Mereka yang lemah tak akan mampu memberi seuntai maaf tulus. Pemaaf sejati hanya melekat bagi mereka yang berjiwa tangguh.
”
“
Mereka yang lemah takkan pernah mampu mengampuni. Ampunan adalah kepemilikan (atribut) mereka yang kuat.
”
“
Janganlah Anda mau digenggam dunia sehingga Anda tenggelam dalam kesulitan-kesulitannya, akan tetapi letakkanlah dunia itu di dalam telapak tangan Anda sehingga Anda dapat menggoncangkannya sesuka hati.
”
“
Orang lemah tidak pernah bisa memaafkan karena memberi maaf hanya dapat dilakukan oleh orang yang kuat.
”
“
Masa depan bergantung pada apa yang kita lakukan saat ini.
”
“
Kebesaran suatu negara dan kemajuan moralnya dapat diukur dari cara memperlakukan hewan.
"Kesulitan sebenarnya adalah bahwa banyak orang tidak tahu apa sebenarnya pendidikan itu. Kita menilai pendidikan dengan cara yang sama seperti kita menilai harga tanah atau saham di pasar bursa. Kita hanya ingin memberikan pendidikan yang memungkinkan siswa untuk mendapatkan lebih banyak. Kita hampir tidak memikirkan peningkatan karakter orang terpelajar. Menurut kita, para gadis tidak harus berpenghasilan; jadi mengapa mereka harus bersekolah? Selama ide-ide seperti itu terus dipertahankan, kita tidak punya harapan untuk memahami nilai pendidikan yang sebenarnya."
Disebutkan dalam True National Education yang diterbtikan tahun 1907.
Dikutip dalam Mary de Sousa (ed) (2022) Reimagining our futures together: A new social contract for education[Mengimajinasikan kembali masa depan kita bersama: sebuah kontrak sosial baru untuk pendidikan] Disunting dalam bahasa Indonesia oleh Anita Lie. Diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Yohanes Nugroho Widiyanto. Jakarta: Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan. Halaman 63. ISBN 978-92-3-000176-6.
"Saya bisa belajar bahkan dari bayi yang masih menyusu dari ibunya."
Sumber: Ibrahim, Marwah Daud (2003) Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan. Jakarta: MHMMD Production. Hlm. 168. ISBN 979-97460-0-0.
"Sebenarnya musuh itu tidak ada, yang ada hanyalah saudara yang berlainan pendapat."
Dikutip dari: Yudowidoko, Didik Wahadi. (2004) Primakata Mutiara Cerdik Cendikia. Disunting oleh Din Muhyidin. Jakarta: Penerbit Abdi Pertiwi. Halaman 247.
"Pertama, mereka mengabaikanmu, kemudian menertawakanmu, lalu memusuhimu, tetapi akhirnya kamu akan menang."
Dikutip dari Kasali, Rhenald (2019) Sentra: Membangun Kesadaran dan Kemampuan Anak Sejak Usia Dini, Demi Masa Depan yang Cemerlang. Jakarta Selatan: Penerbit Mizan. Hlm. 267. ISBN 978-602-441-130-5.