Keabadian

Dari Wikikutip bahasa Indonesia, koleksi kutipan bebas.
Kuanggap sejarah sebagai sungai dan keabadian sebagai samudra. ~ Terence McKenna
Kita sedang tersedot ke dalam tubuh kekekalan. ~ Terence McKenna

Keabadian adalah kata yang sering digunakan untuk menunjukkan pengertian tentang waktu yang "tidak terbatas" atau "tanpa akhir", dan juga konsep lain yang berkaitan dengan waktu, termasuk gagasan tentang alam Realitas yang berada di luar salah satu atau semua dimensi Ruang dan Waktu.

Tentang arah[sunting]

Tentang definisi[sunting]

  • "Dari tubuhku yang membusuk, bunga akan tumbuh, aku akan berada di dalamnya, dan itulah keabadian."
    • Dikemukakan oleh Edvard Munch.
    • Dikutip dalam Sustainable Landscape Construction: A Guide to Green Building Outdoors (2007) by William Thompson and Kim Sorvig, h. 30
  • "Salah satu pertanyaan kunci yang kita hadapi adalah apakah kehidupan kita berakhir setelah kematian. Entah kita percaya pada keabadian atau tidak akan menemukan tindakan kita. Oleh karenanya, sangat penting untuk menentukan apa yang tak abadi dalam diri kita, dan apa yang abadi, sehingga kita bisa merayakan segala sesuatu yang abadi. Kebanyakan orang melakukan hal yang tepat sebaliknya."

Tentang perumpamaan[sunting]

  • "Jika kita menimbang keabadian ke dalam waktu yang tidak pernah dimasukinya; keabadian bukanlah perubahan yang kekal dari waktu, tetapi waktu adalah sebuah jeda pendek dari periode yang panjang; dan keabadian tetaplah sama, meskipun waktu tidak pernah sama."
    • Dikemukakan oleh John Donne dalam Book of Devotions, Meditation 14 (1624).

Tentang keselarasan[sunting]

  • "Tujuan seseorang di dunia adalah menjadi selaras dengan keabadian. Saat itulah aliran cinta dan kecerdasan semesta bisa diarahkan melalui orang ini, seolah melalui jalan yang jelas."
  • "Setiap situasi, setiap momen — bernilai tak terhingga; karena merupakan bagian dari seluruh keabadian."
    • Dikemukakan oleh Johann Wolfgang von Goethe,
    • Dikutip dalam Conversations of Goethe with Eckermann and Soret (1850) Volume I halaman 87 yang diterjemahkan oleh John Oxenford.

Tentang pemeroleh[sunting]

  • "Surga dan Bumi itu abadi. Keduanya abadi karena tidak ada bagi dirinya sendiri. Dengan cara yang sama, orang yang benar-benar suci tak hanya hidup bagi dirinya sendiri, karenanya bisa menjadi abadi dan meraih apapun."

Tentang proses[sunting]


Artikel ini merupakan tulisan rintisan. Anda dapat turut serta mengembangkannya menjadi artikel yang utuh.