Peribahasa Indonesia
Tampilan
(Dialihkan dari Daftar peribahasa Indonesia)
Daftar ini merupakan daftar peribahasa (kiasan, pepatah, dsb.) dalam Bahasa Indonesia.
Daftar isi: A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
A
[sunting | sunting sumber]- "Abu saja tak hinggap."
- "Acap berulang, yang jauh jadi dekat."
- "Ada aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakang."
- "Ada asap ada api."
- "Ada batang mati, ada cendawan tumbuh."
- "Ada bunga ada lebah."
- "Ada gula ada semut."
- "Ada nyawa ada rezeki."
- "Ada nyawa, nyawa ikan."
- "Ada padang ada belalang."
- "Ada sama dimakan, tak ada sama ditahan."
- "Ada uang abang sayang, tak ada uang abang melayang."
- "Ada ubi ada talas, ada budi ada balas."
- "Ada udang di balik batu."
- "Ada umur ada rezeki."
- "Ada sampan hendak berenang."
- "Adakah air dalam tong itu berkocak, melainkan air yang setengah tong itu juga yang berkocak."
- "Adakah dari telaga yang jernih mengalir air yang keruh."
- "Adakah duri dipertajam."
- "Adapun manikam itu jikalau jatuh ke dalam lumpur sekalipun, niscaya tiada akan hilang cahayanya."
- "Adat air cair, adat api panas."
- "Adat ayam ke lesung, adat itik ke pelimbahan."
- "Adat bersendi syarak, syarak bersendi adat."
- "Adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah."
- "Adat diisi lembaga dituang."
- "Adat dunia balas-membalas, syariat palu-memalu."
- "Adat gajah terdorong."
- "Adat gunung tempatan kabut."
- "Adat hidup tolong-menolong, syariat palu-memalu."
- "Adat juara kalah menang, adat saudagar laba rugi."
- "Adat lama pusaka usang."
- "Adat menyabung, adat gelanggang."
- "Adat muda menanggung rindu, adat tua menahan ragam."
- "Adat negeri memagar negeri, adat berkampung memagar kampung."
- "Adat pasang berturun naik."
- "Adat periuk berkerat, adat lesung berdedak."
- "Adat rimba raya, siapa berani ditaati."
- "Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung."
- "Adat teluk timbunan kapal, adat gunung tepatan kabut."
- "Air beriak tanda tak dalam."
- "Air besar batu bersibak."
- "Air cucuran jatuhnya ke pelimbahan juga."
- "Air di daun talas."
- "Air diminum serasa duri."
- "Air ditetak takkan putus."
- "Air jernih ikannya jinak."
- "Air laut asin sendiri."
- "Air laut ada pasang dan surutnya."
- "Air mata jatuh ke perut."
- "Air orang disauk, ranting orang dipatah, adat orang diturut."
- "Air pun ada pasang surutnya."
- "Air sama air kelak menjadi satu, sampah itu ke tepi juga."
- "Air sudah keruh dari hulunya."
- "Air susu dibalas dengan air tuba."
- "Air tenang menghanyutkan."
- "Air tenang jangan disangka tiada buayanya."
- "Air udik sungai semua teluk diranai."
- "Air yang dingin juga yang memadami api."
- "Air yang tenang jangan disangka tak berbuaya."
- "Akal akar berpulas tak patah."
- "Akal tak sekali tiba, runding tak sekali datang."
- "Akal singkat pendapat kurang."
- "Alah bisa karena biasa."
- "Alah limau oleh benalu."
- "Alah membeli menang memakai."
- "Alah sabung menang sorak."
- "Alamat biduk akan karam."
- "Alang berjawab, tepuk berbalas."
- "Alur bertempuh jalan berturut."
- "Anak anjing bolehkah menjadi anak musang jebat."
- "Anak cantik, menantu molek."
- "Anak dipangku dilepaskan, beruk di rimba disusukan."
- "Anak dipangku, kemenakan (keponakan) dibimbing."
- "Anak harimau tidak akan jadi anak kambing."
- "Anak kunci jahat, peti durhaka."
- "Anak panah kalau sudah terlepas dari busurnya tidak dapat kembali lagi."
- "Anak polah bapa kepradah."
- "Anak seorang, penaka tidak."
- "Angan-angan menerawang langit."
- "Angan-angan mengikat tubuh."
- "Angan lalu paham tertumbuk."
- "Angin tak dapat ditangkap, asap tak dapat digenggam."
- "Angin yang berputar, ombak yang bersabung."
- "Angin bertiup layar terkembang."
- "Angkuh terbawa, tampan tinggal."
- "Anjing diberi makan nasi, bilakah kenyang."
- "Anjing ditepuk, menjungkit ekor."
- "Anjing galak, berani babi."
- "Anjing menggongong, kafilah berlalu."
- "Anjing mengulangi bangkai."
- "Anjing menyalak takkan menggigit."
- "Antah berkumpul sama antah, beras sama beras."
- "Apa yang ditanam itulah yang tumbuh."
- "Apa yang ditabur itulah yang tuai'"
- "Api kecil baik padam."
- "Api padam puntung berasap."
- "Api padam puntung hanyut."
- "Arang habis besi binasa."
- "Arang itu jikalau dibasuh dengan air mawar sekalipun tidak akan putih."
- "Arang tersapu dimuka."
- "Asal ada, kecil pun pada."
- "Asal ayam ke lesung, asal itik ke pelimbahan."
- "Asal insang, ikanlah."
- "Asam di gunung garam di laut bertemu dalam satu belanga."
- "Atap ijuk perabung timah."
- "Atap ijuk perabung upih."
- "Awak kalah gelanggang usai."
- "Awak rendah sangkutan tinggi."
- "Awak sakit daging menimbun, sakit kepala panjang rambut."
- "Ayam berinduk, sirih berjunjung."
- "Ayam bertelur di atas padi mati kelaparan."
- "Ayam ditambat disambar elang."
- "Ayam hitam terbang malam."
- "Ayam itik raja pada tempatnya."
- "Ayam lepas tangan bercirit."
- "Ayam menang kampung tergadai."
- "Ayam putih terbang siang."
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
B
[sunting | sunting sumber]- "Badai pasti berlalu."
- "Badak makan anaknya."
- "Bagai anak ayam kehilangan induk."
- "Bagai air dengan minyak."
- "Bagai air di daun talas."
- "Bagai air ditarik sungsang."
- "Bagai air titik ke batu."
- "Bagai alu pencungkil duri."
- "Bagai anjing beranak enam."
- "Bagai anjing melintang denai."
- "Bagai anjing menyalak di ekor gajah."
- "Bagai api dengan asap."
- "Bagai api dengan rabuk."
- "Bagai aur dengan tebing."
- "Bagai aur di atas bukit."
- "Bagai ayam bertelur di padi."
- "Bagai ayam dibawa ke lampok."
- "Bagai ayam lepas bertaji."
- "Bagai bara dalam sekam."
- "Bagai babi merasa gulai."
- "Bagai beliung dengan asahan."
- "Bagai belut digetil ekor."
- "Bagai bertanak di kuali."
- "Bagai beruk kena ipuh."
- "Bagai bulan dengan matahari."
- "Bagai bulan kesiangan."
- "Bagai bumi dan langit."
- "Bagai cendawan dibasuh."
- "Bagai denai gajah lalu."
- "Bagai diiris dengan sembilu."
- "Bagai duri dalam daging."
- "Bagai garam jatuh ke air."
- "Bagai getah dibawa ke semak."
- "Bagai hujan jatuh ke pasir."
- "Bagai inai dengan kuku."
- "Bagai jampuk kesiangan."
- "Bagai kacang lupa akan kulitnya."
- "Bagai kambing dihela ke air."
- "Bagai kambing harga dua kupang."
- "Bagai katak dalam tempurung."
- "Bagai keluang bebar petang."
- "Bagai kena jelatang."
- "Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau."
- "Bagai kerbau dicocok hidung."
- "Bagai kucing dengan panggang."
- "Bagai kucing dibawakan lidi."
- "Bagai kucing menjemput api."
- "Bagai kucing tak bermisai."
- "Bagai kucing tidur dibantal."
- "Bagai kuku dengan daging."
- "Bagai kura dengan isi."
- "Bagai makan buah simalakama."
- "Bagai makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tak dimakan ayah mati."
- "Bagai melepaskan anjing terjepit."
- "Bagai melihat asam."
- "Bagai membandarkan air ke bukit."
- "Bagai meminum air bercacing."
- "Bagai menampung air dengan limas pesuk."
- "Bagai mencari belalang di atas akar."
- "Bagai mencincang air."
- "Bagai mendapat durian runtuh."
- "Bagai mendapat gunung intan."
- "Bagai menggantang anak ayam."
- "Bagai mentimun dengan durian."
- "Bagai musang berbulu ayam."
- "Bagai musuh dalam selimut."
- "Bagai orang kena miang."
- "Bagai padi makin berisi makin merunduk."
- "Bagai pagar makan tanaman."
- "Bagai pelanduk di cerang rimba."
- "Bagai pelita yang kehabisan minyak."
- "Bagai petir di siang bolong."
- "Bagai pinang dibelah dua."
- "Bagai pintu tak berpasak, perahu tak berkemudi."
- "Bagai pungguk merindukan bulan."
- "Bagai roda berputar."
- "Bagai sekam dimakan api."
- "Bagai semang kehilangan induk."
- "Bagai tanduk diberkas."
- "Bagai telur di ujung tanduk."
- "Bagaimana biduk, bagaimana pengayuh."
- "Bagaimana bunyi gendang, begitulah tepuk tarinya."
- "Bagaimana hari takkan hujan, katak betung berteriak selalu."
- "Bahasa menunjukkan bangsa."
- "Baik rupa sepemandangan, baik bunyi sepemandangan."
- "Bajak lalu ditanah yang lembut."
- "Bajak sudah terdorong ke bancah."
- "Baji dahan pembelah batang."
- "Baju indah dari balai, tiba di rumah menyarungkan."
- "Bak tengguli ditukar cuka."
- "Bakar air ambil abunya."
- "Bakar tak berapi."
- "Bakar tak berbau."
- "Bakar tak hangus."
- "Barang siapa yang berketuk, dialah yang bertelur."
- "Barang tergenggam jatuh terlepas."
- "Baru beranjur sudah bertarung."
- "Batu bulat tak bersanding."
- "Batu di pulau tiada berkajang."
- "Batu kecil berguling naik, batu besar berguling turun."
- "Bau busuk tidak berbangkai."
- "Bayang-bayang sepanjang badan."
- "Bayang-bayang sepanjang tubuh, selimut sepanjang badan."
- "Bayang-bayang tidak sepanjang badan."
- "Beban berat, senggulung batu."
- "Becabang bak lidah biawak."
- "Belajar di yang pintar, berguru di yang pandai."
- "Belakang parang pun kalau diasah akan tajam."
- "Belalang dapat menuai."
- "Belalang hendak jadi elang."
- "Belikar sudah menjadi rimba."
- "Belum beranak sudah ditimang."
- "Belum bergigi hendak mengunyah."
- "Belum bertaji hendak berkokok."
- "Belum diajun sudah tertarung."
- "Belum dipanjat asap kemenyan."
- "Belum disuruh sudah pergi, belum dipanggil sudah datang."
- "Belum merangkak sudah belajar lari."
- "Belum tahu akan pedas lada."
- "Belum tentu, ayam masih disabung."
- "Belum tentu si upik si buyungnya."
- "Bengkok sedikit tak terluruskan."
- "Benih yang baik tak memilih tanah."
- "Beraja dihati bersutan dimata."
- "Berakal ke lutut, berontak ke empu kaki."
- "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian."
- "Beranak kandung beranak tiri."
- "Beranak menurut kata bidan."
- "Beranak tidak berbidan."
- "Berani karena benar, takut karena salah."
- "Berapa berat mata memandang, berat jugalah bahu memikul."
- "Berarak tiada berlari."
- "Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing."
- "Berbau bagai embacang."
- "Berbelok kucing main daun."
- "Berbenak ke empu kaki."
- "Berdawat biar hitam."
- "Berdiang di abu dingin."
- "Bergantung tiada bertali, bersalai tiada api."
- "Bergantung pada akar lapuk."
- "Bergantung pada tali rapuh."
- "Bergaduk-gaduk diri, saku-saku diterbangkan angin."
- "Berguru dulu sebelum bergurau."
- "Berguru ke padang datar, dapat rusa belang kaki."
- "Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi."
- "Berhakim kepada beruk."
- "Berjagung-jagung sementara padi masak."
- "Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah."
- "Berjenjang naik, bertangga turun."
- "Berkelahi dalam mimpi."
- "Berkelahi dengan perigi akhirnya mati dahaga."
- "Berkepanjangan bagai agam."
- "Berkerat rotan berpatah arang."
- "Berkering air ludah."
- "Berlayar bernakhoda, berjalan bernan-tua."
- "Bermain air basah, bermain api terbakar."
- "Berniaga di ujung lidah."
- "Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian."
- "Bersama bukan berarti bersatu."
- "Bersatu bukan berarti melebur."
- "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh."
- "Bersesapan belukar."
- "Bersua beliung dengan sangkal."
- "Bersuluh menjemput api."
- "Bertampuk boleh dijinjing, bertali boleh dieret."
- "Bertanam tebu di bibir."
- "Bertangkai boleh dijinjing."
- "Berteduh di bawah petung."
- "Bertemu beliung dengan ruyung."
- "Bertukar beruk dengan cigak."
- "Besar berudu di kubangan, besar buaya di lautan."
- "Besar hendak melandak, panjang hendak melindih."
- "Besar kapal besar pula gelombangnya."
- "Besar kayu, besar bahannya."
- "Besar lungkus tak berisi."
- "Besar pasak daripada tiang."
- "Besi baik tiada berkarat."
- "Betung bulat tak bersegi, pipit jantan tak bersarang."
- "Betung ditanam, aur tumbuh."
- "Biar alah sabung asalkan menang sosok."
- "Biar badan penat asal hati suka."
- "Biar buruk kain dipakai, asal pandai mengambil hati."
- "Biar dahi berlumpur asal tanduk mengena."
- "Biar kalah sabung asalkan menang sorak."
- "Biar lambat asal selamat."
- "Biar jatuh terletak, jangan jatuh terempas."
- "Biarlah buruk, hatinya kasih."
- "Biarlah kepala berlumpur asal tanduk makan."
- "Biarpun kucing naik haji, pulang-pulang mengeong juga."
- "Bibir saya bukan diretak panas."
- "Biduk kalau tidak berkemudi, bagaimana ia akan laju."
- "Biduk lalu kiambang bertaut."
- "Biduk upih, pengayuh bilah."
- "Binatang tahan palu, manusia tahan kias."
- "Bintang di langit boleh dibilang, tetapi arang di muka tak sadar."
- "Bodoh-bodoh sepat, tak makan pancing emas."
- "Bondong air, bondong ikan."
- "Buah jatuh tak jauh dari pohonnya."
- "Buah masak tergantung tinggi, hendak diambil galah tak sampai."
- "Buah yang manis berulat di dalamnya."
- "Bujur lalu lintah patah."
- "Bukan air muara yang ditimba, sudah disauk dari hulunya."
- "Bukan biji tak mau tumbuh, tapi bumi tak mau terima."
- "Bulan naik matahari naik."
- "Bulan terang dihutan."
- "Bumi berputar, zaman beredar."
- "Bumi mana yang tiada kena hujan."
- "Bunga yang harum itu ada durinya."
- "Bungkal gelap menahan coba."
- "Bungkuk kail hendak mengena."
- "Bungkuk sejengkal tidak terkedang."
- "Buruk baik tiada bercerai."
- "Buruk-buruk bak embacang."
- "Buruk dibuang dengan rundingan, baik ditarik dengan mufakat."
- "Buruk muka cermin dibelah."
- "Buruk perahu, buruk pangkalan."
- "Buruk tak tahu akan hinanya."
- "Burung terbang dipipiskan lada."
- "Busuk berbau, jatuh berdebuk."
- "Busuk-busuk embacang."
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
C
[sunting | sunting sumber]- "Cabik-cabik bulu ayam."
- "Cacak bagai lembing tergadai."
- "Cacat-cacat cempedak, cacat-cacat nak hendak."
- "Cacing menjadi ular naga."
- "Cadik terkedik, bingung terjual."
- "Cakap berlauk-lauk, makan pakai sambal."
- "Cakap berlauk-lauk, telinga tidak bertindik."
- "Calak-calak ganti asah, menunggu tukang belum datang."
- "Cembul dapat ditutupinya."
- "Cencang dua segeragai."
- "Cencang jadi ukir."
- "Cencang putus, tusuk tembuk."
- "Cencarau makan pedang."
- "Cerdik perempuan melebuhkan, saudagar muda mengutangkan."
- "Cerdik tak membuang kawan, gemuk tak membuang lemak."
- "Cerdik terkedik, bingung terjual."
- "Cium tapak tangan, berbau atau tidak."
- "Coba-coba bertanam mumbang, siapa tahu jadi kelapa."
- "Condong menanti rebah."
- "Condong yang akan menimpa."
- "Condong yang akan menongkat, rebah yang akan menegakkan."
- "Cupak sepanjang betung, adat sepanjang jalan."
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
D
[sunting | sunting sumber]- "Daging menimbun, awak kurus."
- "Dagu bagai lebah bergantung."
- "Dahan pembaji batang."
- "Dahulu bajak daripada jawi."
- "Dahulu bajak daripada sapi."
- "Dahulu buah daripada bunga."
- "Dahulu duduk daripada cangkung."
- "Dahulu elang pulau, kini telah menjadi burung punguk."
- "Dahulu intan sekarang jadi batu Belanda."
- "Dahulu timah sekarang besi."
- "Dalam gedung membuat gedung."
- "Dalam lautan bisa diduga, dalam hati siapa tahu."
- "Dalam madu berisi empedu."
- "Dangkal telah keseberangan, dalam telah keajukan."
- "Dapat durian runtuh."
- "Dapur tidak berasap."
- "Darah baru setampuk pinang."
- "Daripada hidup berputih mata, lebih baik mati berputih tulang."
- "Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri."
- "Datang tampak muka, pulang tampak punggung."
- "Datang tidak berjemput, pulang tidak berantar."
- "Datar bagai lantai papan, licin bagai dinding cermin."
- "Daunnya jatuh melayang, buahnya jatuh ke pangkal."
- "Daun keladi dimandikan."
- "Daun nipah dikatakan daun labu."
- "Dedab di bawah cengkering."
- "Dekat berjalan banyak dilihat."
- "Dekat mencari induk, jauh mencari suku."
- "Dekat tak tercapai, jauh tak berantara."
- "Delapan tapak bayang-bayang."
- "Demam-demam puyuh."
- "Dengan gampangnya mementahkan kata."
- "Deras bagai anak panah."
- "Deras datang, deras kena."
- "Diam di bandar tak meniru, diam di laut asin tidak."
- "Diam-diam penggali berkarat, diam-diam ubi berisi."
- "Diam emas, bicara perak."
- "Dianjak layu, dibubut mati."
- "Di alas bagai memengat."
- "Di atas angin."
- "Di atas langit masih ada langit."
- "Di bawah kasur ada duit."
- "Di laut angkatan, di darat kerapatan."
- "Di laut jadi buaya, di darat jadi harimau rimba."
- "Di luar berkilat, di dalam berengga."
- "Di mana buah masak, di situ buah tampil."
- "Diberi kuku hendak mencengkam."
- "Diberi sehasta hendak sedepa."
- "Dibilang genap, dipagar ganjil."
- "Dibuat karena alah, menjadi murka karena alah."
- "Diganjur surut bagai bertanam."
- "Digantung tak bertali."
- "Digenggam takut mati, dilepaskan takut terbang."
- "Digila beruk berayun."
- "Diindang ditampi teras, dipilih antah satu-satu."
- "Diindang tidak berantah."
- "Di mana ada kemauan, di sana ada jalan."
- "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung."
- "Di mana tak ada lang, akulah lang, kata belalang."
- "Di mana tembilang terentak, di situ cendawan tumbuh."
- "Dikasih hati minta jantung."
- "Dikati sama berat, diuji sama merah."
- "Dimandikan dengan air segeluk."
- "Dinding sampai ke langit, empang sampai ke seberang."
- "Dinding teretas, tangga terpasang."
- "Di rumah beraja-raja, di hutan berberuk-beruk."
- "Disisih sebagai antah."
- "Dua kali pisang berbuah."
- "Duduk berkisar, tegak berpaling."
- "Duduk meraut ranjau, tegak meninjau jarah."
- "Duduk sama rendah, tegak sama tinggi."
- "Duduk seperti kucing, melompat seperti harimau."
- "Dunia tak selebar daun kelor."
- "Dusta yang diucapkan seribu kali adalah kebenaran."
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
E
[sunting | sunting sumber]- "Elok berarak di hari panas."
- "Embacang buruk kulit."
- "Emping terserak, hari hujan."
- "Enak lauk dikunyah-kunyah, enak kata diperkatakan."
- "Enau mencari (memanjat) sigai."
- "Enau sebatang dua sigainya."
- "Enggang lalu, atal jatuh, anak raja mati ditimpanya."
- "Enggang sama enggang, pipit sama pipit."
- "Esa hilang, dua terbilang."
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
F
[sunting | sunting sumber]Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
G
[sunting | sunting sumber]- "Gabak di hulu tanda akan hujan."
- "Gajah bertarung sama gajah, pelanduk mati di tengah-tengah."
- "Gajah derum tengah rumah."
- "Gajah di pelupuk mata tidak tampak, kuman di seberang lautan tampak"
- "Gajah dialahkan oleh pelanduk."
- "Gajah ditelan ular lidi."
- "Gajah mati karena gadingnya."
- "Gajah mati tinggalkan gading, harimau mati tinggalkan belang."
- "Gajah mati tulang setimbun."
- "Gali lubang, tutup lubang."
- "Gayung bersambut, kata berjawab."
- "Geleng bukan, angguk ia."
- "Geleng serupa cupak hanyut."
- "Genting menanti putus, biang menanti tembuk."
- "Gerhana pasti berlalu."
- "Getah terbangkit kuaran tiba."
- "Getikkan puru dibibir."
- "Gila di abun."
- "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari."
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
H
[sunting | sunting sumber]- "Habis adat dengan kerelaan, hilang adat tegal mufakat."
- "Habis beralur, maka beralu-alu."
- "Habis manis sepah dibuang."
- "Hafal kaji karena diulang, pasar jalan karena ditempuh."
- "Hampa berat menjadi sekam."
- "Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang jua."
- "Harap akan anak buta mata sebelah, harap akan teman buta mata keduanya."
- "Harap pada yang ada, cemas pada yang tidak ada."
- "Harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan."
- "Harapkan guntur di langit, air di tempayan dicurahkan."
- "Harimau mengaum takkan menangkap."
- "Hari pagi dikejar-kejar, hari petang dibuang-buang."
- "Harum menghilangkan bau."
- "Harum seperti malaikat lalu."
- "Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai."
- "Hati bagai baling-baling."
- "Hati gajah sama dilapah, hati tungau sama dicecah."
- "Hati gatal, mata digaruk."
- "Hemat pangkal kaya."
- "Hendak air pancuran terbit."
- "Hendak menangguk ikan, tertangguk pada batang."
- "Hendak ulam, pucuk menjulai."
- "Hidung dicium pipi digigit."
- "Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah."
- "Hidup enggan mati tak mau."
- "Hidup seperti anjing dengan kucing."
- "Hidup seperti umang-umang."
- "Hidup tolong-menolong, sandar-menyandar."
- "Hilang adat, tegal bermufakat."
- "Hilang di mata di hati jangan."
- "Hilang geli oleh gelitik, hilang bisa oleh biasa."
- "Hitam di atas putih."
- "Hujan berpohon, panas berasal."
- "Hujan tak sekali jatuh, simpai tak sekali erat."
- "Hujan turun, kambing lari."
- "Hulu malang pangkal celaka."
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
I
[sunting | sunting sumber]- "Ijuk selembang, tali di situ, keluan di situ."
- "Ijuk tidak bersagar, lurah tidak berbatu."
- "Ikan bergantung, kucing tunggu."
- "Ikan biar dapat, serampang jangan pukah."
- "Ikan terkilat jala tiba."
- "Ikut hati mati, ikut rasa binasa."
- "Ilmu pengetahuan adalah kekuatan."
- "Ilmu padi, makin berisi, makin merunduk."
- "Inai tertepung, kuku tanggal."
- "Ingin hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai."
- "Isi lemak dapat ke orang, tulang bulu pulang ke kita."
- "Itik diajar berenang."
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
J
[sunting | sunting sumber]- "Jadi abu arang."
- "Jadilah orang pandai bagai padi yang merunduk."
- "Jagung tua tak hendak masak."
- "Jalan diasak orang menggalas."
- "Jalan mati lagi dicoba, ini pula jalan binasa."
- "Jalan raya titian batu."
- "Jangan didengarkan siul ular."
- "Jangat liat kurang panggang."
- "Janji sampai, sukatan penuh."
- "Jatuh ke tilam empuk."
- "Jauh berjalan banyak dilihat, lama hidup banyak dirasai."
- "Jauh di mata, dekat di hati."
- "Jauh di mata, jauh di hati."
- "Jauh panggang dari api."
- "Jauh bau bunga, dekat bau bangkai."
- "Jawi hitam banyak tingkah."
- "Jelatang di hulu air."
- "Jemuran terkekar, ayam tiba."
- "Jerat halus kelindan sutera."
- "Jerat serupa jerami."
- "Jerih menentang laba."
- "Jika air orang disauk, ranting orang dipatah, adat orang diturut."
- "Jika keruh dihulu, tak dapat tidak dihilir keruh juga."
- "Jika tak ada rotan, akar pun berguna."
- "Jika takut dilanggar batang, jangan duduk di kepala pulau."
- "Jika takut dilimbur pasang, jangan berumah di tepi pantai."
- "Jika tangan kanan memberi, sebaiknya tangan kiri tidak mengetahui."
- "Jinak-jinak merpati, sudah dekat terbanglah dia."
- "Jual emas beli intan."
- "Jung pecah hiu kenyang."
- "Jung satu nakhoda dua."
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
K
[sunting | sunting sumber]- "Kacang lupa kulitnya."
- "Kail sebentuk, umpan seekor, sekali putus sehari hanyut."
- "Kail sejengkal janganlah menduga dalam lautan."
- "Kain basah kering di pinggang."
- "Kain dalam acar dikutip cuci ia hendak ke longkang lagi."
- "Kain ditangkap maka duduk."
- "Kain lama dicampak buang, kain baru pula dicari."
- "Kain pendinding miang, uang pendinding malu."
- "Kaki naik kepala turun."
- "Kaki tertarung inai padahannya, mulut terdorong emas padahannya."
- "Kalah jadi abu, menang jadi arang."
- "Kalah membeli, menang memakai."
- "Kalau di hutan tak ada singa, beruk rabun bisa menjadi raja."
- "Kalau kail panjang sejengkal, jangan laut hendak diduga."
- "Kalau kaki sudah terlangkahkan, pantang dihela surut."
- "Kalau kena tampar, biar dengan tangan yang bercincin."
- "Kalau kena tendang, biar dengan kaki yang berkasut."
- "Kalau mandi biarlah basah."
- "Kalau padi yang ditanam, rumput ikut tumbuh; Kalau rumput yang ditanam, padi tak akan ikut tumbuh."
- "Kalau pandai mencencang akar, mati lalu ke puncaknya."
- "Kalau sorak dahulu daripada tohok, tidak mati babi."
- "Kalau tak ada angin bertiup, takkan pokok bergoyang."
- "Kalau tak ingin terlimbur pasang, jangan berumah di tepi laut."
- "Kalau tidak berada-ada takkan tempua bersarang rendah."
- "Kapal besar ditunda jongkong."
- "Kapal satu nakhoda dua."
- "Karam berdua, basah seorang."
- "Karam di laut boleh ditimba, karam di hati bilakah sudah."
- "Karam sambal oleh belacan."
- "Karena mata buta, karena hati mati."
- "Karena mulut badan binasa."
- "Karena nila setitik, rusak susu sebelanga."
- "Karung tak berisi tak dapat ditegakkan."
- "Kasih anak dipertangis, kasih di bini ditinggal-tinggalkan."
- "Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan."
- "Kata banyak, kata bergalau."
- "Kata dahulu bertepati, kata kemudian kata bercari."
- "Kata raja melimpahkan, kata penghulu menyelesaikan."
- "Kayu besar di tengah padang."
- "Ke bawah tidak berurat, ke atas tidak berpucuk, di tengah-tengah ditebuk kumbang."
- "Ke gunung sama mendaki, ke lurah sama menurun."
- "Ke gunung tak dapat angin."
- "Kebaikan akan mendapat balasan kebaikan, kejahatan akan mendapat balasan setimpal pula."
- "Kebesaran air."
- "Kecil bernama, besar bergelar."
- "Kecil dikandung ibu, besar dikandung adat, mati dikandung tanah."
- "Kecil-kecil anak, sudah besar menjadi onak."
- "Kecil-kecil cabai rawit."
- "Kecil-kecil lada padi."
- "Kecil tapak tangan, nyiru saya tadahkan."
- "Kecil teranja-anja besar terbawa-bawa, tua berubah tidak."
- "Kecubung berulam ganja."
- "Kecundang lebih bagai kebaji."
- "Ke hulu menongkah surut, ke hilir menongkah pasang."
- "Kejujuran adalah abadi, kebohongan akan berubah selamanya."
- "Kejujuran bertahan sangat lama."
- "Kelekatu hendak terbang ke langit."
- "Keluar mulut harimau, masuk mulut buaya."
- "Kena tendang biarlah dengan kaki berkasut, kena tampar biarlah dengan jari yang bercincin."
- "Ke mana angin deras, ke situ condongnya."
- "Kemarau setahun dihapuskan hujan sehari."
- "Kepala boleh panas, tetapi hati harus tetap dingin."
- "Kepala sama hitam, isi hati siapa tahu."
- "Ketika ada sama dimakan, waktu tak ada sama ditahan."
- "Ketika ada jangan dimakan, telah habis maka dimakan."
- "Ketika gagak putih, bangau hitam."
- "Kilat cermin sudah ke muka, kilat beliung sudah ke kaki."
- "Kuah tercucur ke nasi, nasi akan dimakan juga."
- "Kuat ikan karena insang, kuat burung karena sayap."
- "Kunyah dahulu maka telan."
- "Kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu."
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
L
[sunting | sunting sumber]- "Lain dimulut lain di hati."
- "Lain biduk kalang diletak."
- "Lain biduk, lain digalang."
- "Lain gatal, lain yang digaruk."
- "Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya."
- "Laki pulang kelaparan, dagang lalu ditanakkan."
- "Laksana kera dapat bunga."
- "Laksana apung-apung di tengah laut, dipukul ombak hanyut ke tepi."
- "Laksana garam dengan asam."
- "Lalu jarum, lalu kelindan."
- "Lancar kaji karena diulang, lancar jalan karena ditempuh."
- "Lebih baik mati berkalang tanah, dari pada hidup bercermin bangkai."
- "Lebih baik satu burung di tangan dari pada sepuluh burung di pohon."
- "Lembah juga yang dituruti air."
- "Lembu dongkol hendak menyondol."
- "Lempar batu sembunyi tangan."
- "Lepas dari mulut harimau, masuk kedalam mulut buaya."
- "Lewat dari manis, masam; lewat dari harum, busuk."
- "Lidah bercabang bagai biawak."
- "Lidah lebih tajam daripada pedang."
- "Lidah tak bertulang."
- "Lonjak seperti labu dibenam."
- "Lubuk akal tepian ilmu."
- "Lubuk alam tepian bumi."
- "Luka boleh sembuh, parutnya tinggal juga."
- "Luka di kaki, sakit seluruh badan."
- "Luka di tangan karena pisau, luka di hati karena kata."
- "Lunak gigi daripada lidah."
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
M
[sunting | sunting sumber]- "Main api hangus, main air basah."
- "Maju kena, mundur kena."
- "Majelis-majelis udang, tahi di kepala."
- "Makan bubur panas-panas."
- "Makan hati berulam jantung."
- "Makan upas berulam racun."
- "Makanan enggang takkan menjadi makanan pipit."
- "Makanan sudah tersedia, jamu belum juga datang."
- "Makin murah, makin ditawar."
- "Maksud bagai maksud manau."
- "Maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai."
- "Malang bagai ayam, padi masak makan kehutan."
- "Malu berdayung hanyut serantau."
- "Malu bertanya, sesat di jalan."
- "Maling teriak maling."
- "Mana ada maling yang mengaku maling."
- "Mancit satu, gada seratus."
- "Mandi dengan air secupak."
- "Mandi di air kiambang, pelak lepas gatalpun datang."
- "Mandi sedirus."
- "Manikam sudah menjadi sekam."
- "Manis jangan lekas ditelan, pahit jangan lekas dimuntahkan."
- "Manusia merencanakan, Tuhan menentukan."
- "Manusia tertarik oleh tanah airnya, anjing tertarik oleh piringnya."
- "Mara jangan dipukat, rezeki jangan ditolak."
- "Masak diluar, mentah didalam."
- "Masak malam, mentah pagi."
- "Masakan ada ayam memantangkan jemuran."
- "Masuk kandang kambing mengembik, masuk kandang kerbau menguak."
- "Masuk tak genap, keluar tak ganjil."
- "Masuk tiga, keluar empat."
- "Matahari itu bolehlah ditutup dengan nyiru."
- "Mati anak berkalang bapak, mati bapak berkalang anak."
- "Mati dicatuk katak."
- "Mati enau tinggal di rimba."
- "Mati harimau karena belangnya, mati kesturi karena baunya."
- "Mati harimau meninggalkan belang, mati gajah meninggalkan gading."
- "Mati ikan karena umpan, mati saya karena budi."
- "Mati rusa karena jejaknya."
- "Mati rusa karena tanduknya."
- "Mati satu tumbuh seribu."
- "Mati seladang."
- "Mati takkan menyesal, luka takkan menyiuk."
- "Mati-mati berdawat biarlah hitam, mati-mati mandi biarlah basah."
- "Mati-mati minyak biarlah licin."
- "Melepaskan anjing terjepit."
- "Meletakkan api dibubungan."
- "Melihat pungguk di dahan, punai di tangan dilepaskan."
- "Memagar kelapa condong."
- "Memahat di dalam garis."
- "Memakan habis-habis, menyuruk hilang-hilang."
- "Memancing di air keruh."
- "Memandang sebelah mata."
- "Memang lidah tidak bertulang."
- "Memasukkan minyak ke api."
- "Membasuh muka dengan air liur."
- "Membawa garam ke laut."
- "Membeli kerbau bertuntun."
- "Membubuhkan arang dimuka orang."
- "Memikul diatas bahu."
- "Mempertajam sanding."
- "Menabur bijan ke tasik."
- "Menangguk di air keruh."
- "Menang jadi arang, kalah jadi abu."
- "Menahan jerat ditempat genting."
- "Menaikkan air ke gurun."
- "Menanak semua beras."
- "Menari di ladang orang."
- "Mencabik baju didada."
- "Mencabut harus dengan akar-akarnya."
- "Mencari jejak diair."
- "Mencari lantai terjungkat."
- "Mencari umbut di batu."
- "Mencari jarum di tumpukan jerami."
- "Mencari yang sehasta sejengkal."
- "Mencencang berlandasan, melompat bersitumpu."
- "Mencencang memampas, membunuh membangun."
- "Mencoreng arang di muka sendiri."
- "Mencubit paha sendiri barulah paha orang lain."
- "Mendapat pisang terkubak."
- "Menanti kucing bertanduk."
- "Menebas buluh serumpun."
- "Menepak nyamuk menjadi daki."
- "Menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri."
- "Menerka ayam dalam telur."
- "Mengabui mata orang."
- "Mengadu nasib."
- "Mengadu tuntung jarum."
- "Mengadu petah lidah."
- "Mengadu ujung jarum."
- "Mengadu ujung penjahit."
- "Mengambil puntung pemukul kepala."
- "Menggantang anak ayam."
- "Menggantang asap."
- "Menggenggam erat, membuhul mati."
- "Menggenggam tak tiris."
- "Menggunting dalam lipatan."
- "Mengharap burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan."
- "Mengharapkan hujan turun, air di tempayan ditumpahkan."
- "Menghendaki kuda bertanduk."
- "Menjemur sementara hari panas."
- "Menjentik puru di bibir."
- "Menjilat ludah di lantai."
- "Menjilat air liur sendiri."
- "Menjerit bagai kucing biang."
- "Menjual petai hampa."
- "Menjunjung uban."
- "Melanting menuju tampuk."
- "Menuhuk kawan seiring menggunting dalam lipatan."
- "Menunggu ara hanyut."
- "Menunjukkan ilmu kepada orang menetek."
- "Menyelam sambil minum air."
- "Menyelam tertumus seperti babi."
- "Merajuk air diruang, hendak karam ditimba juga."
- "Merak mengigal di hutan."
- "Merdeka atau mati."
- "Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak."
- "Mulut bau madu, pantat bau sengat."
- "Mulut bicara, badan binasa."
- "Mulut kapuk dapat ditutup."
- "Mulut manis kucandan murah."
- "Mulut manis mematahkan tulang."
- "Mulut terdorong, emas tantangannya."
- "Mulutmu harimaumu."
- "Mumbang ditebuk tupai."
- "Mundur satu langkah, maju dua langkah."
- "Murah di mulut mahal di timbangan."
- "Musang berbulu ayam."
- "Musang terjun, lantai terjungkat."
- "Musuh dalam selimut."
- "Musuh jangan diadang, selisih jangan dicari."
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
N
[sunting | sunting sumber]- "Nafas tak sampai ke hidung."
- "Nan lurah juga diturut air."
- "Nasi sama ditanak, kerak dimakan seorang."
- "Nasi sudah menjadi bubur."
- "Nasi tak dingin, pinggan tak retak."
- "Nasib sabut terapung, nasib batu tenggelam."
- "Neraca palingan bungkal, hati palingan Tuhan."
- "Neraca yang palingan, bungkal yang piawai."
- "Niat hati nak getah bayan, sudah tergetah burung serindit."
- "Nibung bangsai bertaruk muda."
- "Nila setitik rusak susu sebelanga."
- "Nyamuk mati gatal tak lepas."
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
O
[sunting | sunting sumber]- "Obat jauh penyakit hampir."
- "Oleng seperti cupak hanyut."
- "Ombak yang bersabung, baru dikenal siapa kawan siapa lawan."
- "Ombak yang kecil jangan diabaikan."
- "Ombaknya kedengaran tapi pasirnya belum kelihatan."
- "Orang berdendang dipentasnya, orang beraja dihatinya."
- "Orang bersiselam, awak bertimba."
- "Orang haus diberi air, orang mengantuk disorongkan bantal."
- "Orang karam dilaut, awak karam didarat."
- "Orang kaya suka dimakan, orang elok selendang dunia."
- "Orang muda menanggung rindu, orang tua menanggung ragam."
- "Orang penggamang mati jatuh, orang pencemas mati hanyut."
- "Orang terpegang pada hulunya, kita terpegang pada matanya."
- "Orang yang runcing tanduk."
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
P
[sunting | sunting sumber]- "Padi makin berisi semakin menunduk
- "Padi ditanam tumbuh lalang."
- "Padi masak, jagung mengupih."
- "Pahit jangan lekas dimuntahkan manis jangan lekas ditelan."
- "Panci mengatakan belanga hitam."
- "Panas mentari di kepala orang banyak, panas hati dirasa sendiri."
- "Panas mentari setahun, dihapuskan hujan sehari."
- "Pandai berminyak air."
- "Pandai-pandai meniti buih, selamat badan di seberang."
- "Panjang jalan karena di turut, besar jalan karena dilalui."
- "Parang gabus menjadi parang besi."
- "Patah lidah alamat kalah."
- "Patah tumbuh hilang berganti."
- "Patah tongkat, berjermang."
- "Payah dilamun ombak, tercapai juga tanah tepi."
- "Panas setahun dihabiskan hujan sehari."
- "Pecah menanti sebab, retak menanti belah."
- "Pecak boleh dilayangkan, bulat boleh digulingkan."
- "Pegang kepala, ekor tak berdaya."
- "Pejatian awak, pantangan orang."
- "Pekak-pekak badak."
- "Pelabur habis Palembang tak jauh."
- "Pelanduk ditengah cerang."
- "Pelanduk lupakan jerat, jerat tak melupakan pelanduk."
- "Pembuat periuk bertanak ditembikar."
- "Pena lebih tajam daripada pedang."
- "Pencegahan lebih baik daripada pengobatan."
- "Pepat di luar, rancung di dalam."
- "Perang habis pencak teringat."
- "Pesan berturuti, petaruh bertunggu."
- "Pisau senjata tidak bisa, mulut manusia bisa."
- "Pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna."
- "Pikir itu pelita hati."
- "Pilin jering hendak berisi."
- "Pindah ke negeri cacing."
- "Pinjaman kayu ara."
- "Pipit berperang lawan garuda."
- "Pipit jantan tidak bersarang."
- "Pipit sama pipit, enggang sama enggang."
- "Pipit tuli makan dihujan, hendak dihalau kain basah, tidak dihalau padi habis."
- "Potong hidung rusak muka."
- "Potong kambing, nangka makan."
- "Pucuk bulat dalam negeri."
- "Pucuk dicinta ulam tiba."
- "Pucuk diremas dengan santan, urat direndam dengan tengguli, namun peria pahit juga."
- "Pucuk layu disiram hujan."
- "Pukat sudah terijuk."
- "Pukul anak sindir menantu."
- "Punggung parang pun jika diasah menjadi tajam."
- "Putih tapak lari."
- "Putus tali tempat bergantung, terban tanah tempat berpijak."
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
Q
[sunting | sunting sumber]Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
R
[sunting | sunting sumber]- "Rawe-rawe rantas malang-malang putung."
- "Racun diminum haram tak mabuk."
- "Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah."
- "Rajin pangkal pandai."
- "Rasa air ke air, rasa minyak ke minyak."
- "Rebung tiada jauh dari rumpunnya."
- "Rekah tidak, rekat pukah."
- "Rendah gunung, tinggi harapan."
- "Rezeki musang tak akan didapat elang."
- "Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul."
- "Rumah besar perabung perak."
- "Rumah besar perabung upih."
- "Rumah sudah, tukul pahat berbunyi."
- "Rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri."
- "Rupa boleh diubah, tabiat dibawa mati."
- "Rupa harimau, hati tikus."
- "Rupa seperti pulut, bila dimasak berderai."
- "Rusak anak oleh menantu."
- "Rusak badan karena penyakit, rusak bangsa karena laku."
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
S
[sunting | sunting sumber]- "Sabung selepas hari petang."
- "Sakit menimpa, sesal terlambat."
- "Salah bunuh memberi bangun, salah cencang memberi pampas."
- "Salah langkah surut kembali."
- "Salah makan memuntahkan, salah tarik mengembalikan."
- "Sambil berdendang biduk hilir."
- "Sambil berdiang nasi masak."
- "Sambil berlayar sambil menampan."
- "Sambil menyelam minum air."
- "Sambil menyuruk, galas lalu."
- "Sampan ada pengayuh tidak."
- "Sarak serasa hilang, bercerai serasa mati."
- "Satu sahabat sejati lebih berharga daripada seribu teman yang mementingkan diri sendiri"
- "Satu tangan menunjuk ke orang lain, tiga tangan menunjuk ke diri sendiri."
- "Satu orang makan nangka, semua kena getahnya."
- "Sawah berpematang, ladang berbintalak."
- "Sayang akan garam sececah, kerbau seekor dibusukkan."
- "Sayangkan anak tangan-tangani, sayangkan istri tinggal-tinggalkan."
- "Sayangkan kain, buangkan baju."
- "Sayang-sayang buah kepayang, dimakan mabuk dibuang sayang."
- "Seayun bagai berbuai."
- "Sebab buah dikenal pohonnya."
- "Sebagai abu di atas tanggul."
- "Sebagai anjing terpanggang ekor."
- "Sebagai gagak pulang ke benua."
- "Sebagai melihat asam."
- "Sebelum ajal berpantang mati."
- "Sebesar-besar bumi ditampar tak kena."
- "Sebingkah tanah terbalik, sebatang pohon rebah."
- "Seciap bagai ayam, sedencing bagai besi."
- "Sedepa jalan kemuka, setelempap jalan kebelakang."
- "Sedia payung sebelum hujan."
- "Sedikit bubur banyak sendoknya."
- "Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit."
- "Sedikit hujan banyak yang basah."
- "Seekor kerbau berkubang, semua kena lulutnya."
- "Segan bergalah, hanyut serantau."
- "Seguru, seilmu, jangan mengganggu."
- "Sehampir-hampir tepi kain, hampir juga tepi bebat."
- "Sehari selembar benang, lama-lama jadi sehelai kain."
- "Seidas bagai benang, sebentuk bagai cincin."
- "Seiring bertukar jalan."
- "Sejelek-jelek pemimpin pasti punya anak buah, sebaik-baik pemimpin pasti punya musuh."
- "Sejengkal jadi sehasta."
- "Sekali air besar, sekali tepian berubah."
- "Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya."
- "Sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang."
- "Sekali melempar batu, dua burung yang kena."
- "Sekali membuka pura, dua tiga utang terbayar."
- "Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui."
- "Sekali tepuk dua lalat."
- "Sekerat ular, sekerat belut."
- "Selama air hilir, selama gagak hitam."
- "Semut-semut selalu bekerja sama dalam segala kegiatan."
- "Sendok berdegar-degar, nasi habis budi dapat."
- "Sendok besar tak mengenyang."
- "Sendok dan periuk lagi berantuk."
- "Senjata makan tuan."
- "Seorang makan cempedak, semua kena getahnya."
- "Sepandai-pandai membungkus yang busuk berbau juga."
- "Sepandai-pandai tupai meloncat, jatuh juga."
- "Sepanjang-panjang tali tidak sepanjang mulut orang."
- "Sepasin dapat bersiang."
- "Seperti abu di atas tunggul."
- "Seperti air dengan kolam."
- "Seperti air di daun talas."
- "Seperti air pembasuh tangan."
- "Seperti anai-anai bubus."
- "Seperti anak ayam kehilangan induk."
- "Seperti anak sepat ketohoran."
- "Seperti anak yang baru dibedung."
- "Seperti anjing bercawat ekor."
- "Seperti anjing berebut tulang."
- "Seperti anjing berjumpa pasir."
- "Seperti anjing beroleh bangkai."
- "Seperti anjing dengan kucing."
- "Seperti anjing digosok kepala, menjungkit ekor."
- "Seperti anjing kedahuluan."
- "Seperti anjing mengunyah tulang."
- "Seperti anjing terpanggang ekor."
- "Seperti antah ditepi gantang, masuk tak genap keluar tak ganjil."
- "Seperti api dalam sekam."
- "Seperti api makan ladang kering."
- "Seperti aur ditarik sungsang."
- "Seperti ayam beranak itik."
- "Seperti ayam beroleh ubi."
- "Seperti ayam dimakan tungau."
- "Seperti ayam gadis bertelur."
- "Seperti ayam mengarang telur."
- "Seperti ayam pulang ke pautan."
- "Seperti ayam termakan rambut."
- "Seperti ayam, kais pagi makan pagi, kais petang makan petang."
- "Seperti bangau di ekor kerbau."
- "Seperti Belanda minta tanah."
- "Seperti belut jatuh ke lumpur."
- "Seperti tulis di atas air."
- "Seperti berdiang di abu dingin."
- "Seperti berjejak diatas bara."
- "Seperti berlindung di balik sehelai daun."
- "Seperti biduk dikayuh hilir."
- "Seperti birah tidak berurat."
- "Seperti birah tumbuh di tepi lesung."
- "Seperti bisai makan sepinggan."
- "Seperti buah masak seulas."
- "Seperti bujang jolong bekerja, gadis jolong bersubang."
- "Seperti bujang jolong berkeris."
- "Seperti buku gaharu."
- "Seperti bulan dipagar bintang."
- "Seperti bunga kembang setaman."
- "Seperti cacing kepanasan."
- "Seperti cendawan dimusim hujan."
- "Seperti Cina karam."
- "Seperti Cina kebakaran jenggot."
- "Seperti diiris-iris dengan sembilu."
- "Seperti disalak anjing bertuah."
- "Seperti ditempuh gajah lalu."
- "Seperti elang menyongsong angin."
- "Seperti emas yang baru diupam."
- "Seperti embun di atas daun."
- "Seperti embun di ujung rumput."
- "Seperti gergaji bermata dua."
- "Seperti gunting makan diujung."
- "Seperti harimau menyembunyikan kuku."
- "Seperti hujan balik kelangit."
- "Seperti ikan dalam air."
- "Seperti ikan dalam belanga."
- "Seperti itik mendengarkan guntur."
- "Seperti itik pulang petang."
- "Seperti jamur dimusim hujan."
- "Seperti janggut pulang ke dagu."
- "Seperti jentayu rindukan hujan."
- "Seperti katak dalam tempurung."
- "Seperti katak hendak jadi lembu."
- "Seperti kelapa sompong."
- "Seperti kerbau dicucuk hidung."
- "Seperti kucing lepas senja."
- "Seperti lalat mencari puru."
- "Seperti lipas kudung."
- "Seperti membakar lalang."
- "Seperti menampalkan kersik ke buluh."
- "Seperti menatang minyak penuh."
- "Seperti mendapat durian runtuh."
- "Seperti menggantang asap."
- "Seperti menggenggam bara, terasa hangat dilepaskan."
- "Seperti menghasta kain sarung."
- "Seperti menghela rambut ditepung, rambut tak putus, tepung tidak terserak."
- "Seperti meniup api diatas air."
- "Seperti negeri dialahkan garuda."
- "Seperti nyawa ayam."
- "Seperti orang buta baru melek."
- "Seperti orang buta kehilangan tongkat."
- "Seperti orang darat jolong menurun."
- "Seperti padi hampa, kepalanya mencongak."
- "Seperti pinang dibelah dua."
- "Seperti pinang pulang ke tampuknya."
- "Seperti pipit menelan jagung."
- "Seperti rusa masuk kampung."
- "Seperti sayur dengan rumput."
- "Seperti sayur tidak berbumbu."
- "Seperti seludang menolak mayang."
- "Seperti sirih pulang ke gagangnya."
- "Seperti talam dua muka."
- "Seperti telur di ujung tanduk."
- "Seperti tidak berjejak di bumi."
- "Seperti tikus jatuh ke beras."
- "Seperti udang dipanggang."
- "Seperti ular dicubit ekor."
- "Seperti ular kena palu."
- "Seperti unta menyerahkan diri."
- "Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga."
- "Sepuluh batang bertindih yang di bawah juga yang kena."
- "Sepuluh jung masuk pelabuhan, anjing bercawat ekor jua."
- "Serigala berbulu domba."
- "Seringgit dua kupang."
- "Sesak alam tempat diam, tak berbumi tempat tegak."
- "Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna."
- "Sesat di ujung jalan surut ke pangkal jalan."
- "Sesat surit terlangkah kembali."
- "Sesayat sebelanga juga."
- "Sesungguhpun kawat yang dibentuk, ikan yang dilaut yang diadang."
- "Setajam-tajam pisau, masih lebih tajam lidah."
- "Setali tiga uang."
- "Setinggi-tinggi bola melambung, jatuhnya ke tanah jua."
- "Setinggi-tingginya bangau terbang, akhirnya ke pelimbahan juga."
- "Siang bermatahari, malam berbulan."
- "Siang berpanas, malam berembun."
- "Siapa berkotek, siapa bertelur."
- "Siapa cepat boleh dapat, siapa kemudian putih mata."
- "Siapa melompat, siapa patah."
- "Siapa yang kena cubit, itulah yang merasa sakit."
- "Siapa yang mau mengaku berak di tengah jalan."
- "Siapa yang menabur angin, akan menuai badai."
- "Siapa yang menggali lubang, akan terperosok lubang sendiri."
- "Sia-sia menggiring angin, terasa ada tertangkap tidak."
- "Sia-sia utang tumbuh."
- "Sidingin tampal di kepala."
- "Sigai sampai ke langit."
- "Silap mata, pecah kepala."
- "Sirih pulang ke gagang, pinang pulang ke tampuk."
- "Sudah beruban baru bergaum."
- "Sudah besar maka hendak melanda."
- "Sudah biasa makan emping."
- "Sudah busuk maka dipeda."
- "Sudah buta baru celik."
- "Sudah gaharu cendana pula, sudah tahu bertanya pula."
- "Sudah jadi abu arang."
- "Sudah jatuh, tertimpa tangga pula."
- "Sudah ketengah makan api."
- "Sudah makan baru bismillah."
- "Sudah masuk kedalam mulut harimau."
- "Sudah memakai adat."
- "Sudah seayun bagai berbuai."
- "Sudah tahu peria pahit."
- "Sudah terantuk baru tengadah."
- "Surga berada di telapak kaki ibu."
- "Susu di dada tak dapat dielakkan."
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
T
[sunting | sunting sumber]- "Tak ada bunga mawar yang tiada berduri."
- "Tabuhan meminang anak laba-laba."
- "Tahan jerat sorong kepala."
- "Tahu asam garamnya."
- "Tahu di angin turun naik."
- "Tahu di angin berkisar."
- "Tahu makan, tahu simpan."
- "Tajam pisau karena diasah."
- "Tak ada api, masakan ada asap."
- "Tak ada gading yang tak retak."
- "Tak ada guruh bagi orang pekak, tak ada kilat bagi orang buta."
- "Tak ada rotan, akar pun jadi."
- "Tak ada tolak angsurnya."
- "Tak ada umpat yang membunuh, tak ada puji yang mengenjang."
- "Tak air hujan ditampung."
- "Tak air telang dipancung, tak emas bungkal diasah."
- "Tak berorang diair."
- "Tak bisa menari dikatakan lantai yang berjungkit."
- "Tak dapat tanduk, telinga dipulas."
- "Tak emas bungkal diasah."
- "Tak kayu jenjang dikeping."
- "Tak kenal maka tak sayang."
- "Tak lalu dandang di air, di gurun ditanjakkan."
- "Tak lekang karena waktu."
- "Tak pandai menari dikatakan lantai yang terjungkat."
- "Tak tentu hilir mudiknya."
- "Takkan dua kali orang tua kehilangan tongkat."
- "Takkan harimau makan anaknya."
- "Takkan lari gunung dikejar."
- "Takkan Melayu hilang di bumi."
- "Takut akan hantu, lari ke pandam."
- "Takut titik, lalu tumpah."
- "Takutkan tuma, kain dibadan dibuang."
- "Tali berlembar empat, bagai tungku sejerangan."
- "Tali jangan putus kaitan jangan sekah."
- "Tali yang tiga lembar itu tak suang-suang putus."
- "Tambah air tambah sagu."
- "Tampan sudah, langgam terbawa."
- "Tampuk bertangkai."
- "Tangan diatas lebih mulia daripada tangan dibawah."
- "Tangan mencencang bahu memikul."
- "Tangguk lerek dengan bingkainya."
- "Tangguk rapat, keruntung bobos."
- "Telah berasap hidungnya."
- "Telah berurat berakar."
- "Telah dapat gading bertuah, tanduk kerbau mati terbuang."
- "Telah dijual maka dibeli."
- "Telah jadi air."
- "Telunjuk lurus kelingking berkait."
- "Tanaman padi yang belum siap dipanen, mereka menundukkan kepala mereka."
- "Terajak pada orang yang enggan."
- "Terajar pada banteng pincang."
- "Terapung tak hanyut, terendam tak basah."
- "Teras terunjam, gubal melayang."
- "Terbang bertumpu, hinggap mencengkam."
- "Terbulang ayam betina."
- "Tercabut lidah mati."
- "Tercacak seperti lembing tergadai."
- "Tercengang puar bergerak andilau."
- "Tercekau pada ikan bersengat."
- "Terentang suatu tabir yang halus."
- "Tergolek pada tempat yang datar."
- "Terkatung macam biduk patah kemudi."
- "Terpegang di abu arang."
- "Terpegang di abu dingin."
- "Terpeluk biawak sial."
- "Terpijak benang arang, hitam telapak."
- "Tersabung di ayam betina."
- "Tersendeng-sendeng bagai sepat dibawah mengkuang."
- "Tertampi beras bubuk."
- "Tertangkup sama makan tanah, terlentang sama minum air."
- "Tertumbuk biduk dikelokkan, tertumbuk kata dipikiri."
- "Tertumpang biduk tiris."
- "Tiada beban dicari beban, pergi ke pulau batu digalas."
- "Tiada berorang di air."
- "Tiada buruk yang tiada elok."
- "Tiada elok yang tak buruk."
- "Tiada kuning oleh kunyit, tiada hitam oleh arang."
- "Tiada membesarkan air."
- "Tiba di dada dibusungkan, tiba di perut dikempiskan."
- "Tidak ada Penderitaan, Tidak akan Mendapatkan."
- "Tidak berhati berjantung."
- "Tidak biduk karam sebelah."
- "Tidak dirauk menjeriau."
- "Tidak dua kali orang tua kehilangan tongkat."
- "Tidak ingat badan celaka, ingat amat badan binasa."
- "Tidak tahu antah terkunyah."
- "Tidak terindang dedak basah."
- "Tidur bertilam pasir."
- "Tidur berulam air mata."
- "Tiga di atas kepala setiap orang ada dewa."
- "Tinggi kayu ara dilangkahi, rendah bilang-bilang disuruki."
- "Tolak tangga, berayun kaki."
- "Tong kosong nyaring bunyinya."
- "Tongkat membawa rebah."
- "Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi."
- "Tua-tua kelapa, makin tua makin berminyak."
- "Tuah anjing, celaka kuda."
- "Tuah tidak dapat direjan-rejan."
- "Tuak terbeli, tunjang hilang."
- "Tumbuk tanak terserah pada badan seorang."
- "Tumpul ke bawah, lancip ke atas."
- "Tunggang hilang berani mati."
- "Tunggang hilang tak hilang, tunggang mati tak mati."
- "Tunjuk satu jari ke orang lain, tunjuk tiga jari ke diri sendiri."
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
U
[sunting | sunting sumber]- "Ubun masih bergerak sudah angkuh."
- "Udang dalam tangguk."
- "Udang dibalik batu."
- "Udang hendak mengatai ikan."
- "Udang tak tahu dibungkuknya."
- "Ujung jari sambungan lidah."
- "Ular berkepala dua."
- "Ular bukan, ikanpun bukan."
- "Umpama anjing makan muntahnya."
- "Umur baru setahun jagung, darah baru setampuk pinang."
- "Untung ada, tuah tidak."
- "Untung sabut terapung, untung batu tenggelam."
- "Untung sepanjang jalan, malang sekejap mata."
- "Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak."
- "Upah bidan pun tak terbayar."
- "Upah terterima, kerbau pincang."
- "Utang emas dapat dibayar, utang budi dibawa mati."
- "Utang sebelit pinggang."
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
W
[sunting | sunting sumber]Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
Y
[sunting | sunting sumber]- "Yang berkurap pembawa buluh, yang buta pengembus lesung."
- "Yang dijolok tidak dapat, penjolok tinggal diatas."
- "Yang dikandung berceceran, yang dicari tiada dapat."
- "Yang dipandang rupa, yang dimakan rasa."
- "Yang hampa biar terbang, yang bernas biar tinggal."
- "Yang menabur angin, akan menuai badai."
- "Yang menggali lubang, akan terperosok lubang sendiri."
- "Yang secupak takkan jadi segantang."
- "Yang terbujur lalu, yang terlintang patah."
- "Yang untut lain, yang mengasut lain."
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Daftar peribahasa di Wiktionary
- Daftar peribahasa KBBI di Wiktionary
- Peribahasa Indonesia/KBBI - peribahasa yang terdaftar di KBBI
- Daftar peribahasa Melayu (A–M)
- Daftar peribahasa Melayu (N–Z)
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |