Peribahasa Indonesia S
Tampilan
S
[sunting]- "Sabung selepas hari petang."
- "Sakit menimpa, sesal terlambat."
- "Salah bunuh memberi bangun, salah cencang memberi pampas."
- "Salah langkah surut kembali."
- "Salah makan memuntahkan, salah tarik mengembalikan."
- "Sambil berdendang biduk hilir."
- "Sambil berdiang nasi masak."
- "Sambil berlayar sambil menampan."
- "Sambil menyelam minum air."
- "Sambil menyuruk, galas lalu."
- "Sampan ada pengayuh tidak."
- "Sarak serasa hilang, bercerai serasa mati."
- "Satu sahabat sejati lebih berharga daripada seribu teman yang mementingkan diri sendiri"
- "Satu tangan menunjuk ke orang lain, tiga tangan menunjuk ke diri sendiri."
- "Satu orang makan nangka, semua kena getahnya."
- "Sawah berpematang, ladang berbintalak."
- "Sayang akan garam sececah, kerbau seekor dibusukkan."
- "Sayangkan anak tangan-tangani, sayangkan istri tinggal-tinggalkan."
- "Sayangkan kain, buangkan baju."
- "Sayang-sayang buah kepayang, dimakan mabuk dibuang sayang."
- "Seayun bagai berbuai."
- "Sebab buah dikenal pohonnya."
- "Sebagai abu di atas tanggul."
- "Sebagai anjing terpanggang ekor."
- "Sebagai gagak pulang ke benua."
- "Sebagai melihat asam."
- "Sebelum ajal berpantang mati."
- "Sebesar-besar bumi ditampar tak kena."
- "Sebingkah tanah terbalik, sebatang pohon rebah."
- "Seciap bagai ayam, sedencing bagai besi."
- "Sedepa jalan kemuka, setelempap jalan kebelakang."
- "Sedia payung sebelum hujan."
- "Sedikit bubur banyak sendoknya."
- "Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit."
- "Sedikit hujan banyak yang basah."
- "Seekor kerbau berkubang, semua kena lulutnya."
- "Segan bergalah, hanyut serantau."
- "Seguru, seilmu, jangan mengganggu."
- "Sehampir-hampir tepi kain, hampir juga tepi bebat."
- "Sehari selembar benang, lama-lama jadi sehelai kain."
- "Seidas bagai benang, sebentuk bagai cincin."
- "Seiring bertukar jalan."
- "Sejelek-jelek pemimpin pasti punya anak buah, sebaik-baik pemimpin pasti punya musuh."
- "Sejengkal jadi sehasta."
- "Sekali air besar, sekali tepian berubah."
- "Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya."
- "Sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang."
- "Sekali melempar batu, dua burung yang kena."
- "Sekali membuka pura, dua tiga utang terbayar."
- "Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui."
- "Sekali tepuk dua lalat."
- "Sekerat ular, sekerat belut."
- "Selama air hilir, selama gagak hitam."
- "Semut-semut selalu bekerja sama dalam segala kegiatan."
- "Sendok berdegar-degar, nasi habis budi dapat."
- "Sendok besar tak mengenyang."
- "Sendok dan periuk lagi berantuk."
- "Senjata makan tuan."
- "Seorang makan cempedak, semua kena getahnya."
- "Sepandai-pandai membungkus yang busuk berbau juga."
- "Sepandai-pandai tupai meloncat, jatuh juga."
- "Sepanjang-panjang tali tidak sepanjang mulut orang."
- "Sepasin dapat bersiang."
- "Seperti abu di atas tunggul."
- "Seperti air dengan kolam."
- "Seperti air di daun talas."
- "Seperti air pembasuh tangan."
- "Seperti anai-anai bubus."
- "Seperti anak ayam kehilangan induk."
- "Seperti anak sepat ketohoran."
- "Seperti anak yang baru dibedung."
- "Seperti anjing bercawat ekor."
- "Seperti anjing berebut tulang."
- "Seperti anjing berjumpa pasir."
- "Seperti anjing beroleh bangkai."
- "Seperti anjing dengan kucing."
- "Seperti anjing digosok kepala, menjungkit ekor."
- "Seperti anjing kedahuluan."
- "Seperti anjing mengunyah tulang."
- "Seperti anjing terpanggang ekor."
- "Seperti antah ditepi gantang, masuk tak genap keluar tak ganjil."
- "Seperti api dalam sekam."
- "Seperti api makan ladang kering."
- "Seperti aur ditarik sungsang."
- "Seperti ayam beranak itik."
- "Seperti ayam beroleh ubi."
- "Seperti ayam dimakan tungau."
- "Seperti ayam gadis bertelur."
- "Seperti ayam mengarang telur."
- "Seperti ayam pulang ke pautan."
- "Seperti ayam termakan rambut."
- "Seperti ayam, kais pagi makan pagi, kais petang makan petang."
- "Seperti bangau di ekor kerbau."
- "Seperti Belanda minta tanah."
- "Seperti belut jatuh ke lumpur."
- "Seperti tulis di atas air."
- "Seperti berdiang di abu dingin."
- "Seperti berjejak diatas bara."
- "Seperti berlindung di balik sehelai daun."
- "Seperti biduk dikayuh hilir."
- "Seperti birah tidak berurat."
- "Seperti birah tumbuh di tepi lesung."
- "Seperti bisai makan sepinggan."
- "Seperti buah masak seulas."
- "Seperti bujang jolong bekerja, gadis jolong bersubang."
- "Seperti bujang jolong berkeris."
- "Seperti buku gaharu."
- "Seperti bulan dipagar bintang."
- "Seperti bunga kembang setaman."
- "Seperti cacing kepanasan."
- "Seperti cendawan dimusim hujan."
- "Seperti Cina karam."
- "Seperti Cina kebakaran jenggot."
- "Seperti diiris-iris dengan sembilu."
- "Seperti disalak anjing bertuah."
- "Seperti ditempuh gajah lalu."
- "Seperti elang menyongsong angin."
- "Seperti emas yang baru diupam."
- "Seperti embun di atas daun."
- "Seperti embun di ujung rumput."
- "Seperti gergaji bermata dua."
- "Seperti gunting makan diujung."
- "Seperti harimau menyembunyikan kuku."
- "Seperti hujan balik kelangit."
- "Seperti ikan dalam air."
- "Seperti ikan dalam belanga."
- "Seperti itik mendengarkan guntur."
- "Seperti itik pulang petang."
- "Seperti jamur dimusim hujan."
- "Seperti janggut pulang ke dagu."
- "Seperti jentayu rindukan hujan."
- "Seperti katak dalam tempurung."
- "Seperti katak hendak jadi lembu."
- "Seperti kelapa sompong."
- "Seperti kerbau dicucuk hidung."
- "Seperti kucing lepas senja."
- "Seperti lalat mencari puru."
- "Seperti lipas kudung."
- "Seperti membakar lalang."
- "Seperti menampalkan kersik ke buluh."
- "Seperti menatang minyak penuh."
- "Seperti mendapat durian runtuh."
- "Seperti menggantang asap."
- "Seperti menggenggam bara, terasa hangat dilepaskan."
- "Seperti menghasta kain sarung."
- "Seperti menghela rambut ditepung, rambut tak putus, tepung tidak terserak."
- "Seperti meniup api diatas air."
- "Seperti negeri dialahkan garuda."
- "Seperti nyawa ayam."
- "Seperti orang buta baru melek."
- "Seperti orang buta kehilangan tongkat."
- "Seperti orang darat jolong menurun."
- "Seperti padi hampa, kepalanya mencongak."
- "Seperti pinang dibelah dua."
- "Seperti pinang pulang ke tampuknya."
- "Seperti pipit menelan jagung."
- "Seperti rusa masuk kampung."
- "Seperti sayur dengan rumput."
- "Seperti sayur tidak berbumbu."
- "Seperti seludang menolak mayang."
- "Seperti sirih pulang ke gagangnya."
- "Seperti talam dua muka."
- "Seperti telur di ujung tanduk."
- "Seperti tidak berjejak di bumi."
- "Seperti tikus jatuh ke beras."
- "Seperti udang dipanggang."
- "Seperti ular dicubit ekor."
- "Seperti ular kena palu."
- "Seperti unta menyerahkan diri."
- "Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga."
- "Sepuluh batang bertindih yang di bawah juga yang kena."
- "Sepuluh jung masuk pelabuhan, anjing bercawat ekor jua."
- "Serigala berbulu domba."
- "Seringgit dua kupang."
- "Sesak alam tempat diam, tak berbumi tempat tegak."
- "Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna."
- "Sesat di ujung jalan surut ke pangkal jalan."
- "Sesat surit terlangkah kembali."
- "Sesayat sebelanga juga."
- "Sesungguhpun kawat yang dibentuk, ikan yang dilaut yang diadang."
- "Setajam-tajam pisau, masih lebih tajam lidah."
- "Setali tiga uang."
- "Setinggi-tinggi bola melambung, jatuhnya ke tanah jua."
- "Setinggi-tingginya bangau terbang, akhirnya ke pelimbahan juga."
- "Siang bermatahari, malam berbulan."
- "Siang berpanas, malam berembun."
- "Siapa berkotek, siapa bertelur."
- "Siapa cepat boleh dapat, siapa kemudian putih mata."
- "Siapa melompat, siapa patah."
- "Siapa yang kena cubit, itulah yang merasa sakit."
- "Siapa yang mau mengaku berak di tengah jalan."
- "Siapa yang menabur angin, akan menuai badai."
- "Siapa yang menggali lubang, akan terperosok lubang sendiri."
- "Sia-sia menggiring angin, terasa ada tertangkap tidak."
- "Sia-sia utang tumbuh."
- "Sidingin tampal di kepala."
- "Sigai sampai ke langit."
- "Silap mata, pecah kepala."
- "Sirih pulang ke gagang, pinang pulang ke tampuk."
- "Sudah beruban baru bergaum."
- "Sudah besar maka hendak melanda."
- "Sudah biasa makan emping."
- "Sudah busuk maka dipeda."
- "Sudah buta baru celik."
- "Sudah gaharu cendana pula, sudah tahu bertanya pula."
- "Sudah jadi abu arang."
- "Sudah jatuh, tertimpa tangga pula."
- "Sudah ketengah makan api."
- "Sudah makan baru bismillah."
- "Sudah masuk kedalam mulut harimau."
- "Sudah memakai adat."
- "Sudah seayun bagai berbuai."
- "Sudah tahu peria pahit."
- "Sudah terantuk baru tengadah."
- "Surga berada di telapak kaki ibu."
- "Susu di dada tak dapat dielakkan."
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |