau kemungkinan apapun yang dianggap membahayakan.
  • Kana gatahnya haja.
    • Maksud: Seseorang yang bersusah payah dalam suatu pekerjaan sedang dia sendiri tidak turut menikmati hasil pekerjaan tersebut.
  • Kaning kaya ditulis.
    • Terjemahan: Kening seperti ditulis.
    • Maksud:
  • Kantutnya gin sumbang.
    • Terjemahan: Kentutnya saja sumbang.
    • Maksud: Olok-olok terhadap suara seseorang yang sumbang untuk ikut kontes menyanyi atau mengaji.
  • Kantut samut.
    • Terjemahan: Kentut semut.
    • Maksud: Ungkapan terhadap sesuatu yang bohong.
  • Kapala bapa ikam.
    • Terjemahan: Kepala bapakmu.
    • Maksud: Ungkapan untuk menyatakan rasa kesal terhadap pihak lain.
  • Kapala manyuruk, buntut mahambat.
    • Terjemahan: Kepala menunduk, ekor memukul.
    • Maksud: Seseorang yang licik. Sikap merendah hanyalah sebuah sandiwara untuk menyembunyikan maksud dan tujuan tertentu yang telah direncanakan. Orang yang sangat pandai menyesuaikan diri dalam setiap situasi, namun membahayakan.
  • Kapala sama babulu, otak lain-lain.
    • Maksud: Peribahasa ini memberikan kesadaran bahwa sikap batin tidak selalu sama dengan sikap lahir, apa yang ada dalam pikiran seseorang sulit dilihat, tidak seperti rambut di kepala seseorang.
  • Karas-karas karak, limbah dibanyui lamah jua.
    • Maksud: Seseorang yang bersikap keras (tidak mau mengalah) tetapi setelah dibujuk atau diancam akhirnya mau menurut atau menyerah.
  • Karing pada kalaras.
    • Maksud:
  • Kasasahangan.
    • Maksud: Seseorang yang sedang jatuh cinta merasa gelisah selalu ingin bertemu dengan pujaan hatinya (kasmaran).
  • Katahuan habang hirangnya.
    • Terjemahan: Ketahuan merah hitamnya.
    • Maksud: Ungkapan yang ditujukan kepada seseorang yang sebelumnya tidak diketahui keberaniannya untuk bertarung, setelah terjadinya pertarungan barulah diketahui kemampuan dari orang tersebut.
  • Kawa dicaramini.
    • Terjemahan: Dapat dijadikan tempat bercermin.
    • Maksud: Ungkapan yang bermakna pujian terhadap seseorang yang pandai merawat rumahnya, dimana lantai atau perkakas dalam rumah nampak begitu bersih (mengkilat).
  • Kaya api dikubui banyu.
    • Maksud: Seseorang yang sedang emosi atau marah, tetapi jika diberi nasehat oleh seseorang yang lebih berwibawa dia akan menjadi tidak berkutik.
  • Kaya api dikubui minyak.
    • Terjemahan: Bagai api disiram minyak.
    • Maksud: Seseorang yang sedang marah, kemudian ada pihak lain yang mengipasi, maka situasi yang sedang panas tersebut akan menjadi lebih panas lagi. Pihak yang menyiram minyak tersebut biasanya adalah pihak ketiga yang akan mengambil keuntungan dari situasi tersebut.
  • Kaya bagaimana undasnya ha.
    • Maksud: Sikap pribadi seseorang yang suka menyombongkan diri.
  • Kaya bisul maangkut nanah.
    • Terjemahan: Bagai bisul membawa nanah.
    • Maksud: Seseorang yang sedang menghadapi musibah besar, misalnya persengkataan memperebutkan harta yang akan diwariskan, sehingga orangtua mereka menderita diibaratkan seperti bisul maangkut nanah.
  • Kaya bubut lawan kasisikat.
    • Maksud: Dua orang yang berkawan sangat akrab, tak dapat dipisahkan, selalu bersama-sama dalam sesuatu urusan atau kepentingan. Bubut adalah sejenis burung yang besarnya seperti elang, sedangkan kasisikat adalah sejenis burung yang besarnya seperti burung pipit. Kedua burung yang berbeda fisiknya ini sering berkawan, sehingga kemana bubut terbang ke situ pula kasisikat mengikuti, sehingga keduanya nampak selalu bersama.
  • Kaya Bukit turun ka kuta.
    • Terjemahan: Bagai orang Bukit turun ke kota.
    • Maksud: Kiasan terhadap seseorang dari pedalaman yang terheran-heran menyaksikan sesuatu yang belum pernah mereka saksikan sebelumnya atau sebagai ungkapan terhadap sekelompok orang di kota yang jalannya beriringan satu persatu. Suku Bukit yaitu suku Dayak yang tinggal di pegunungan Meratus pada waktu-waktu tertentu pergi ke kota untuk membeli keperluan hidupnya maupun menjual hasil hutan dan kebunnya. Karena di hutan belum ada jalan lebar, hanya jalan setapak, biasanya mereka berjalan beriringan satu-persatu. Kebiasaan ini mereka bawa sampai ke kota. Sesampainya di kota, mereka terheran-heran dengan keadaan kota yang tidak terdapat dalam kehidupan mereka. Tetapi perlu dicatat bahwa dewasa ini, sudah banyak orang Bukit yang maju dan bahkan lebih pintar daripada orang kota.
  • Kaya baburak kalingaian.
    • Maksud: Seseorang yang tiba-tiba berhadapan dengan sesuatu (keadaan) yang baru, sehingga dia mengalami ketakutan dan kebingungan karena kurangnya pengalaman. Buburak adalah sejenis burung yang hidup di hutan atau persawahan. Bila bertemu dengan manusia, burung tersebut terkejut dan terbang rendah, paling jauh sepanjang lima depa, kemudian bersembunyi menyusup ke semak-semak. Kalau burung itu berada di tanah lapang, seperti nampak ketakutan atau kebingungan. Burung sawah yang kena perangkap itu sering diperjual belikan di pasar.
  • Kaya cacing kapanasan.
    • Terjemahan: Bagai cacaing kepanasan.
    • Maksud: Seseorang yang sedang gelisah karena menghadapi suatu masalah.
  • Kaya cacing panggal.
    • Terjemahan: Bagai cacing terpotong.
    • Maksud: Seorang isteri yang megalami kesedihan karena suaminya kawin lagi.
  • Kaya Cina kakaraman.
    • Terjemahan: Bagai orang Cina yang kapalnya karam.
    • Maksud: Sekelompok orang yang berbicara bersama-sama, sehingga seolah-olah terdengar suara keributan saja, sedangkan isi pembicaraan sukar dimengerti. Keadaan orang Cina di Kalimantan zaman dahulu yang berniaga menggunakan perahu, ketika kapal tersebut mengalami karam dan mulai tenggelam, pasti menimbulkan kepanikan atau kegaduhan luar biasa.
  • Kaya Cina kahilangan dacing.
    • Maksud:
  • Kaya daun tarap gugur parapas-parapas.
    • Terjemahan: Bagai bunyi daun tarap yang gugur ke tanah.
    • Maksud: Seseorang yang suka membual, seakan-akan dia sajalah yang paling pintar atau berani, akan tetapi setelah berhadapan ternyata tidak bisa membuktikan. Hal ini sebagai sindiran terhadap orang yang hanya pandai bicara tetapi tidak mampu berbuat. Pohon tarap batangnya besar dan tinggi, begitu pula daunnya besar dan lebar. Daun tarap yang kering jatuh melayang mengenai daham dan ranting-ranting, bunyinya keras, parapas-parapas, tetapi apabila daun tersebut sudah sampai ke atas permukaan tanah, bunyi suara yang keras tadi tiba-tiba mengecil, yang terdengar hanya bunyi pesss.
  • Kaya Dayuhan lawan Intingan.
    • Terjemahan: Bagaikan memperbandingkan si Dayuhan dengan si Intingan.
    • Maksud: Orang yang badannya besar belum tentu lebih baik dari orang yang badannya kecil, walau satu keturunan belum tentu sama kualitasnya. Budi pekerti dan pendidikanlah yang menentukan kualitas seseorang. Dayuhan dan Intingan adalah dua tokoh cerita rakyat Banjar, dua kakak beradik yang berbeda perilaku. Sang adik bernama Dayuhan, digambarkan sebagai orang yang agak bodoh karena tidak mau belajar, pemalas dan suka membantah nasihat orangtuanya. Intingan sang kakak digambarkan sebagai orang yang pintar, bijaksana, baik hati dan suka menolong, walau badannya agak kecil.
  • Kaya gadang buruk.
    • Terjemahan: Bagai batang pisang yang membusuk.
    • Maksud: Seseorang yang mengalami sakit dan sulit disembuhkan, sehingga jika dipegang tangan dan kakinya terasa dingin bagai batang pisang (gadang) yang sudah lama ditebang (busuk).
  • Kaya hantu Barabiaban.
    • Maksud:
  • Kaya hayam jagaunya.
    • Maksud:
  • Kaya hayam saungan.
    • Maksud:
  • Kaya ingkul Inggris.
    • Maksud:
  • Kaya iwak kana tuba.
    • Maksud:
  • Kaya kalayangan pagat.
    • Terjemehan: Bagai layang-layang putus (talinya).
    • Maksud: Seseorang yang malang dan hidup terlunta-lunta atau tidak memiliki pegangan hidup.
  • Kaya karacak ayam.
    • Terjemahan: Bagai bekas cakar kaki ayam.
    • Maksud: Suatu tulisan yang sangat jelek, diumpamakan seperti karacak ayam, yaitu bekas tapak kaki ayam di atas lantai yang nampak semrawut dan kotor karena kaki ayam itu berlumpur. Peribahasa ini pada waktu sekarang dipergunakan perumpamaan yang lebih luas maknanya.
  • Kaya kucing malihat tikus.
    • Maksud:
  • Kaya kucing marau.
    • Maksud:
  • Kaya latupan cabi.
    • Maksud:
  • Kaya maling kasiangan.
    • Maksud:
  • Kaya mancabut kasusuban.
    • Maksud:
  • Kaya manimbai batu ka banyu.
    • Terjemahan: Bagai melempar batu ke air (sungai).
    • Maksud: Suatu urusan yang diserahkan atau dipercayakan kepada orang lain, kemudian hal tersebut tidak ada kabar beritanya lagi, bahkan orang yang diserahi urusan tersebut tidak muncul lagi untuk memberikan laporan.
  • Kaya manjuhut rambut di galapung.
    • Terjemahan: Bagai menarik rambut di dalam tepung.
    • Maksud: suatu cara yang bijaksana dalam menyelesaikan suatu masalah, dimana kedua belah pihak sama-sama merasa puas dan tidak merasa dirugikan. Peribahasa ini selengkapnya berbunyi kaya manjuhut rambut di galapung, rambut kada pagat, galapung kada tahambur.
  • Kaya muak kucing.
    • Maksud:
  • Kaya pinang dibalah dua.
    • Maksud:
  • Kaya punai kakanyangan.
    • Maksud:
  • Kaya siput dipais.
    • Terjemahan: Bagai siput dipepes.
    • Maksud: Seseorang yang memiliki sifat sangat pendiam atau sengaja tidak mau bicara (dengan alasan tertentu).
  • Kaya tandui dilumu.
    • Maksud:
  • Kaya tikus kahujanan.
    • Maksud:
  • Kaya tiwadak dihantak.
    • Maksud:
  • Kaya ular baganti salumur.
    • Terjemahan: Bagai ular berganti kulit.
    • Maksud: Seseorang yang meninggalkan kebiasaan (cara) lama dan menggantinya dengan cara yang baru.
  • Kaya urang imbah baranak.
    • Terjemahan: Bagai orang habis melahirkan.
    • Maksud: Seseorang yang suka minta dilayani. Pada zaman dahulu, wanita Banjar bila habis melahirkan dilarang berbaring, tetapi diharuskan duduk di kasur sambil bersandar dengan meluruskan kaki. Dengan posisi demikian, dia dilayani makan dan minum selama tiga hari.
  • Kaya urang kalah pamainan.
    • Terjemahan: Bagai orang kalah berjudi.
    • Maksud: Seseorang yang sedang mengalami ksesedihan dan kekecewaan karena gagal dalam memperjuangkan sesuatu.
  • Kaya urang kasarungan.
    • Terjemahan: Bagai orang kesurupan.
    • Maksud: Seseorang yang cepat marah (lepas kendali) jika keinginannya tidak dipenuhi, bahkan ia menuntut hal yang tidak mungkin untuk dipenuhi.
  • Kaya warik tagapit dahan.
    • Terjemahan: Bagai kera terjepit dahan.
    • Maksud: Seseorang yang bersikap tidak pandai berterimakasih kepada orang memberi pertolongan kepadanya. Kera yang terjepit dahan akan berteriak-teriak, tetapi jika sudah mendapat pertolongan, kera tersebut lari melompat-lompat meninggalkan orang yang menolongnya.
  • Kaya warik tajun ka kacang.
    • Terjemahan: Bagai monyet terjun ke kacang.
    • Maksud: Sekelompok orang yang berebut untuk mendapatkan sesuatu lebih dulu dan lebih banyak.
  • Kayuh Baimbai.
    • Maksud:
  • Kikik-kikik burung maling.
    • Maksud:
  • Kilat dalam banyu gin pinandu.
    • Maksud:
  • Kuduk kada mati, ular kada kanyang.
    • Terjemahan: Kodok tak mati, ular tak kenyang.
    • Maksud: Dua pihak yang ingin menyelesaikan suatu masalah dengan prinsip saling menguntungkan dan masing-masing pihak merasa puas atas keputusannya yang diambil. Biasanya ada pihak ketiga yang membantu mencarikan pemecahannya.
  • Kudung hanyar hanyar bautas.
    • Maksud:
  • Kujub-kujub kaya mata bidawang.
    • Terjemahan: Berkedip-kedip bagai mata penyu.
    • Maksud: Seseorang yang sedang dimarahi karena berbuat salah. Dia diam saja bagaikan orang bodoh dan bola matanya berkedip-kedip, tidak berani memandang wajah orang yang memarahinya. Sebagaimana penyu yang tertangkap, badannya diam saja, sementara bola matanya bergerak-gerak.
  • Kula-kula buhaya.
    • Maksud: Berhati-hati dalam memilih teman, jangan sampai berhubungan dengan orang yang suka berkhianat. Begitu baiknya pada permulaannya, tetapi setelah ada kesempatan orang tersebut tidak segan-segan berkhianat. Famili (kula) biasanya punya hubungan yang baik, saling mempercayai dan saling membantu satu sama lain, tetapi hati-hatilah jika berhubungan (bakula) dengan buaya karena bisa berakibat fatal.
  • Kukulilik di luang satu.
    • Maksud:
  • Kulik-kulik bunyi halang.
    • Maksud:
  • Kulimbit mati.
    • Maksud:
  • Kulu sipatin.
    • Maksud:
  • Kumpai mangalahakan banua.
    • Terjemahan: Rumput mengalahkan kampung/negeri.
    • Maksud: Pendatang baru yang berbuat melebihi orang yang sudah lama tinggal di situ. Dengan tujuan ingin menguasai (memimpin). Sebagaimana rumput yang tidak dibersihkan, tumbuh dengan suburnya sehingga dapat merusak keadaan sekitarnya.
  • Kurihing simpak.
    • Maksud:
  • Kur sumangat, hilang panyakitnya.
    • Maksud:
  • Kuriding patah.
    • Maksud:
  • Kurang hantak kurang surung.
    • Maksud: Sesuatu yang serba tanggung atau tidak ada ketegasan.
  • Lagu nang kaya pingkalung sangkut.
  • Lain danau lain iwaknya.
  • Lain nang disurung lain nang dikalang.
  • Laju pada trak.
  • Lalat mancari kudis.
  • Lamah bulu.
  • Lamah limbai.
  • Lamak mungkal kaya iwak lampan.
  • Lambat mambalik talapak tangan.
  • Lambat mambanam kapas.
  • Lamun dirandam ka sungai mauk saluang.
  • Lamun garing, sawu mantah gin kada tamakan.
  • Lamun kawan naik jangan dipiruhuti.
  • Langkang pipi amun tatawa.
  • Lancar bapandir bahira maucir.
  • Lapah manggutak.
  • Lapas di muntung harimau, masuk ka muntung buhaya.
  • Lindung kucing baduduk.
  • Lingis kaya dijilat naga.
  • Liur baungan.
  • Luka kana bidingnya.
  • Mahadang buah bungur.
    • Terjemahan: Menunggu buah bungur.
    • Maksud: Seseorang yang menunggu atau mengharap janji yang tidak mungkin terpenuhi. Sebuah penantian yang sia-sia. Bungur merupakan jenis pohon yang berdaun rindang, berbunga indah, batangnya kuat dan lurus, namun tidak berbuah.
  • Mahambat kalaras karing.
    • Terjemahan: Memukul daun pisang kering.
    • Maksud: Seseorang yang berusaha keras mendapatkan sesuatu dari orang yang yang sebenarnya tidak punya apa-apa sehingga hasilnya hanya kelelahan dan kekecewaan. Daun pisang yang telah kering tidak dapat digunakan sebagai pembungkus seperti daun pisang yang masih segar.
  • Maitung kasau di bubungan.
    • Terjemahan: Menghitung kasau di atap rumah.
    • Maksud: Seseorang yang telah lama terbaring karena sakit. Rumah orang Banjar zaman dulu tidak memakai plafon, sehingga orang yang berbaring dengan mudah dapat menghitung kasau rangka atap yang terlihat di atasnya. Demikian pula orang sakit yang tidak bisa melihat keluar rumah dan tidak dapat kemana-mana, ia hanya memperhatikan susunan kasau yang ada di bagian atap rumahnya.
  • Makin tuha makin baminyak.
    • Terjemahan: Semakin tua semakin berminyak
    • Maksud: Seseorang yang sudah berusia tua, tetapi tampak masih segar dan enerjik. Di samping wajahnya tampak masih muda, daya pikirnya masih tajam dan berwibawa. Pada umumnya orang seperti itu adalah orang-orang yang di masa mudanya suka berolahraga, periang, atau humoris dan di masa tuanya ekonominya terjamin, sehingga diibaratkan seperti buah kelapa yang semakin tua semakin berminyak. Buah kelapa yang telah cukup tuanya mengandung santan yang kental dan menghasilkan minyak yang banyak.
  • Malatui kana dahi.
    • Terjemahan: Menghantam kena dahi.
    • Maksud: Seseorang yang merasa malu karena perbuatannya sendiri. Malatui adalah bunyi sesuatu yang menimpa dengan keras, misalnya kena lemparan batu.
  • Malingus di hadapan mintuha.
    • Terjemahan: Lewat secara tidak sopan di depan mertua.
    • Maksud: Seorang menantu yang tidak tahu adat dan sopan santun. Mertua adalah yang patut dihormati karena kedudukannya sama dengan orang tua sendiri. Cara menghormati mertua dapat dilihat dari tingkah laku menantu ketika berhadapan dengan sang mertua. Malingus berarti melewati orang yang sepatutnya dihormati tanpa menunjukkan sikap hormat.
  • Mamasang lukah di karing.
    • Terjemahan: Memasang bubu di tempat kering.
    • Maksud: Seseorang yang mengusahakan sesuatu tanpa melihat kondisi yang ada. Hal tersebut dapat disebut sebagai perbuatan bodoh. Keberhasilan dari perbuatan yang demikian hanyalah sebuah keajaiban. Lukah adalah perangkap ikan terbuat dari bambu yang dipasang di sungai yang berair deras. Ungkapan ini bermakna suatu pekerjaan yang sia-sia karena jelas tidak ada ikan di tempat kering.
  • Mambawa bala ka rumah.
    • Terjemahan: Membawa malapetaka ke rumah.
    • Maksud: Datangnya sesuatu yang tidak diinginkan ke dalam rumah. Misalnya, seorang anggota keluarga melindungi penjahat di rumahnya atau perbuatan yang nyata-nyata membahayakan orang serumah.
  • Mambawa jari sapuluh.
    • Terjemahan: Membawa jari sepuluh.
    • Maksud: Seseorang yang tidak memiliki apa-apa sebagai oleh-oleh.
  • Mamuji pakasam saurang.
    • Terjemahan: Memuji pekasam sendiri.
    • Maksud: Seseorang yang suka memuji-muji diri sendiri agar orang lain mengaguminya guna mengambil suatu keuntungan. Pekasam adalah ikan yang telah diawetkan dengan garam. Para pedagang ikan pekasam selalu berpromosi dengan memuji-muji pekasam dagangannya tersebut untuk menarik perhatian pembeli.
  • Mana manyatang, mana manyatupur.
    • Maksud:
  • Mananam haur tumbuh batung.
    • Maksud:
  • Manangguk di banyu karuh.
    • Maksud:
  • Manapak banyu di apar.
    • Terjemahan: Menepuk air di talam.
    • Maksud: Seseorang yang membuka rahasia keluarganya sendiri hingga keluarganya menjadi malu. AApar terbuat dari kuningan yang berbentuk cepersebagai tempat makanan. Apar tersebut dapat diisi ai hinggan memenuhi permukaannya yang lebarsehinggaa dapat ditepuk dengan telapak tangan. Jika air di dalam apar tersebut ditepuk, maka airnya akan memercik ke muka orang yang memukulnya atau kepada orang yang ada di sekitarnya.
  • Manapak muha saurang.
    • Terjemahan: Memukul muka sendiri.
    • Maksud: Seseorang yang menceritakan sesuatu yang menyebabkan ia sendiri menjadi malu, misalnya keburukan rumah tangganya sendiri.
  • Manapas muha mintuha.
    • Maksud:
  • Manarik paring matan di hujung.
    • Terjemahan: Membawa bambu dari ujung.
    • Maksud: Cara menyelesaikan suatu masalah yang tidak bijaksana. Pohon bambu memiliki cabang dan ranting yang kecil serta daun yang rimbun. Cara membawanya (manariknya) yang mudah adalah dari pangkalnya, bukan dari ujung.
  • Manangis kada babanyu mata.
    • Maksud:
  • Mancaluk padaringan urang.
    • Terjemahan: Merogoh tempat beras orang (lain).
    • Maksud: Seseorang yang mencampuri urusan rumah tangga orang lain.
  • Mancari suluh tajajak hundayang.
    • Maksud:
  • Mancari bagandang nyiru.
    • Maksud:
  • Manis mangurung madu.
    • Terjemahan: Manis mengurung madu.
    • Maksud: Seorang wanita cantik yang memiliki kepribadian dan budi pekerti yang mulia. Sesuatu terasa manis karena mangandung gula atau madu. Manis dan madu memang merupakan suatu perpaduan yang harmonis.
  • Manimpasakan parang urang.
    • Terjemahan: Membacok dengan parang orang (lain).
    • Maksud: Kelihaian seseorang memeroleh keuntungan dengan mempergunakan kelebihan/kepunyaan orang lain. Misalnya, orang tersebut memberikan sumbangan atas namanya padahal sesungguhnya barang atau uang yang disumbangkan tersebut kepunyaan orang lain sehingga dia yang mendapatkan penghargaan atau pujian.
  • Manggaru kapala nang kada gatal.
    • Maksud:
  • Manyambung puntung handap.
    • Terjemahan: Menyambung puntung rokok yang telah pendek.
    • Maksud: Seseorang yang melakukan usaha sampingan untuk memperoleh tambahan penghasilan yang kurang mencukupi.
  • Manjilat ludah di lantai.
    • Terjemahan: Menjilat ludah di lantai.
    • Maksud: Seseorang yang menarik kembali pernyataannya (membatalkan perjanjian) baik karena terpaksa maupun karena kebiasaan.
  • Manurutakan kahandak kada ada habisnya.
    • Maksud:
  • Manuntung.
    • Maksud:
  • Mata kaya mata maling.
    • Maksud:
  • Muha kaya gambar.
    • Maksud:
  • Muha kaya panai.
    • Maksud:
  • Nangkaya kataraan hayam
    • Arti: ‘Seperti kandang ayam’.
    • Maksud: Keadaaan suatu tempat yang semrawut, atau kurang bersih.
  • Naik di kapuk turun di hanau.
  • Naik di pinang turun di hanau.
  • Nangapa ujar sidin haja, manurut maka kada.
  • Nang kaya burung, imbah kanyang tarabang.
  • Nang kaya apa sakira nyaman.
  • Nang manis jangan lakas ditaguk, nang pahit jangan lakas diluak.
  • Nang sakilan jadi sadapa.
  • Nasi sabigi satahun hanyar ada.
  • Nasi sabigi gin kada tataguk.
  • Ngalih mambuang batu di palatar.
  • Paaliran disambar buhaya.
    • Terjemahan: Pawang buaya disambar buaya.
    • Maksud: Seseorang yang ahli dalam suatu pekerjaan tiba-tiba gagal karena kecerobohannya sendiri.
  • Pahabisan burung babunyi.
    • Terjemahan: Tempat terakhir burung bernyanyi.
    • Maksud: Tempat tinggal seseorang yang jauh dari keramaian (terpencil). Jika ditanyakan kepada seseorang, "Di mana ikam diam (Di mana kamu tinggal)?" , maka akan dijawab, "Di pahabisan burung babunyi (Di tempat terakhir burung berbunyi)". Maksudnya jauh dari keramaian (terpencil), bukan saja lokasinya yang jauh, tetapi juga suasananya yang sepi, hanya bunyi burung berkicau yang didengar setiap hari.
  • Paku mahadang tukul.
    • Terjemahan: Paku menunggu palu.
    • Maksud: Seseorang yang telah siap melaksanakan sesuatu, tinggal menunggu perintah.
  • Panas-panas tahi hayam.
    • Terjemahan: Panas-panas tahi ayam.
    • Maksud: Seseorang yang pada mulanya mempunyai semangat menggebu-gebu dalam suatu perjuangan, tetapi tidak lama kemudian orang tersebut mundur dari perjuangan tersebut karena alasan yang tidak jelas. Demikian juga suatu organisasi yang pada awal pembentukannya giat dengan berbagai aktivitas setelah itu tidak terdengar beritanya lagi.
  • Pamali duduk di watun.
    • Terjemahan: Terlarang duduk di ambang pintu.
    • Maksud: Hal tersebut akan mengganggu lalu lintas orang yang lewat dan dapat mendatangkan akibat buruk bila dilanggar yaitu dipikul oleh mertua.
  • Pandir kaya buak.
    • Terjemahan: Perkataan seperti burung buak.
    • Maksud: Seseorang yang suka menonjolkan dirinya. Dalam setiap kesempatan dia selalu berbicara tentang dirinya dan keluarganya. Buak adalah burung malam yang badannya sebesar gengam berwarna abu-abu. Burung tersebut tidak bisa terbang tinggi, hanya bisa berlari dan melompat rendah. Sebagai burung malam, dia mencari makan pada malam hari, kadang-kadang berada di bawah rumah mencari sisa-sisa makanan. Sesekali burung tersebut berbunyi buak, buak, buak. Karena bunyinya itu orang Banjar menyebutnya burung buak.
  • Pantas haja ari pina sahujan-hujan.
    • Maksud: Telah terjadi perzinahan antara sepasang pria dan wanita. Sewaktu-waktu terjadi hujan turun dan tidak merata. Sebentar hujan, sebentar berhenti kemudian hujan lagi. Keadaan seperti itu dianggap oleh orang kampung sebagai suatu pertanda ada kejadian yang memalukan, yaitu adanya perselingkuhan antara pria dan wanita (perzinahan) dan tidak lama kemudian tersiar berita seorang wanita hamil tanpa suami. Namun begitu, hal tersebut tidak selamanya benar.
  • Pina paiyanya, imbah tapadupak pandahuluannya bukah.
    • Maksud: Seseorang yang berlagak jagoan, tetapi sebenarnya penakut sehingga ketika berhadapan dengan seseorang yang berani menantangnya, justru dialah yang pertama lari menghindari lawannya.
  • Pisang di muka lawang.
    • Maksud:
  • Pisang kada babuah dua kali.
    • Terjemahan: Pisang tak berbuah dua kali.
    • Maksud: Sesuatu yang tidak mungkin terulang.
  • Pitung Rajab mahadang.
    • Terjemahan: Tujuh Rajab menunggu.
    • Maksud: Menunggu lama.
  • Raja bigi kapuk.
    • Maksud: Seseorang yang tadinya tidak ada apa-apa tetapi karena suatu kebetulan membuat perilakunya menjadi berubah dari biasanya. Biji kapuk bentuknya sangat kecil dan tidak memiliki arti (kegunaan) apa-apa. Namun menurut peribahasa ini biji kapuk ini disebut sebagai raja, artinya diangkat kedudukannya sebagai raja. Peribahasa ini ditujukan untuk mengolok-olok seseorang seperti gambaran di atas, maksudnya memang dia hebat, tetapi kehebatannya hanya sebatas ukuran biji kapuk.
  • Rakat Mufakat.
    • Maksud:
  • Rambut kaya mayang maurai.
    • Terjemahan: Rambut bagai mayang mengurai.
    • Maksud: Pujian kepada seorang wanita yang rambutnya tebal dan terurai rapi sehingga menambah kecantikannya, diibaratkan seperti mayang (bunga pinang) yang sedang mengurai tampak sangat indah dengan jurai-jurai dan kuntum bunganya yang berwarna kuning serta berbau harum.
  • Rambut kaya sagar hanau.
    • Terjemahan: Rambut bagai ijuk enau
    • Maksud: Rambut seseorang yang aut-autan tidak disisir dan tidak rapi, diibaratkan seperti ijuk yang melekat pada pohon enau (aren) yang terdiri atas serabut keras yang bercampur lidi-lidi berwarna hitam pekat.
  • Ruhui rahayu.
    • Maksud: Kehidupan yang harmonis, damai sejahtera, adil makmur, aman dan tenteram. Ungkapan ini merupakan sebuah doa seperti dalam perkataan mudahan ruhui rahayu, atau yang lebih lengkapnya mudahan tuntung pandang ruhui rahayu (semoga Tuhan memberi kehidupan yang langgeng, sejahtera dan harmonis), suatu perkataan yang sering diucapkan oleh tetua adat pada upacara adat Banjar. Peribahasa Banjar ini juga selalu disebut-sebut dalam pantun lagu musik panting yang mengiringi tari Radap Rahayu yang merupakan tari untuk menyambut tamu agung dan tarian dalam upacara perkawinan orang Banjar. Ruhui rahayu merupakan semboyan Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Dalam semboyan Provinsi Kalimantan Timur, ruhui rahayu bermakna mempunyai cita-cita untuk mencapai masyarakat adil dan makmur, aman dan tenteram yang diridhai Tuhan Yang Maha Esa.
  • Rusak mulai di rapun.
    • Maksud:
  • Saatiril.
  • Sabuku gunung, saikung dangsanak.
  • Sagantang dua gantang.
  • Sahibar umpat bapandir.
  • Saikung-ikung kada mawadi.
  • Saikung hadangan bakuang, samunyaan kana lucaknya.
  • Sa-ijaan.
  • Sajampal tiga suku.
  • Sakahandak mambalang, mintuha bajual kasumba.
  • Sakali kayuh, dua taluk dilangkawi.
  • Sakurang-kurang buhaya, banyu nang malamasakan.
  • Salapik sakaguringan, sabantal sakalang hulu.
  • Sandu-sandu bakut, amun maluncat limpua hampang.
  • Sanggam.
  • Sangkut di gigi, kada ka parut.
  • Sapuluh kali batang batindih, bilungka jua nang rimiknya.
  • Saraba kawa.
  • Satabul nang kada diganang.
  • Satali tiga uang.
  • Satu karja dua gawi.
  • Siang bacaramin kitab, malam batungkat pinsil.
    • Terjemahan: Siang bercermin kitab, malam bertongkat pensil
    • Maksud: Pantang menyerah dalam mencari ilmu. Peribahasa ini ditujukan untuk dua orang bersepupu, KH. Syarwani Abdan Bangil dan KH. Anang Sya'rani Arif, yang menuntut ilmu di Mekkah.
  • Siang bapanas, malam baambun.
  • Siapa manabuk luang, inya saurang nang tabarusuk.
  • Sasingut mahulu pisau.
  • Suara kaya bunyi burung bubut.
  • Sudah bahatap sing.
  • Sudah banyak makan uyah.
    • Maksud: Telah memiliki banyak pengalaman.
  • Sudah tamakan tarasai.
  • Sudah tamulai basah.
  • Sukuram datang siang,jaka malam basuluh.
  • Surung kiwa, sambut kanan.
  • Taambil kaminting gumpa.
  • Tabang nani rabah ka natu, tabang natu rabah ka nani.
  • Tabarusuk batis kawa dicabut, tabarusuk basa jadi hual.
  • Tabawa bakul buntus.
  • Tabuati jukung miris.
  • Tacalubuk ka padang licak.
  • Taduduki bara api.
    • Terjemahan: Menduduki bara api.
    • Maksud: Seseorang yang selalu gelisah berada dalam suatu lingkungan. Misalnya orang tersebut mempunyai saingan yang selalu menterornya dengan berbagai cara.
  • Tagatuk sarang kararawai.
    • Terjemahan: Menyentuh sarang lebah.
    • Maksud: Seseorang yang mencoba mengganggu orang lain, ternyata orang tersebut mempunyai banyak pendukung atau keluarga. Mereka secara bersama-sama akan menyerang (melawan) orang yang mengganggu tersebut.
  • Tahadapi nasi tambah.
  • Tahalang tabujur disurung sidin haja.
  • Tahan mamanasi kulit.
  • Tahuai inya pintar, tagal kami kada katuju.
  • Tahi mata kaya tungku dapur.
  • Takacak bara api.
    • Terjemahan: Memegang bara api.
    • Maksud: Seseorang yang menerima tugas yang penuh bahaya, tetapi karena sudah telanjur menerimanya, maka tugas tersebut harus dilaksanakan dengan segala resiko dan akibatnya.
  • Takana daging saurang.
  • Takujihing muntung sidin.
  • Takujingat hidung sidin.
  • Takurihing sampai ka talinga.
  • Takurung balak anam.
  • Talangkahi dangsanak tuha.
  • Talalu harap tatiharap.
  • Talalu pilih, tapilih bangkung.
  • Talalu puji takujiji.
  • Talalu runding takujihing.
  • Talinga kaya kijing.
  • Talinga rinjingan.
  • Tali salawar tajarat mati.
  • Tamakan daging kulanya.
  • Tamakan pangalih kawan.
  • Tampulu jadi raja.
  • Tanah kada rata.
  • Tanggiling maunduh paring, disambat ngaran gugur mandabuk.
  • Tapakai kacamata kaur.
  • Tapalit tahi babau.
  • Tapuruk salawar handapku.
  • Tapuruk salawar mintuha.
  • Taranjah garubak bagana.
  • Tasisit bigi palir.
  • Tatajun ka sumur karing.
  • Tatukui lukah puang.
  • Timbul tinggalam kulabuni.
  • Tinggali ular nang tadudi.
  • Tumbuh kapuk di bantal.
  • Tumit kaya hintalu dibasuh.
    • Terjemahan: Tumit bagai telur yang telah dicuci.
    • Maksud: Pujian kepada seorang wanita yang sangat pandai merawat diri, sehingga tumitnya digambarkan sangat bersih bagai telur yang telah dicuci.
  • Tungau di subarang kalihatan, gajah di dahi talindung.
    • Terjemahan: Tungau di seberang terlihat, gajah di dahi terhalangi (tidak tampak).
    • Maksud: Seseorang yang suka menyebutkan kejelekan orang lain, namun kejelekan dia sendiri disembunyikan.
  • Tunggul gin amun dipupuri bungas.
  • Tuntung pandang.
  • Turun hayam naik hayam.
    • Terjemahan: Turun ayam naik ayam.
    • Maksud: Orang yang bekerja keras tanpa mengenal waktu istirahat.
  • Umpat di batang timbul.
    • Maksud: Seseorang yang tidak tetap pendiriannya. Dia hanya berpegang pada sesuatu yang menguntungkan dirinya tanpa rasa malu.
  • Umpat mambuat baras.
    • Maksud: Seseorang yang ingin mudahnya saja atau ingin mengambil manfaatnya saja tanpa mau ikut bertanggung jawab.
  • Umpat nang manang.
    • Terjemahan: Ikut yang menang.
    • Maksud: Seseorang yang bersikap memihak yang menang, baik karena kekuatan yang dimiliki pihak tersebut maupun karena memang sebagai pihak mayoritas, walau sebenarnya dalam hatinya berbeda aspirasi. Cara yang demikian itu memang paling aman, namun sikap itu menunjukkan bahwa seseorang tersebut tidak mempunyai pendirian atau ingin enaknya saja.
  • Umur kada babau.
    • Terjemahan: Umur tidak berbau.
    • Maksud: Siapa pun pasti akan mengalami kematian, kapan pun dan di mana pun ia berada.
  • Untung kada picak.
    • Terjemahan: Beruntung tidak buta
    • Maksud: Seseorang yang pandai menggunakan kelebihannya sehingga ia terhindar dari segala sesuatu yang merugikannya atau seseorang yang pandai membaca situasi. Dengan kemampuan melihat (tidak buta) seseorang dapat mengetahui segala sesuatu yang terjadi. Sebaliknya seseorang yang buta sangat sulit untuk mengetahui sesuatu dan membuat perhitungan yang tepat, sehingga dapat merugikan diri sendiri.
  • Upung mamadahi mayang.
    • Maksud: Seseorang yang berlagak pintar (menasihati orang lain) padahal orang tersebut tidak memiliki kelebihan apapun dibanding dengan orang yang dinasihatinya.
  • Urang mangantuk disurungi bantal.
    • Maksud: Sesuatu yang sangat menyenangkan. Peribahasa ini dikiaskan kepada seseorang yang sangat menginginkan sesuatu, tiba-tiba keinginannya tersebut terpenuhi. Keadaan tersebut tentu sangat membahagiakannya.
  • Urang manyurung tungkat, inya manyurung galagar.
    • Maksud: Seseorang yang salah berbicara dalam suatu pertemuan atau permusyawaratan. Dia membicarakan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan persoalan (topik) yang sedang dibahas atau sesuatu yang sedang dimusyawarahkan.
  • Urang-urangnya makan sabun.
    • Maksud: Sindiran kepada seseorang yang berbuat sesuatu yang lain daripada yang lain (menyimpang dari kebiasaan).
  • Urang tuha jangan diulah papainan.
    • Maksud: Jangan memperlakukan orang tua tidak pada tempatnya.
  • Wadai dua kali sakit.
    • Terjemahan: Kue dua kali sakit.
    • Maksud: Kue dadar gulung. Biasanya yang merasakan sakit adalah makhluk bernyawa, tetapi di sini di justru kue yang tidak bernyawa dinyatakan dua kali mendapat sakit. Pertama didadar (digilas) kemudian digulung (dilipat). Dua hal tersebut dikiaskan dua kali mendapat sakit.
  • Wadai sasangga laung.
    • Terjemahan: Kue penyangga tutup kepala.
    • Maksud: Kue sasagun. Pada zaman dahulu, memasang laung (tutup kepala) di kepala harus kuat agar tak mudah lepas. Jika kepala menengadah ke atas, laung tersebut harus disangga dengan tangan agar tidak terjatuh. Kue sasagun terbuat dari bahan parutan kelapa dicampur gula dan dimasak dengan cara dikeringkan (digoreng). Memakannya harus dengan bertengadah. Karena itu, pada waktu memakannya, laung harus disangga agar tidak terjatuh.
  • Wadai tupi waja.
    • Terjemahan: Kue topi baja.
    • Maksud: Kue seperti topi baja. Pada Perang Dunia II, di Kalimantan Selatan banyak kedatangan serdadu Australia, Belanda, dan Jepang. Para serdadu tersebut memakai perlengkapan perang yang disebut topi baja yang berbentuk bulat pada bagian atas dan berbentuk lebar pada bagian bawahnya. Ketika orang Banjar membuat sejenis kue dari tepung dan gula merah yang keaadaannya seperti topi baja tersebut, maka dinamakan wadai tupi waja.
  • Waja sampai ka puting.
    • Terjemahan: Baja sampai ke ujung.
    • Maksud: Perjuangan yang tidak berhenti hingga tetes darah penghabisan. Masyarakat Banjar puak Negara mempunyai keahlian membuat perkakas rumah tangga seperti parang, pisau, cangkul dari besi. Parang atau pisau tersebut yang bahannya dari baja mutunya lebih baik dan terbuat dari baja keseluruhannya dari pangkal sampai ke ujung. Peribahasa ini dijadikan oleh Pangeran Antasari dan rakyat Kalsel sebagai motto perjuangannya melawan penjajah pada saat Perang Banjar yaitu haram manyarah lawan Walanda, waja sampai ka puting yang bermakna pantang menyerah melawan Belanda. Peribahasa ini juga menjadi motto Provinsi Kalimantan Selatan, Kota Balikpapan, dan Kodam VI Mulawarman.[1]
  • Wajik tu baiwak la ngul!
    • Terjemahan: Wajik itu lauknya, bodoh!
    • Maksud: Hidangan makan yang telah disuguhkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ungkapan ini berasal dari seorang suami yang menghadiri selamatan di rumah tetangga, sambil mengharapkan disuguhi makan besar yaitu nasi dengan lauk pauknya. Biasanya setiap selamatan di kampung pasti disuguhi nasi dengan lauk pauknya. Ketika akan berangkat sang suami sempat berkata kepada istrinya bahwa istrinya makan sendiri saja karena dia akan makan di tempat orang selamatan saja, sebab makanannya pasti lebih enak daripada makanan yang ada di rumah. Tetapi yang terjadi ternyata yang disuguhkan tuan rumah hanyalah kue wajik yaitu sejenis kue yang terbuat dari ketan dan gula merah. Sesampainya di rumah si istri langsung bertanya," Apa lauknya?", dengan perasaan jengkel sang suami menjawab, "Wajik tu baiwak la ngul!". Sampai sekarang, orang Banjar apabila melihat suguhan kue wajik akan nyeletuk, "Wajik tu baiwak la ngul!"
  • Waluh bajarang.
    • Terjemahan: Labu direbus.
    • Maksud: Pernyataan tidak senang dan ungkapan kekecewaan. Buah labu yang direbus rasanya sangat hambar, tidak enak dimakan, hampir-hampir tidak berguna. Labu rebus adalah makanan yang mengada-ada.
  • Wani manimbai wani manajuni.
    • Terjemahan: Berani melontar jala berani terjun ke air.
    • Maksud: Berani melakukan sesuatu yang berisiko harus berani menanggung akibatnya. Berani berbuat berani bertanggung jawab.
  • Wastu sabutingannya.
    • Maksud: Hanya satu-satunya, tidak ada lagi yang lain. Menyatakan betapa langkanya suatu barang.


Rujukan

[sunting]